Tanaman teh
Tanaman teh | |
---|---|
Dedaunan Camellia sinensis | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Divisi: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | C. sinensis
|
Nama binomial | |
Camellia sinensis | |
Sinonim[1] | |
|
Camellia sinensis adalah tanaman teh, spesies tanaman yang daun dan pucuk daunnya digunakan untuk membuat teh. Tumbuhan ini termasuk genus Camellia (Hanzi tradisional: 茶花; Hanzi: 茶花; Pinyin: Cháhuā), suatu genus tumbuhan berbunga dari famili Theaceae. Teh putih, teh hijau, teh oolong, teh hitam (atau teh merah) semuanya dihasilkan dari olahan daun spesies ini, tetapi diproses secara berbeda untuk memperoleh tingkat oksidasi yang berbeda. Kukicha (teh ranting) juga dipanen dari Camellia sinensis, tetapi tidak memakai daun melainkan ranting.
Nama sinensis dalam bahasa Latin berarti Cina. Sedangkan Camellia diambil dari nama Latin Georg Kamel, S.J (1661 - 1706), seorang imam katolik kelahiran Ceko yang menjadi seorang pakar botani dan misionaris. Meskipun Kamel tidak menemukan maupun menamai tumbuhan ini, Carolus Linnaeus, pencipta sistem taksonomi yang masih dipakai hingga sekarang, memilih namanya sebagai penghargaan atas kontribusi Kamel terhadap sains. Nama lama untuk tumbuhan teh ini adalah Thea bohea, Thea sinensis, dan Thea viridis.
Deskripsi
Camellia sinensis berasal dari daratan Asia Selatan dan Tenggara, tetapi sekarang telah dibudidayakan di seluruh dunia, baik daerah tropis maupun subtropis. Tumbuhan ini merupakan perdu atau pohon kecil yang biasanya dipangkas bila dibudidayakan untuk dipanen daunnya. Ia memiliki akar tunggang yang kuat. Bunganya kuning-putih berdiameter 2,5–4 cm dengan 7 hingga 8 petal.
Biji Camellia sinensis serta biji Camellia oleifera dapat dipres atau diperas untuk mendapatkan minyak teh, suatu bumbu yang agak manis sekaligus minyak masak yang berbeda dari minyak pohon teh, suatu minyak atsiri yang dipakai untuk tujuan kesehatan dan kecantikan dan berasal dari dedaunan tumbuhan yang berbeda.
Daunnya memiliki panjang 4–15 cm dan lebar 2–5 cm. Daun segar mengandung kafeina sekitar 4%.[2] Daun muda yang berwarna hijau muda lebih disukai untuk produksi teh; daun-daun itu mempunyai rambut-rambut pendek putih di bagian bawah daun. Daun tua berwarna lebih gelap. Daun dengan umur yang berbeda menghasilkan kualitas teh yang berbeda-beda, karena komposisi kimianya yang berbeda. Biasanya, pucuk dan dua hingga tiga daun pertama dipanen untuk pemrosesan. Pemetikan dengan tangan ini diulang setiap dua minggu.
Budidaya
Tanaman teh terutama dibudidayakan di daerah beriklim tropis dan subtropis, di areal dengan curah hujan sedikitnya 50 inci setahun. Namun, ia dibudidayakan secara komersial dari katulistiwa hingga sejauh Cornwall di daratan utama Inggris.[3] banyak teh kualitas tinggi ditanam di ketinggian hingga 1500 meter karena pada ketinggian tersebut, tanaman ini tumbuh lebih lambat dan rasanya menjadi lebih baik.
Tumbuhan teh akan menjadi pohon jika dibiarkan tumbuh begitu saja, sedangkan tanaman teh budidaya dipangkas agar mudah dipetik.
Teh India
Teh India biasanya diklasifikasikan berdasarkan daerah tumbuhnya; tiga daerah penghasil teh utama di India dalah Darjeeling, Assam dan Nilgiri.
Karena kondisi tumbuh yang bagus Darjeeling dianggap penggemar teh sebagai teh India yang terbaik.
