Papua Barat
1°37′S 132°14′E / 1.617°S 132.233°E
Papua Barat
Irian Jaya Barat | |
---|---|
Motto: Cintaku negeriku | |
Negara | Indonesia |
Dasar hukum pendirian | UU No. 45 tahun 1999 PP No. 24 tahun 2007 |
Hari jadi | 12 Oktober 1999 |
Ibu kota | Kota Manokwari |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Gubernur | Dominggus Mandacan |
• Wakil Gubernur | Mohamad Lakotani |
• Sekretaris Daerah | Nataniel Mandacan |
• Ketua DPRPB | Orgenes Wonggor |
Luas | |
• Total | 102.955,15 km2 (39,751,21 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 1.134.068 jiwa |
• Kepadatan | 9,54/km2 (24,7/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Kristen 62,88% - Protestan 54,17% - Katolik 8,71% Islam 36,74% Buddha 0,19% Hindu 0,19%[1] |
• Bahasa | Indonesia Melayu Papua bahasa daerah |
• IPM | 65,26 (2021) sedang [2] |
Zona waktu | UTC+09:00 (WIT) |
Kode pos | 981xx-984xx |
Kode area telepon | Daftar
|
Kode ISO 3166 | ID-PB |
Pelat kendaraan | PB |
Kode Kemendagri | 92 |
Kode BPS | 91 |
DAU | Rp 1.461.166.659.000,- (2020)[3] |
Flora resmi | Matoa |
Fauna resmi | Cenderawasih merah |
Situs web | papuabaratprov |
Papua Barat (disingkat Pabar atau PB; dahulu Irian Jaya Barat) adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di ujung barat Pulau Papua. Wilayah Papua Barat mencakup Semenanjung Domberai, Bomberai, Wandamen, serta Kepulauan Raja Ampat. Ibukota provinsi ini terletak di Manokwari dengan kota terbesarnya di Sorong. Provinsi ini dimekarkan dari Provinsi Papua melalui Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999.
Pada awalnya pembentukan provinsi ini mendapatkan penolakan dari masyarakat sehingga implementasi dari pemekaran ini baru dilaksanakan melalui Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2003.[4][5] Walaupun pada 11 November 2004 Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa dasar hukum pembentukan Provinsi Irian Jaya Barat sudah tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat, namun keberadaan provinsi ini dinyatakan tetap sah.[6]
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007, nama Irian Jaya Barat diubah menjadi Papua Barat. Papua Barat sebagai pemekaran dari Provinsi Papua merupakan provinsi yang memiliki status otonomi khusus.
Sejarah
Etimologi
Istilah 'Papua' pertama muncul pada kamus Malay yang dibuat oleh William Marsden pada tahun 1812. Dalam pengarsipan yang dimiliki oleh Portugal dan Spanyol, istilah 'Papua' merujuk ke para penghuni Kepulauan Raja Ampat dan wilayah pesisir sepanjang Semenanjung Kepala Burung.
Era Prakolonial
Pada abad ke-13, seorang pelancong bernama Chau Yu Kua menyebut sebuah daerah bernama Tung-ki, istilah Cina untuk Janggi yang kemungkinan dapat merujuk ke Nugini, atau sebagian wilayah Maluku atau bahkan Afrika.[7]
Di era Kerajaan Majapahit (1293-1520), Kitab Nagarakretagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca menyebut wilayah Nugini Barat sekitar Semenanjung Onin dan pulau-pulau di sekitarnya.[8]
Setidaknya sejak abad ke-15, pedagang muslim dari Asia Tenggara mengadakan perdagangan dengan Papua.[9] Para pedagang muslim, yang berasal dari berbagai Kesultanan di wilayah Maluku, membentuk hubungan dagang eksklusif dengan para penghuni Papua Barat hingga pada abad ke-17.[9]
Era Kolonial
