Alam bawah sadar

Revisi sejak 22 Maret 2022 08.43 oleh Mirani Pramitasari (bicara | kontrib) (menambahkan paragraf kedua pada subjudul Bahasa beserta referensinya)

Alam bawah sadar, pikiran bawah sadar atau ketidaksadaran terdiri dari proses dalam pikiran yang terjadi secara mendadak dan tak ada dalam wawas diri dan meliputi proses, ingatan, peminatan dan motivasi pikiran.[1]

Bahkan meskipun prosesnya berada di bawah permukaan alam kesadaran, alam bawah sadar dianggap memberikan dampak pada perilaku. Istilah tersebut dicetuskan oleh filsuf Jerman abad ke-18 Friedrich Schelling dan kemudian diperkenalkan ke dalam bahasa Inggris oleh penyair dan esais Samuel Taylor Coleridge.[2][3]

Alam bawah sadar pada manusia dapat berupa refleksi atas pemikiran-pemikiran yang mendalam maupun pikiran serta perasaan yang intuitif. Dalam kondisi tidak sadar, alam bawah sadar dapat muncul melalui mimpi dalam bentuk citra atau simbol, bukan berupa pikiran yang rasional.[4]

Teori alam bawah sadar

Kajian mengenai alam bawah sadar berasal dan merupakan penjabaran dari psikoanalisis. Sigmund Freud menggali tentang alam bawah sadar dan dikaitkan dengan kerangka teori psikoanalisis.[5] Buku The Interpretation of Dreams yang diterbitkan pada tahun 1900 dan ditulis oleh Sigmund Freud membahas tentang pikiran alam bawah sadar yang muncul dalam mimpi.[6]

Untuk mengembangkan teorinya tentang alam bawah sadar, Sigmund Freud menjabarkan tiga istilah yaitu id, ego dan superego. Id (istilah ini lebih dulu dipakai oleh Nietzsche) sebagai prinsip dan naluri manusia untuk memperoleh kesenangan dan menghindari hal-hal yang tidak menyenangkan. Superego merupakan naluri manusia untuk membedakan mana yang salah dan mana yang benar seperti nasihat orangtua yang tertanam dalam lubuk hati manusia. Pada level terendah, ada pertentangan antara id dengan superego yang mana id mengontrol manusia untuk mendapatkan kesenangan, sementara itu superego membisikkan hati manusia bahwa hal tersebut tidak boleh dilakukan karena salah. Sedangkan ego diidentifikasikan sebagai kesadaran diri dan dapat berfungsi sebagai penengah antara id dan superego.[7]

Beberapa alternatif teori tentang alam bawah sadar dkembangkan oleh Carl Gustav Jung pada tahun 1920-an dan Jacques Lacan pada awal tahun 1950-an.[8]

Carl Gustav Jung mengklasifikasikan alam bawah sadar menjadi dua yaitu alam bawah sadar personal dan alam bawah sadar kolektif.[9] Pikiran bawah sadar berkembang dalam interaksi yang dinamis dengan ranah bawah sadar yang meliputi asumsi terselubung yang terdapat pada keluarga serta masyarakat yang tecermin dari kehidupan sosial, budaya, sejarah, nilai dan prinsip, serta hubungan keluarga.[10] Berdasarkan analisis dari Sigmund Freud bahwa didikan orangtua serta lingkungan sosial sangat berpengaruh dan akan tertanam dalam struktur mental individu.[11]

Perbedaan pikiran alam bawah sadar dan pikiran sadar

Pikiran manusia dibagi menjadi dua bagian yaitu pikiran sadar dan pikiran alam bawah sadar. Pikiran sadar menganalisis, berpikir, dan mengumpulkan informasi yang masuk ke delam otak. Sementara itu, pikiran alam bawah sadar merupakan pikiran subtil di mana memori masa kecil masih berpengaruh hingga dewasa.[12]

Bahasa

Alam bawah sadar menggunakan bahasa yang disebut hipnolinguistik. Bahasa ini dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena psikologis yang tidak berdasarkan pada perintah otak secara sadar. Salah satu fenomena ini yaitu mengigau. Suara yang dihasilkan oleh orang yang mengigau tidak dihasilkan sebagai bentuk perintah dari otak. Karena itu, orang yang mengigau tidak mengetahui suara yang dihasilkan oleh dirinya.[13]

Salah ucap merupakan salah satu contoh bahwa alam bawah sadar ikut berpengaruh dalam hal berkomunikasi secara sadar, seseorang baru menyadari setelah berucap.[14]

Catatan

  1. ^ Westen, Drew (1999). "The Scientific Status of Unconscious Processes: Is Freud Really Dead?". Journal of the American Psychoanalytic Association. 47 (4): 1061–1106. doi:10.1177/000306519904700404. PMID 10650551. Diakses tanggal June 1, 2012. 
  2. ^ Bynum; Browne; Porter (1981). The Macmillan Dictionary of the History of Science. London. hlm. 292. 
  3. ^ Christopher John Murray, Encyclopedia of the Romantic Era, 1760-1850 (Taylor & Francis, 2004: ISBN 1-57958-422-5), pp. 1001–02.
  4. ^ Jung, Carl Gustav (2018). Manusia dan Simbol-simbol. Yogyakarta: Basabasi. hlm. 9. ISBN 978-602-6651-82-2. 
  5. ^ Kellerman, Henry (2020). The Unconscious Domain. Springer. hlm. 19–20. ISBN 978-3-030-35008-6. 
  6. ^ Gamwell, Lynn (2000). Dreams 1900-2000. New York, Vienna: Cornell University Press. hlm. 13. 
  7. ^ Joseph, Dr. R (1992). The Right Brain and the Unconscious. New York: Plenum Publishing Corporation. hlm. 20. ISBN 978-0-306-44330-5. 
  8. ^ Gamwell, Lynn (2000). Dreams 1900-2000. New York dan Vienna: Cornell University Press. hlm. 14. 
  9. ^ Joseph, Dr. R (1992). The Right Brain and the Unconscious. New York: Plenum Publishing Corporation. hlm. 17. ISBN 978-0-306-44330-5. 
  10. ^ Scharff, Davie E (2011). The Interpersonal Unconscious. Rowman & Littlefield Publishing Group. hlm. 1. ISBN 978-0-7657-0870-0. 
  11. ^ Scharff, David E (2011). The Interpersonal Unconscious. Rowman & Littlefield Publishing Group. hlm. 3. ISBN 978-0-7657-0870-0. 
  12. ^ Sharma, N.K (2016). Miraculous Power of Subconscious Mind. New Delhi: Prabhat Prakashan. hlm. 16. ISBN 978-93-5186-712-8. 
  13. ^ Rijal, Syamsul (2015). "Hipnolinguistik: Bahasa Alam Bawah Sadar" (PDF). Jurnal Pendidikan Progresif. V (2): 191. 
  14. ^ Ogden, C.K (2001). The Child's Unconscious Mind. London: Taylor adn Francis Group. hlm. 55. ISBN 0415-20994-3. 

Referensi

Pranala luar