Assam adalah daerah penghasil teh terbesar di India dengan produksi 473.000 ton setiap tahunnya. Assam memiliki 271.768 hektare perkebunan teh dengan 43.293 hektare tanaman yang berproduksi. Teh Assam kaya akan rasa [1][pranala nonaktif permanen] dan sering digunakan sebagai bahan utama campuran teh sarapan pagi.
Teh Nilgiri ditanam di wilayah pegunungan Biru India Selatan. Daerah penghasil ini meliputi 62.039 hektare dan 62.145 hektare kebun teh. Produksi teh tahunan sekitar 120.000 ton.
Teh Cina
Tanaman Teh Cina (kadang-kadang disebut Camellia sinensis var. sinensis) adalah semak berdaun kecil dengan banyak cabang yang mencapai tinggi sekitar 3 meter dan berasal dari Cina tenggara. tanaman teh pertama yang ditemukan, tercatat dan dipakai untuk menghasilkan teh tiga ribu tahun yang lalu, ia menghasilkan beberapa teh yang terpopuler.
Camellia sinensis var. waldenae semula dianggap sebagai spesies yang berbeda, Camellia waldenae oleh S.Y.Hu,[4] tetapi kemudian diidentidikasi sebagai varietas dari Camellia sinensis.[5] Varietas ini umum disebut Camellia Walden. Ia terlihat di puncak gunung Tai Mo Shan dan Tai Tung Shan di Hong Kong. Ia juga tersebar di Provinsi Guangxi, Cina.[4]
Penggunaan Pengobatan
- Daun teh digunakan dalam pengobatan tradisional Tionghoa serta sistem pengobatan lainnya untuk mengobati asma (berfungsi sebagai pelebar bronkus), angina pektoris, penyakit vaskuler perifer, dan penyakit jantung koroner.
Ekstrak teh telah menjadi perhatian karena diketahui mempunyai aktivitas antibakteri. Pengawetan makanan organik yang diproses serta pengobatan infeksi bakteri yang menetap sedang diselidiki.
- Daun teh hijau dan ekstraknya telah ditunjukkan efektif terhadap bakteri yang menyebabkan napas buruk.
- Komponen kimia teh yang disebut epikatekin galat di sedang diteliti karena eksprerimen in-vitro menunjukkan bahwa ia dapat membalikkan kekebalan bakteri terhadap antibiotik metisilin pada bakteri seperti Staphylococcus aureus. Dikonfirmasi bahwa jika dikombinasikan meminum bersama ekstrak teh yang mengandung komponen ini akan meningkatkan efektivitas pengobatan dengan metisilin terhadap bakteri yang kebal.
Referensi
- ^ Min T, Bartholomew B. "18. Theaceae". Flora of China. 12.
- ^ "Camellia sinensis". Diakses tanggal 2008-02-18.
- ^ Telegraph Online, 17 Sept 2005. http://www.telegraph.co.uk/gardening/main.jhtml?xml=/gardening/2005/09/17/gtea17.xml Diarsipkan 2008-05-07 di Wayback Machine.
- ^ a b The International Camellia Society (ICS)[pranala nonaktif permanen]
- ^ Ming, T. L. (1992) A revision of Camellia sect. Thea. Acta Botanica Yunnanica. 14(2), 115-132. In Chinese.
Pranala luar
- "Camellia sinensis". Integrated Taxonomic Information System.
- Camellia sinensis from Purdue University
- Plant Cultures: botany and history of the tea plant Diarsipkan 2008-08-27 di Wayback Machine.
- Camellia sinensis Classification Diarsipkan 2016-01-17 di Wayback Machine. from Toklai Tea Research Station, Jorhat, Assam.
- Antibacterial Activity of Green Tea Extracts against Streptococcus anginosus group: http://ci.nii.ac.jp/naid/10017425510/en/
- The effect of a component of tea (Camellia sinensis) on methicillin resistance in Staphylococcus: http://jac.oxfordjournals.org/cgi/content/abstract/42/2/211
- List of Chemicals in Camellia sinensis (Dr. Duke's Databases) Diarsipkan 2004-11-18 di Wayback Machine.