Pada tanggal 13 Juni 1545, Ortiz de Retez, seorang pengelana Spanyol, meninggalkan Tidore dan berlayar menuju pesisir utara dari pulau Nugini, dan kemudian ia menelusuri hilir Sungai Mamberamo. Ia mendeklarasikan wilayah tersebut sebagai milik Raja Spanyol.[10] Ia memberi nama Nueva Guinea (Nugini Baru) karena kemiripan penghuni wilayah tersebut terhadap para penghuni pesisir Guinea di Afrika Barat.[11]
Era Modern
Di masa Kebangkitan Nasional Indonesia, beberapa sosok nasionalis Indonesia yang sebagian besar merupakan tokoh pemberotakan komunis pada tahun 1926 ditahan di wilayah Boven-Digoel. Hal ini menjadi cikal bakal terbentuknya gerakan nasionalis Indonesia di wilayah Nugini Barat. Setelah proklamasi kemerdekaan dari Belanda pada tahun 1945, Republik Indonesia mengklaim semua wilayah Belanda yang sebelumnya merupakan bagian dari Hindia Belanda, termasuk wilayah Nugini Barat. Sosok nasionalis seperti Silas Papare membentuk PKII pada tahun 1945 di Serui sebagai bagian dari persiapan perang revolusi melawan Belanda. Untuk menghadang rencana ini, Belanda membentuk Dewan Papua.[12]
Provinsi Papua Barat dibentuk melalui proses pemekaran dari Provinsi Papua pada bulan Februari 2003, dengan penamaan awal Irian Jaya Barat. Pemekaran ini sejalan dengan tren pemecahan wilayah yang terjadi di seluruh Indonesia pada era Pasca-Suharto. Pada 18 April 2007, pengesahan PP No. 24 Tahun 2007 secara resmi mengubah nama Irian Jaya Barat menjadi Papua Barat.[13]
Perlengkapan Daerah
Lambang
Lambang Daerah berbentuk Tameng /Perisai melambangkan pertahanan dengan warna utama Kuning, Biru, Merah dan Hijau. Sedangkan warna pendukung Hitam dan Putih, di dalamnya terdapat unsur-unsur lambang dan tulisan Papua Barat, serta didesain dengan Pita berwarna Kuning dengan tulisan ”Cintaku Negeriku”.
Lambang Daerah terdiri dari 8 (delapan) bagian dengan rincian sebagai berikut:[14]
- Bintang berwarna putih bermakna Ketuhanan Yang Maha Esa dan cita-cita serta harapan yang akan diwujudkan.
- Perisai dengan warna dasar biru bersudut lima bermakna bahwa Provinsi Papua Barat berasaskan Pancasila yang mampu melindungi seluruh rakyat.
- Leher dan Kepala Burung Kasuari menghadap ke kanan dalam bidang lingkaran hijau bermakna bahwa Provinsi Papua Barat secara geografis terletak di wilayah leher dan kepala burung pulau Papua, sekaligus memiliki filosofi ketangguhan, keberanian, kekuatan dan ketahanan dalam menghadapi tantangan pembangunan pada masa depan serta berkeyakinan bahwa dengan semangat persatuan dan kesatuan, kesinambungan pembangunan mewujudkan masa depan yang cerah.
- Menara Kilang dengan semburan api berwarna merah bermakna bahwa Papua Barat memiliki kekayaan bahan tambang yang melimpah.
- Pohon dan ikan bermakna bahwa Provinsi Papua Barat juga memiliki Sumber Daya Hutan dan Sumber Daya Laut yang berpotensi untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.
- Sepasang pelepah daun sagu, masing-masing pelepah bagian kanan terdiri 12 (duabelas) pasang anak daun sagu dan pelepah bagian kiri terdiri 10 (sepuluh) pasang anak daun yang diikat oleh dua angka sembilan bermotif ukiran karerin budaya papua, bermakna bahwa Provinsi Papua Barat dibentuk pada tanggal 12 Oktober 1999 sebagai Provinsi ke-2 di Tanah Papua dan ke-31 di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sagu merupakan makanan pokok masyarakat Provinsi Papua Barat yang melambangkan kesejahteraan dan Kemakmuran.
- Bidang hijau yang diapit 3 (tiga) bidang biru bermakna kesatuan teka dan perjuangan dari 3 (tiga) unsur, yaitu Pemerintah, Rakyat/Adat, dan Agama mewujudkan keberadaan Provinsi Papua Barat.
