Suku Lembak
Suku Lembak[1] atau Melayu Lembak atau bisa juga disebut Orang Linggau، Linggaw (ejaan lama: Linggaoe: bahasa Inggris: Lembak people, alias Linggau or Linggaw) adalah suku bangsa atau kelompok etnik yang mendiami daerah-daerah di Provinsi Bengkulu dan sebagian Provinsi Sumatra Selatan yang tersebar di kota Bengkulu, Bengkulu Utara, kabupaten Bengkulu Tengah, kabupaten Rejang Lebong, dan kabupaten Kepahiang. Suku Lembak di kabupaten Rejang Lebong bermukim di kecamatan Padang Ulak Tanding, Sindang Kelingi, dan Kota Padang. Di Kabupaten Kepahiang, suku Lembak mendiami desa Suro Lembak. Suku lembak juga mendiami wilayah daerah Kota Lubuklinggau, kabupaten Musi Rawas Dan Sebagian berada di daerah Kabupaten Empat Lawang yang berada di wilayah provinsi Sumatra Selatan. Dari beberapa literatur, Suku Lembak berdasarkan jenisnya adalah bagian dari Suku Melayu. Bahasa, adat-istiadat, dan budaya Suku Lembak tidak jauh berbeda dengan masyarakat Melayu pada umumnya.[2]
| |
---|---|
Daerah dengan populasi signifikan | |
Musi Rawas Kota Lubuklinggau Kota Bengkulu Bengkulu Utara Rejang Lebong Kepahiang | |
Bahasa | |
Dominan Lainnya: Melayu Bengkulu | |
Agama | |
Islam | |
Kelompok etnik terkait | |
Subkelompok
Suku Lembak terbagi menjadi 3 bagian sub-suku yang terdiri atas:
- Suku Lembak Lapan
- Suku Lembak Bulang
- Suku Lembak Beliti
Lembak Delapan
Suku Lembak 8 berada di Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu, merupakan sebuah suku yang terdiri dari 8 buah dusun. Namun pada tahun 1983 nama dusun itu diubah menjadi Desa sesuai UU No.5 Tahun 1979 tentang pemerataan desa. Kedelapan desa tersebut adalah:
1. Talang Kering
Masyarakat dari desa Talang Kering menyebar ke Tanjung Agung, Semarang, Surabaya, dan Pasar Bengkulu.
2. Taba Jambu
Masyarakat dari desa Taba Jambu ini menyebar ke Semarang, Surabaya, dan Bentiring.
3. Tanjung / Datar Tanah
Desa ini sekarang lebih dikenal dengan nama Tanjung Terdana, karena letak antara desa yang saling berdekatan. Masyarakat dari desa Tanjung terdana ini menyebar ke Tanjung Agung dan Semarang.
4. Gardin
Desa ini sekarang berubah nama menjadi Talang 4. Dulu di desa Gardin ini terdapat 4 buah pondok. Dari 4 buah pondok tersebutlah masyarakat lebih mengenal desa ini sehingga lambat laun masyarakat menyebutnya desa Talang 4. Masyarakat dari desa Gardin ini menyebar ke Pondok Kubang, Tanjung Dalam, Karang Tinggi, Ujung Karang dan sekitar Talang 4.
5. Sebenjol
Masyarakat dari desa Sebenjol ini menyebar ke Batu Raje, Plajau, Tanjung Dalam, Talang Tengah, dan Paku Haji.
6. Paku Haji
Masyarakat desa ini tetap menetap didesa ini dan mengembangkan adat istiadatnya sendiri dan berkembang dengan warga pendatang yang memasuki desanya.
7. Marulan
Masyarakat desa Marulan ini menyebar ke Linggar Galing, Bajak/Talang Boseng, Talang Pau, dan Sungai Hitam
8. Tanjung Telang
Dulunya di desa ini ada sebuah pohon besar yang bernama pohon Matiring. Masyarakat dari desa Tanjung Telang ini menyebar ke Tanjung Agung, Taba Jambu, dan Tanjung Terdana.
