Ahmad Najamuddin Prabu Anom

Sultan Palembang
Revisi sejak 21 Maret 2022 11.59 oleh RM Abdurrofi (bicara | kontrib) (Pendahulu)


Sultan Ahmad Najamuddin Prabu Anom merupakan Sultan terakhir Kesultanan Palembang Darussalam (1821-1823). Ia dilahirkan di Palembang pada hari kamis tanggal 14 Syafar 1211 H (18 Agustus 1796 M). Ayahnya adalah Sultan Ahmad Najamuddin Pangeran Adipati atau dikenal juga dengan nama Susuhunan Husin Diauddin, sedangkan ibunya bernama Ratu Nakiah binti Pangeran Suryo Wikrama Dawau bin Pangeran Suryo Dilaga bin Sultan Mahmud Badaruddin Jaya Wikrama.

Sultan Ahmad Najamuddin Prabu Anom
Duli Yang Maha Mulia
Sultan Palembang Ke-10
Berkuasa16 Juli 1821
PendahuluSultan Susuhunan Husin Dhiauddin bin Sultan Muhammad Bahauddin
PenerusMonarki Dihapuskan

Sultan Mahmud Badaruddin III Raden Haji Muhammad Syafei Prabu Diraja (2003-2017)

Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin (2006-Sekarang)
Kelahiran1795
Kematian21 Jumadil Awal 1260H atau tahun 1844
PasanganNayu Ratu Maryam

Embok Nayu Embok Raden Embok Raden Cinto Rasmi

Embok Jalima
KeturunanDari Embok Jalima
  • Raden Ayu Nakiyah
  • Raden Muhammad Ali
  • Raden Abdurrahman
Nama lengkap
Sri Paduka Sultan Ahmad Najamuddin Prabu Anom Bin Sultan Susuhunan Husin Dhiauddin
WangsaPalembang
AyahSultan Susuhunan Husin Dhiauddin bin Sultan Muhammad Bahauddin
IbuRatu Nakiah Binti Pangeran Suryo Wikrama Dawau bin Pangeran Suryo Dilaga bin Sultan Mahmud Badaruddin Jaya Wikrama
AgamaIslam

Ia mendapatkan pendidikan dari ulama besar waktu itu seperti : Syekh Kgs. Muhammad Akib, Kgs. Muhammad Zen, Kms. Muhammad bin Ahmad, Sayid Muhammad Arif Jamalullail, dll.

Silsilah

Nasab lengkapnya adalah Sultan Ahmad Najamuddin Prabu Anom bin Sultan Ahmad Najamuddin Pangeran Adipati (Susuhunan Husin Diauddin) bin Sultan Muhammad Bahauddin bin Sultan Ahmad Najamuddin Adi Kusuma bin Sultan Mahmud Badaruddin Jaya Wikrama bin Sultan Muhammad Mansyur Jaya ing Laga bin Sultan Susuhunan Abdurrahman Khalifatul Mukminin Sayyidul Imam bin Pangeran Seda ing Pasarean bin Pangeran Manconegara Caribon.

Berdasarkan catatan Tuan Guru Jalaluddin bil Faqih (yang hidup dimasa Sultan Muhammad Mansur), Nasab Pangeran Manconegara sebagai berikut:

Pangeran Manconegara Caribon bin Maulana Abdullah Adipati Sumedang Negara bin Maulana Ali Mahmud Nuruddin Pangeran Wiro Kusumo, keturunan Sunan Giri.

Masa Pemerintahan

Sultan Ahmad Najamuddin (iv) Prabu Anom, diangkat menjadi Sultan Palembang Darussalam menggantikan saudara sepupunya Sultan Ahmad Najamuddin (iii) Pangeran Ratu bin Sultan Mahmud Badaruddin (ii) Pangeran Ratu bin Sultan Muhammad Bahauddin.

Dia mulai memerintah pada tanggal 16 Juli 1821. Tidak lama memerintah, Sultan berselisih dengan Kolonial Belanda. Pada tanggal 21 November 1824, Sultan dibantu keluarga, alim-ulama dan rakyat, menyerbu garnisun Belanda di Kuto Besak. Selepas melakukan penyerangan, Sultan beserta pengikutnya hijrah ke daerah Ogan.

Beberapa waktu kemudian, tersiar khabar, Sultan berhasil ditangkap oleh Belanda, dan pada tahun 1825, Sang Sultan dibawa ke Batavia, dan setelah itu dipindahkan ke wilayah pedalaman daerah Menado (Sulawesi Utara).

Legenda Sultan Amuk

Sultan Ahmad Najamuddin Prabu Anom, dikenal Belanda sebagai seorang yang pemberani dan sulit untuk dikendalikan, hal inilah yang membuatnya digelari Sultan Amuk oleh Belanda.

Pranala luar