- Pita berwarna kuning bertuliskan “Cintaku Negeriku” berwarna hitam bermakna filosofis perjuangan seluruh komponen masyarakat untuk mempertahankan keberadaan Provinsi Papua Barat dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Geografi
Wilayah provinsi ini mencakup kawasan kepala burung pulau Papua dan kepulauan-kepulauan di sekelilingnya. Di sebelah utara, provinsi ini dibatasi oleh Samudra Pasifik, bagian barat berbatasan dengan provinsi Maluku Utara dan provinsi Maluku, bagian timur dibatasi oleh Teluk Cenderawasih, selatan dengan Laut Seram dan tenggara berbatasan dengan provinsi Papua. Batas Papua Barat hampir sama dengan batas Afdeling ("bagian") West Nieuw-Guinea ("Guinea Baru Barat") pada masa Hindia Belanda. Provinsi ini dibagi dalam beberapa kabupaten dan Kota.
Batas Wilayah
Utara | Samudera Pasifik |
Timur | Provinsi Papua |
Selatan | Laut Banda |
Barat | Provinsi Maluku Utara, Kepulauan Maluku |
Gunung
- Pegunungan Arfak (2.940 m) di Kabupaten Manokwari
- Pegunungan Fak- Fak di Kabupaten Fak-Fak
- Gunung Fudi (1.280 m) di Kabupaten Fak-Fak
- Pegunungan Kumafa di Kabupaten Fak-Fak
- Gunung Kwoko (3.000 m) di Kabupaten Sorong
- Pegunungan Tamarau, di Kabupaten Sorong
- Gunung Togwomeri (2.680 m) di Kabupaten Manokwari
- Gunung Wasada (1.070 m) di Kabupaten Manokwari
- Gunung Wiwi (1.130 m) di Kabupaten Manokwari
Danau
- Danau Ayamaru di Kabupaten Maybrat
- Danau Anggi Giji di Kabupaten Pegunungan Arfak
- Danau Anggi Gita di Kabupaten Pegunungan Arfak
- Danau Yamur di Kabupaten Manokwari
- Danau Yawasi di Kabupaten Sorong
Pemerintahan
Daftar gubernur
Berikut ini adalah daftar Gubernur Papua Barat sejak jabatan ini dibentuk pada tahun 2003. Sebelumnya jabatan ini bernama Gubernur Irian Jaya Barat.
No. | Foto | Gubernur | Mulai Jabatan | Akhir Jabatan | Wakil Gubernur | Ref. | |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Gubernur Papua Barat | |||||||
No. | Foto | Gubernur | Mulai Jabatan | Akhir Jabatan | Wakil Gubernur | Ref. | |
1 | Abraham Octavianus Atururi | 24 Juli 2006 | 24 Juli 2011 | Lowong | |||
Transisi | |||||||
(1) | Abraham Octavianus Atururi | 17 Januari 2012 | 17 Januari 2017 |
|
|||
Transisi | |||||||
2 | Dominggus Mandacan | 12 Mei 2017 | 12 Mei 2022 | Mohamad Lakotani | |||
Transisi |
Dewan Perwakilan
DPRPB periode 2024-2029 beranggotakan 35 orang yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali dan 9 orang yang diangkat melalui jalur otonomi khusus, sehingga total anggota DPRPB adalah 44 orang. Penurunan jumlah anggota dari periode sebelumnya dikarenakan adanya pemekaran wilayah provinsi baru, yaitu Provinsi Papua Barat Daya pada tahun 2022. Pimpinan DPRPB terdiri dari 1 Ketua dan 2 Wakil Ketua yang berasal dari partai politik pemilik jumlah kursi dan suara terbanyak serta ditambah 1 Wakil Ketua yang berasal dari jalur otonomi khusus. Anggota DPRPB yang sedang menjabat saat ini adalah hasil Pemilu 2024 yang dilantik pada 2 Oktober 2024 oleh Ketua Pengadilan Tinggi Papua Barat, Budi Santoso, disaksikan langsung oleh Penjabat Gubernur Papua Barat, Ali Baham Temongmere, dan pejabat forkopimda di Ballroom Aston Niu Hotel, Manokwari.[15][16] Komposisi anggota DPRPB periode 2024-2029 terdiri dari 10 partai politik dimana Partai Golkar dan PDI Perjuangan adalah partai politik pemilik kursi terbanyak yaitu masing-masing 7 kursi disusul oleh Partai NasDem yang berhasil meraih 5 kursi.Berikut ini adalah komposisi anggota DPRPB dalam dua periode terakhir.[17][18]