Lembak Bulang
Masyarakat Suku Lembak Bulang berasal dari Desa Tabalagan yang menyebar ke daerah wilayah Samesar (yang lebih dikenal dengan Panorama).Mereka biasa menyebut diri mereka sebagai Orang Bulang. Tidak sulit untuk membedakan Suku Lembak Bulang dengan Suku Lembak Delapan karena bahasa yang mereka gunakan tidak jauh berbeda. Jika masyarakat Suku Lembak 8 menggunakan kata COL untuk menggantikan kata Tidak, lain halnya Suku Lembak Bulang menggunakan kata DIE untuk menggantikan kata Tidak.
Kelurahan atau desa yang termasuk dari Lembak Bulang adalah:
1. Kelurahan Dusun besar
2. Kelurahan Panorama
3. Kelurahan Jembatan Kecil
4. Kelurahan Pagar Dewa
5. Kelurahan Sukarami
6. Kelurahan Pekan Sabtu
7. Kelurahan Betungan
8. Desa Lagan
9. Desa Taba Lagan
10. Desa Lagan Bungin
11. Desa Bukit
12. Desa Pulau Panggung dan Sekitarnya
Lembak Beliti
Suku Lembak Beliti bisa dikatakan suku paling bungsu. Suku ini adalah adik dari Suku Lembak 8. Dulu ada dua orang kakak beradik yang laki-laki melahirkan Suku Lembak 8 dan yang adik perempuan melahirkan Suku Lembak Beliti. Kita dapat bertemu dengan masyarakat Suku Lembak Beliti di daerah antara Kepala Curup (Rejang Lebong) dengan Lubuk Linggau (Palembang). Bahasa yang mereka gunakan juga sangat berbeda dari Suku Lembak 8 dan Bulang. Bahasa yang mereka gunakan pada dasarnya sama, hanya agak meleok-leok.
Desa yang termasuk dari Lembak Beliti adalah:
1. Desa Beliti
2. Desa Guru Agung
3. Desa Talang Padang
4. Desa Padang Ulak Tanding
5. Ujan Panas
6. Desa Talang Rejo
7.Desa Tempel Rejo
8. Desa Kayu Ara
9. Desa Karang Pinang
10.Desa Lubuk Alay
11. Desa Nyagung
12. Desa Tanjung Eran
13. Desa Balai Buntar
Bahasa
Bahasa yang digunakan oleh suku Melayu Lembak ialah Bahasa Melayu dialek Lembak atau biasa disebut Bahasa Col/Cul.[3] Suku Lembak bisa dikategorikan serumpun, satu rumpun (Rumpun Melayu), atau bahkan sama dengan kelompok masyarakat disekitarnya, namun dalam beberapa hal terdapat perbedaan. Jika ditinjau dari segi bahasanya, bahasa Melayu Lembak dengan Melayu Bengkulu (pesisir) terdapat perbedaan dari segi pengucapan kata-katanya, Melayu Bengkulu kata-katanya banyak diakhiri dengan huruf 'o' sedangkan dalam bahasa Melayu Lembak banyak menggunakan huruf 'e', selain itu banyak ditemui kosakata yang berbeda.
Untuk membedakan ketiga suku tersebut dapat kita kenali dari bahasa yang mereka gunakan.
Contoh:
Lembak 8 : ”Ndak kemane nga..?” Lembak bulang: “Ndak kemane nga..?” Lembak beliti: “Nak hane nga..?” Indonesia : “ Mau ke mana kamu..?”
Lembak 8 : “Ape lan nga..?” Lembak bulang: “Ape lan nga..?” Lembak beliti: “Name lan nga..?” Indonesia : “Apa pekerjaan mu..?”
Lembak 8 : “Mela kite minom ayo kupi dai..” Lembak bulang: “Mela kite neron kudai..” Lembak beliti: “La te nom ayik opi dai..” Indonesia : “Mari kita minum air kopi dulu..”
