Stasiun Blitar

stasiun kereta api di Indonesia


Stasiun Blitar (BL) adalah stasiun kereta api kelas besar yang terletak di Kepanjenkidul, Kepanjenkidul, Blitar; pada ketinggian +167 meter; dan termasuk dalam Daerah Operasi VII Madiun. Stasiun ini melayani semua layanan kereta api penumpang yang melintasi jalur Malang–Kertosono.

Stasiun Blitar
Kereta Api Indonesia

Pintu masuk Stasiun Blitar, 2019
Lokasi
Koordinat8°6′5″S 112°9′47″E / 8.10139°S 112.16306°E / -8.10139; 112.16306
Ketinggian+167 m
Operator
Letak
km 122+895 lintas Bangil-Blitar-Kertosono[1]
Jumlah peron3 (satu peron sisi yang rendah dan dua peron pulau yang cukup tinggi)
Jumlah jalur8 (jalur 2: sepur lurus)
LayananGajayana (reguler & tambahan), Brawijaya, Singasari, Brantas (reguler & tambahan), Malabar, Kertanegara, Malioboro Ekspres (Fakultatif), Majapahit, Matarmaja (reguler & tambahan), Kahuripan, Dhoho, Penataran, dan Parcel ONS Tengah
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar tipe B
Sejarah
Dibuka16 Juni 1884
Operasi layanan
Lua error in Modul:Adjacent_stations at line 219: Jalur tidak dikenal "Dhoho".
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Cetak tiket mandiri Ruang/area tunggu Pemesanan langsung di loket Layanan pelanggan Pusat informasi Musala Toilet Tempat naik/turun Pos kesehatan Pertokoan/area komersial Ruang menyusui VIP Isi baterai Area merokok 
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Di bagian dalam stasiun terdapat patung beserta foto tentang Presiden Indonesia pertama, Soekarno, untuk mengingatkan bahwa Soekarno dimakamkan di Blitar. Sementara itu, terdapat depo kereta di sebelah selatan stasiun yang kembali digunakan pada 2017.

Terkait adanya perubahan kewilayahan stasiun-stasiun milik PT KAI, stasiun ini bersama dengan Stasiun Talun dan Stasiun Garum—sebelumnya termasuk dalam Daerah Operasi VIII Surabaya—kini masuk ke dalam Daerah Operasi VII Madiun sejak 1 Agustus 2016.[3]

Sejarah

 
Bangunan generasi pertama Stasiun Blitar
 
Gerbong-gerbong yang sedang parkir di Stasiun Blitar saat terjadi letusan Gunung Kelud, 1919

Stasiun Blitar diresmikan pada 16 Juni 1884 sebagai bagian dari pembangunan jalur ruas Tulungagung–Blitar oleh Staatsspoorwegen, kemudian jalur dari Blitar menuju Malang terhubung sepenuhnya oleh jalur kereta api pada tahun 1896.[4][5][6]

Menurut sejarah, stasiun ini beserta sejumlah stasiun lainnya di "jalur kantong" pernah terkena dampak letusan Gunung Kelud pada Mei 1919 yang menyebabkan kegiatan di wilayah Blitar lumpuh.[7]

Bangunan Stasiun Blitar yang saat ini bukan merupakan bangunan asli karena bangunannya telah dilakukan renovasi. Salah satu ciri khas yang tampak pada bangunan hasil renovasi yaitu adanya langgam arsitektur yang terinspirasi dari Art Deco sekitar tahun 1950-an.[8]

Bangunan dan tata letak

Stasiun Blitar memiliki delapan jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus ditambah satu jalur menuju kawasan depo kereta, tetapi hanya jalur 1–3 yang sering digunakan untuk kedatangan dan keberangkatan kereta api.

Di sekeliling dinding ruang tunggu stasiun terdapat patung dan poster foto-foto besar Presiden Republik Indonesia yang pertama, Soekarno, disertai sekelumit kisah hidupnya setelah dilakukan renovasi pada tahun 2013–2014 dan mengalami beberapa pembangunan kembali pada awal tahun 2019. Selain untuk mengingatkan bahwa Bung Karno dimakamkan di Kota Blitar, hal ini bertujuan untuk mengajak masyarakat masa kini untuk mengenang jasa kepahlawanan serta meneladani sifat dan sikapnya.[9] Selain diorama, stasiun ini juga memajang patung Bung Karno di depannya.[10]

Di sebelah selatan dan barat daya stasiun ini berturut-turut terdapat depo kereta dan jembatan putar lokomotif. Depo tersebut sempat tidak digunakan selama beberapa tahun hingga akhirnya digunakan kembali sejak tahun 2017—bersamaan dengan perpanjangan lintas pelayanan KA Singasari (sebelumnya KA Krakatau), KA Brantas, dan KA Kahuripan yang sebelumnya hanya sampai Kediri.

Ke arah barat stasiun ini, sebelum Stasiun Rejotangan, terdapat Stasiun Bendo yang kini telah dinonaktifkan dan bangunannya sudah lama dirobohkan. Sedangkan ke arah timur stasiun ini, sebelum Stasiun Garum, terdapat Halte Gebang yang kini juga dinonaktifkan, tetapi bangunannya masih utuh.

Layanan kereta api

Penumpang

Antarkota

Lokal

Barang

Jalur lintas selatan Jawa

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ "Daop Madiun Tambah Tiga Stasiun Kereta Api - ANTARA News Jawa Timur". Antara News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-31. Diakses tanggal 2018-03-31. 
  4. ^ "Blitar: Stasiun Antik Berumur 130 Tahun". Majalah KA, Juni 2007.
  5. ^ Staatsspoorwegen Ned. Indië (1896). Statistiek van het vervoer op de spoorwegen en tramwegen met machinale beweegkracht in Nederlandsch-Indië. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  6. ^ Pincoffs, L. dkk. (1873). Spoorwegen op Java. Rotterdam: Commissie voor de Spoorwegen op Java. 
  7. ^ Gunn, Angus M. (Angus Macleod), 1920- (2008). Encyclopedia of disasters : environmental catastrophes and human tragedies. Westport, Conn.: Greenwood Press. ISBN 978-0-313-08747-9. OCLC 212958719. 
  8. ^ Pandu Aji. "Info dan Foto Foto dan Sejarah Stasiun Blitar". Jelajah Blitar (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-31. 
  9. ^ "Menyusuri Perjalanan Kereta Api Melewati Stasiun-Stasiun Di Blitar – Info Kereta Api". Diakses tanggal 2018-12-19. 
  10. ^ "Pertama di Indonesia, Stasiun Blitar Kini Punya Patung Bung Karno, Langsung Jadi Objek Foto Warga". Tribun Madura. Diakses tanggal 2020-01-31. 

Pranala luar

Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Bendo
ke arah Kertosono
Kertosono–Bangil Gebang
ke arah Bangil