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019 | 2019–2024 | 2024–2029 | ||
PKB | 3 | 2 | 3 | |
Gerindra | 4 | 3 | 3 | |
PDI-P | 4 | 7 | 7 | |
Golkar | 9 | 8 | 7 | |
NasDem | 4 | 7 | 5 | |
PKS | 1 | 2 | 1 | |
Hanura | 4 | 3 | 0 | |
PAN | 4 | 3 | 3 | |
Demokrat | 9 | 6 | 3 | |
Perindo | (baru) 2 | 2 | ||
PPP | 1 | 0 | 1 | |
PKPI | 2 | 2 | ||
Otsus | 11 | 11 | 9 | |
Jumlah Anggota | 56 | 56 | 44 | |
Jumlah Partai | 11 | 11 | 10 | |
catatan : Anggota DPRPB jalur otsus dilantik pertama kali pada Januari 2015. |
Kabupaten dan kota
No. | Kabupaten | Ibu kota | Bupati | Luas wilayah (km²)[19] | Jumlah penduduk (2020) | Distrik | Kelurahan/kampung | Lambang | Peta lokasi |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Kabupaten Fakfak | Fakfak | Untung Tamsil | 14.320,00 | 85.197 | 17 | 7/142 | ||
2 | Kabupaten Kaimana | Kaimana | Freddy Thie | 16.241,84 | 62.256 | 7 | 2/84 | ||
3 | Kabupaten Manokwari | Manokwari | Hermus Indou | 3.186,28 | 192.663 | 9 | 9/164 | ||
4 | Kabupaten Manokwari Selatan | Ransiki | Markus Waran | 2.812,44 | 35.949 | 6 | -/57 | ||
5 | Kabupaten Pegunungan Arfak | Anggi | Yosias Saroy | 2.773,74 | 38.207 | 10 | -/166 | ||
6 | Kabupaten Teluk Bintuni | Bintuni | Petrus Kasihiw | 20.840,83 | 87.033 | 24 | 2/115 | ||
7 | Kabupaten Teluk Wondama | Rasiei | Hendrik Mambor | 3.959,53 | 41.644 | 13 | 1/75 |
Kecamatan, Desa dan Kelurahan
Provinsi Papua Barat terdiri dari 7 kabupaten, 86 kecamatan, 21 kelurahan, dan 803 kampung. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya diperkirakan mencapai 520.740 jiwa dengan total luas wilayah 64.134,66 km².[20][21]
No. | Kode Kemendagri |
Kabupaten/Kota | Ibukota | Luas Wilayah (km2) |
Penduduk (jiwa) |
2017 | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Distrik | Kelurahan | Kampung | ||||||
1 | 92.03 | Kab. Fakfak | Fakfak | 14.320,00 | 84.692 | 17 | 7 | 142 |
2 | 92.08 | Kab. Kaimana | Kaimana | 16.241,84 | 61.370 | 7 | 2 | 84 |
3 | 92.02 | Kab. Manokwari | Manokwari Barat | 3.186,28 | 185.615 | 9 | 9 | 164 |
4 | 92.11 | Kab. Manokwari Selatan | Ransiki | 2.812,44 | 34.009 | 6 | - | 57 |
5 | 92.12 | Kab. Pegunungan Arfak | Anggi | 2.773,74 | 36.818 | 10 | - | 166 |
6 | 92.06 | Kab. Teluk Bintuni | Bintuni | 20.840,83 | 76.932 | 24 | 2 | 115 |
7 | 92.07 | Kab. Teluk Wondama | Rasiei | 3.959,53 | 41.304 | 13 | 1 | 75 |
TOTAL | 64.134,66 | 520.740 | 86 | 21 | 803 |
Demografi
Suku Bangsa
Penduduk provinsi Papua Barat terdiri dari bermacam-macam suku bangsa. Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010 dari 753.399 jiwa penduduk 2010, jumlah penduduk dari suku asli Papua sebanyak 387.816 jiwa (51,47%), termasuk suku Arfak, Biak, Yapen dan suku lainnya asal Papua Barat. Penduduk dari luar Papua terbanyak yaitu suku Jawa sebanyak 111.274 jiwa (14,77%), kemudian asal Maluku 78.855 jiwa (10,47%), asal Sulawesi 60.091 jiwa (7,98%), Bugis 40.046 jiwa (5,32%), Makassar 17.025 jiwa (2,26%), asal NTT 14.918 jiwa (1,98%), Minahasa 13.492 jiwa (1,79%), Batak 7.186 jiwa (0,95%), Sunda 7.160 jiwa (0,95%) dan lainnya 2,06%.[22]