Lembak 8 : “Nga ndak milu ku col..?” Lembak bulang: “Nga ndak nurut ku die..?” Lembak beliti: “Nak ilu ye..?” Indonesia : “ Kamu mau ikut aku tidak..?”
Lembak 8 : “Ku ndak kome..” Lembak bulang: “Ku ndak ke ome..” Lembak beliti: “Ku nak kume..” Indonesia : “Aku mau ke sawah.."
Namun tiga Bahasa suku Lembak diatas itu hanyalah bahasa Umum yang lebih mudah dimengerti orang banyak, tetapi jika anda menelusuri lebih jauh lagi tentang Bahasa Lembak, maka anda akan menemukan bahasa dengan kosakata yg berbeda lagi yang tak umum seperti di Desa Ujan Panas, itu merupakan salah satu Desa yang dihuni oleh penduduk Suku Lembak yang tertua
Contoh Bahasa Suku Melayu Lembak di desa Ujan Panas :
1.Name lan nga da?
Nue lokak a?
Namehuwe maco nga to?
artinya :Apa pekerjaanmu
2.Nak kane nga da?
Mane angok nga da?
Kane adok nga da?
Artinya : Mau kemana kamu?
3.Nak ilu ku ye nga?
Artinya : Kamu mau ikut saya tidak?
Nah itulah beberapa contoh bahasa Lembak yang ada didesa Ujan Panas dan kawasan sekitarnya, Tapi tak hanya sampai disitu saja, masih banyak lagi kosakata asli suku lembak yang masih murni milik suku lembak yang mungkin aneh bagi yang baru mendengarnya.
Selain itu Bahasa Lembak juga punya banyak seni sastra yaitu berupa cerita rakyat khas lembak,Syair,Pantun dan Pribahasa yang berisi nasihat atau Petuah turun temurun dari leluhurnya zaman dulu.
Budaya
Suku Lembak adalah pemeluk agama Islam sehingga budayanya banyak bernuansakan Islam, disamping itu masih ada pengaruh dari kebudayaan lainnya. Dari sisi adat-istiadat antara Melayu Bengkulu dan suku Lembak ada terdapat kesamaan dan juga perbedaan, ada hal-hal yang terdapat dalam Melayu Bengkulu tidak terdapat dalam masyarakat Lembak, dan sebaliknya. Secara garis besar, kebudayaan Melayu mendominasi kebudayaan suku Lembak.
Domisili
Suku lembak yang tinggal di kota bengkulu meliputi kelurahan dusun besar,jembatan kecil,panorama,sukarami,pagar dewa,pekan sabtu,betungan,tanjung agung,tanjung jaya,semarang,surabaya dan bentiring.
Referensi
Catatan kaki
- ^ "Lembak (suku)". kbbi.kemdikbud.go.id. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Diakses tanggal 17 Juni 2021.
Lembak merupakan suku bangsa yang mendiami daerah di Provinsi Bengkulu dan Provinsi Sumatra Selatan
- ^ https://www.onesearch.id/Record/IOS2803.coe-6-budaya-lokal-riau/TOC
- ^ https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel/3361/bahasa-lembak-sejarah-singkat-bentuk-pelestarian-dan-statusnya-kini
Bacaan lanjutan
- Hidayah, Zulyani (2020). A Guide to Tribes in Indonesia: Anthropological Insights from the Archipelago (dalam bahasa Inggris). Springer Nature. ISBN 978-981-15-1835-5.
- Melalatoa, M. Junus (1995). Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia Jilid L-Z. Direktorat Jenderal Kebudayaan.
- Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah (1978). Sejarah Daerah Bengkulu. Direktorat Jenderal Kebudayaan.
Pranala luar
- (Indonesia) Pengunduhan kamus bahasa Lembak
- (Indonesia) Kamusiana: Kamus bahasa Lembak