Igir Al-Qatiri

Sastrawan indonesia

Igir Al-Qatiri (lahir di Jayapura 27 Mei 1975) dengan nama lengkap Irham Muchsin Al Qatiri adalah Sastrawan asal Papua berdarah Papua, Ternate, Cina dan Arab.  Ia tinggal di Polimak III, Jayapura Selatan, Kota Jayapura yang sudah menghasilkan 34 buku dan 1.731 puisi dimana karya sastra ini diterbitkan secara nasional maupun internasional.[1]

Ia menempuh pendidikan di SD, SMP, dan jenjang sekolah pendidikan atas di Kota Jayapura. Ia menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 3 Jayapura Kotaraja Jurusan Teknik Listrik.

Ia adalah anak kedua dari lima bersaudara dari pasangan Muchsin dan Khadijah. Ayahnya bernama Muchsin Mursalin (Alm) bin Husain bin Syekh Usman Lahmadi Al-Qatiri asal Ternate keturunan Cina Arab yang wafat tahun 2007 sedangkan ibunya bernama Khadijah Arfan Khari asal Sorong, Raja Ampat, Papua Barat.

Sepeninggal ayahnya tahun 2007, Ia bekerja sebagai teknisi listrik di Jayapura ketika ia kelas 1 STM. Ia menjadi tulang punggung keluarganya dengan teknisi listrik untuk bangunan-bangunan megah, masjid-masjid yang ada di Kota Jayapura, kantor pemerintahan Provinsi Papua, dan Pemda Papua.

Aktivitas

Pada tahun 2011 Igir merilis buku Menelusuri Jejak Langkah Sang Legenda Black Brothers. Berkat bantuanya pada tahun 2014 ia merintis untuk memanggil kembali grup legendaris Black Brother masuk kembali ke Indonesia. Pada tahun 2016, atas kerinduan Igir supaya Sastrawan Papua bersatu, akhirnya Ia mendirikan Pilamo Aksara yaitu komunitas sastra Papua. Ia juga aktif dalam pertemuan-pertemuan sastrawan Papua bersama sahabat-sahabatnya serta terlibat dalam kegiatan-kegiatan lain.[2][3]

Hobi

Ia memiliki hobi membaca buku, menulis puisi, surat cinta, novel, dan banyak karya sastra lain [4].Selain itu ia suka memakai sepatu siang malam warna-warni. Dia sangat suka membaca buku Kahlil Gibran yang juga tokoh yang memotivasinya untuk menulis lebih serius.

Karya-karya yang dihasilkan

  • Cinta Bergerimis Dusta (Novel)
  • Lonceng Kematian (Novel)
  • Retak-retak Cinta (Novelit)
  • Potret Buram Seniman Papua (Antopologi Puisi)
  • Festival Perasaan (Antopologi Puisi)
  • Doktrin Penyejuk Jiwa (Antopologi Kata-kata Mutiara)
  • Kias pada wujudNya[5]
  • Sebait sajak untuk saudaraku[6]

Referensi

  1. ^ "Ahli Listrik Ini Menjadi Sastrawan Terkenal di Papua". Cendana News. 2017-03-21. Diakses tanggal 2020-02-26. 
  2. ^ "Inilah Nama-Nama 100 Sastrawan Peserta Festival Sastra Yogyakarta JOGLITFEST 2019". WARTA AGENDA ACARA | PAWARTA ADICARA JARINGACARA. 2019-09-27. Diakses tanggal 2020-02-27. 
  3. ^ "Joglitfest 2019 Hadirkan Lebih dari 100 Sastrawan". Tribun Jogja. Diakses tanggal 2020-02-27. 
  4. ^ "Ahli Listrik Ini Menjadi Sastrawan Terkenal di Papua". Cendana News. 2017-03-21. Diakses tanggal 2020-02-27. 
  5. ^ Putih, Rajawali Bersorban (Sabtu, 30 Oktober 2010). "Kias pada Wujud-NYA: "..IGIR ALQATIRI.."". Kias pada Wujud-NYA. Diakses tanggal 2020-02-27. 
  6. ^ "sebait sajak untuk saudaraku, Igir Alqatiri". ++++NAZAM ME++++. 2010-10-10. Diakses tanggal 2020-02-27.