Berikut ini merupakan komposisi suku bangsa di Papua Barat menurut Sensus Penduduk 2010:[22]
No | Suku | Jumlah 2010 | % |
---|---|---|---|
1 | Asli Papua * | 387.816 | 51,47% |
2 | Jawa | 111.274 | 14,77% |
3 | Asal Maluku | 78.855 | 10,47% |
4 | Asal Sulawesi lainnya | 60.091 | 7,98% |
5 | Bugis | 40.046 | 5,32% |
6 | Makassar | 17.025 | 2,26% |
7 | Asal NTT | 14.918 | 1,98% |
8 | Minahasa | 13.492 | 1,79% |
9 | Batak | 7.186 | 0,95% |
10 | Sunda | 7.160 | 0,95% |
11 | Suku Lainnya | 15.536 | 2,05% |
Provinsi Papua Barat | 753.399 | 100% |
- Catatan: Suku asli Papua termasuk suku Arfak (9,18%), Biak-Numfor (7,47%), Ayfat (6,06%), Baham (2,94%), Yapen (2,49%), Mooi (2,40%), Kei (2,20%), Tehit (2,12%), Wandamen (1,79%), Irahutu (1,57%), Kokoda (1,33%), Inanwatan (1,18%), Wamesa (1,16%), dan suku Papua lainnya 9,58%.[23]
Kebudayaan
Salah suku yang dikenal dari Papua Barat adalah suku Arfak. Orang Arfak dikenal sebagai suku yang bangga dengan Identitas Kesukuan. Bila orang Arfak keluar dari daerahnya, mereka tidak segan mengaku sebagai bagian dari suku besar Suku Arfak. Dari segi bahasa, Suku Arfak yang memiliki empat sub anak suku memiliki bahasa yang berbeda, kecuali Suku Hatam dan Moilei masih memiliki kemiripan penggunaan tata bahasa.
Senjata suku Arfak dan empat suku anaknya sama yakni panah dan parang. Busur dan panah adalah salah satu paket senjata lengkap bagi suku Arfak. Busur dan Anak Panah lengkap ini disebut Inyomus oleh Suku Sough. Sedangkan di Kampung Irai disebut dengan Inyomusi. Pemilik ilmu hitam di antara orang Arfak disebut sebagai Suwanggi, seseorang yang berprofesi sebagai pembunuh bayaran yang menggunakan ilmu hitam berbau mistis. Sementara sebutan itu bagi suku Sougb disebut Surer.[24]
Potensi
Provinsi ini mempunyai potensi yang luar biasa, baik itu pertanian, pertambangan, hasil hutan maupun pariwisata. Mutiara dan rumput laut dihasilkan di kabupaten Raja Ampat sedangkan satu-satunya industri tradisional tenun ikat yang disebut kain Timor dihasilkan di kabupaten Sorong Selatan. Sirup pala harum dapat diperoleh di kabupaten Fakfak serta beragam potensi lainnya. Selain itu wisata alam juga menjadi salah satu andalan Irian Jaya Barat, seperti Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang berlokasi di Kabupaten Teluk Wondama. Taman Nasional ini membentang dari timur Semenanjung Kwatisore sampai utara Pulau Rumberpon dengan panjang garis pantai 500 km, luas darat mencapai 68.200 ha, luas laut 1.385.300 ha dengan rincian 80.000 ha kawasan terumbu karang dan 12.400 ha lautan.
Disamping itu baru-baru ini, ditemukan sebuah gua yang diklaim sebagai gua terdalam di dunia oleh tim ekspedisi speologi Prancis di kawasan Pegunungan Lina, Kampung Irameba, distrik Anggi, Kabupaten Manokwari. Gua ini diperkirakan mencapai kedalaman 2000 meter. Kawasan pegunungan di Papua Barat masih menyimpan misteri kekayaan alam yang perlu diungkap.
Referensi
- ^ a b "Provinsi Papua Barat Dalam Angka 2021" (pdf). papuabarat.bps.go.id. hlm. 44, 183. Diakses tanggal 3 Mei 2021.
- ^ "Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi 2019-2021". www.bps.go.id. Diakses tanggal 26 November 2021.
- ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 11 Februari 2021.
- ^ "Politik, Perang, dan Pemekaran Papua". Republika Online. 2019-11-01. Diakses tanggal 2021-04-16.
- ^ "Gus Dur tentang Pemekaran Papua:". Tempo (dalam bahasa Inggris). 2003-11-29. Diakses tanggal 2021-04-16.
- ^ "Keberadaan Irian Jaya Barat disahkan Mahkamah Konstitusi". Tempo (dalam bahasa Inggris). 2004-11-11. Diakses tanggal 2021-04-16.
- ^ "Note on the Inscriptions found on Java - History of East Africa". sites.google.com. Diakses tanggal 2021-11-16.
- ^ Slama, Martin (2015). From 'Stone Age' to 'Real Time' Exploring Papuan Temporalities, Mobilities, and Religiosities. Canberra: Australian National University Press. hlm. 110. ISBN 978-1-925022-43-8. Periksa nilai: invalid character
|isbn=
(bantuan). - ^ a b Slama, Martin (2015). From 'Stone-Age' to 'Real-Time': Exploring Papuan Temporalities, Mobilities and Religiosities. Canberra: Australian National University Press. hlm. 243–270. ISBN ISBN 978-1-925022-43-8 Periksa nilai: invalid character
|isbn=
(bantuan). - ^ Translation of Torres’ report to the king in Collingridge, G. (1895) Discovery of Australia p. 229-237. Golden Press Edition 1983, Gladesville, NSW. ISBN 0-85558-956-6
- ^ Translation of Torres’ report to the king in Collingridge, G. (1895) Discovery of Australia p. 186-187. Golden Press Edition 1983, Gladesville, NSW. ISBN 0-85558-956-6
- ^ Jouwe, N. (2014). Back to Indonesia: Step, Thought, and Desire. PT Pustaka Sinar Harapan. ISBN 978-979-416-962-9. Diperoleh 20 August 2021.
- ^ "PP No. 24 Tahun 2007 tentang Perubahan Nama Provinsi Irian Barat Menjadi Provinsi Papua Barat". Database Peraturan (in Indonesian). 18 April 2007. Retrieved 20 August 2021.
- ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2015-06-15. Diakses tanggal 2015-06-12.
- ^ Patiran, Simon (2 Oktober 2024). "Ketua Pengadilan Tinggi Lantik 35 Anggota DPR Papua Barat, Disaksikan Pj. Gubernur Ali Baham dan Sampaikan Pesan Mendagri". Diskominfoperstatik Provinsi Papua Barat. Diakses tanggal 19 Oktober 2024.
- ^ "Pelantikan Anggota DPRD Papua Barat Periode 2024-2029, WKPTA Papua Barat Hadir Bersama Forkopimda". PTA Papua Barat. 2 Oktober 2024. Diakses tanggal 19 Oktober 2024.
- ^ Arsul Latul Rahman (19-05-2019). "Inilah 45 Caleg Bakal Duduki Kursi Dewan Papua Barat 2019-2024". teropongnews.com. Diakses tanggal 10-10-2019. [pranala nonaktif permanen]
- ^ "Hasil Pemilu 2014 Provinsi Papua Barat". puskapol.ui.ac.id. Diakses tanggal 10-10-2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ a b "Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia" (pdf). www.bps.go.id. hlm. 36–41. Diakses tanggal 9 September 2021.
- ^ Ananta, Aris (2015). Demography of Indonesia's Ethnicity. Evi Nurvidya Arifin, M. Sairi Hasbullah, Nur Budi Handayani, Agus Pramono. SG: Institute of Southeast Asian Studies. ISBN 978-981-4519-88-5. OCLC 1011165696.
- ^ "Mengenal Suku-Suku Pegunungan Papua Barat". travel.detik.com. Diakses tanggal 20 Oktober 2021.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi pemerintah provinsi
- (Indonesia) Informasi Lengkap Seputar Papua Barat
- (Indonesia) Badan Pusat Statistik: Irian Jaya Barat Diarsipkan 2009-04-16 di Wayback Machine.