Ragdoll adalah salah satu ras kucing terbesar di dunia yang telah diakui oleh Guinness World Records. Ragdoll awalnya dikembangkan oleh Ann Baker dari Amerika Serikat.[1][2]

Ragdoll

Asal  Amerika Serikat
Standar ras
TICA standar
FIFe standar
CFA standar
ACF standar
CCA standar
AACE standar
ACFA/CAA standar
Kucing domestik (Felis catus)
Anak kucing Ragdoll.

Sejarah

Ann Baker adalah seorang peternak kucing Persia, yang juga merupakan pencipta kucing ras Ragdoll. Ann kemudian meminjam seekor kucing jantan berwarna hitam bernama Blackie milik tetangganya, Mrs. Pennels. Blackie memiliki ciri fisik yang hampir sama dengan ras Persia, dan induknya Blackie yang bernama Josephine yang berwarna putih adalah jenis kucing dengan ciri fisik yang hampir sama dengan ras Anggora.[1][2]

Pada suatu hari Josephine tertabrak mobil, dan terbaring di jalanan sampai beberapa hari. Setelah pemiliknya menemukannya, Josephine di bawa ke rumah sakit hewan dari perguruan tinggi setempat untuk dirawat. Akibat ditabrak, Josephine kehilangan sebelah matanya. Setelah sembuh total, Josephine kembali normal dan pulang ke rumahnya. Setelah itu, Josephine akhirnya dapat kembali hamil dan melahirkan anak. Namun, ada sifat yang berbeda dari Josephine. Josephine menjadi lebih tenang dan lebih tahan sakit. Karena adanya perubahan ini pada Josephine, Ann menjadi semakin tertarik pada Josephine. Akhirnya, Ann berniat untuk mengembangkan keturunan dari Josephine.[1][2]

Josephine juga memiliki keturunan anak jantan lain yang diberi nama Daddy Warbucks, yang berbeda dengan ayahnya, Blackie. Ann juga sering meminjam Daddy dari Pennels untuk melakukan persilangan. Ann kemudian melakukan persilangan antara ketiga kucing bernama Blackie, Josephine dan Daddy. Hingga akhirnya, Ann berhasil menciptakan ras kucing baru dan diberi nama "Ragdoll". Menurut beberapa informasi, dari ketiga kucing tersebut, mereka memiliki gen ras Persia, ras Burmese, ras Birman.[1][2]

Ragdoll terus dikembangkan oleh Ann, sampai akhirnya pada tahun 1971, Ann mendirikan sebuah organisasi kucing khusus untuk penggemar ras Ragdoll, yang masih berdiri hingga sekarang. Pada suatu saat, ada sepasang suami istri yang membeli sepasang ras Ragdoll. Maksud dari pasangan suami istri tersebut adalah untuk membuat standar dan menstabilkan sifat genetik dari ras Ragdoll, agar dapat diakui oleh semua pendaftaran kucing. Melalui program pembiakan yang ketat, akhirnya dihasilkanlah sifat-sifat standar ras Ragdoll. Setelah mendapatkan standar ras Ragdoll, maka didirikanlah sebuah organisasi bernama Ragdoll Fanciers Club International (RFCI), yang bertujuan untuk membuat aturan dan panduan bagi para peternak kucing Ragdoll, serta menyebarluaskan ras Ragdoll.[1][2]

Karakteristik

Ragdoll adalah kucing berbadan besar, dada yang lebar, dan panggul yang besar, dengan berat badan jantan sekitar 12-20 pon (5.4-9 kg) dan betina 10-15 pon (5.4-6.8 kg). Bulu Ragdoll panjangnya sedang, dengan tekstur seperti bulu pada kelinci. Selain itu, Ragdoll memiliki 4 pola warna, yaitu bicolor (dua warna), mitted, vandan point (solid, lynx, dan tortie).[1]

Kepribadian

Ragdoll merupakan kucing yang cenderung mudah beradaptasi dengan hewan peliharaan lainnya, seperti kucing lain, anjing atau hamster. Selain itu, Ragdoll juga dikenal lebih vokal dan bersuara atau mengeong lebih banyak dibandingkan dengan kucing pada umumnya.[3]

Meskipun berbadan besar ternyata Ragdoll memiliki kepribadian yang jinak dan manja seperti sifat yang sering ditemukan pada kucing persia.[3]

Referensi

  1. ^ a b c d e f Kucing Ragdoll Diarsipkan 2014-05-15 di Wayback Machine.. www.tazesirucats.com. Diakses 15 Mei 2014.
  2. ^ a b c d e Ragdoll. www.kucingkita.com. Diakses 15 Mei 2014.
  3. ^ a b Purwoko, Satria Aji (2020-09-24). "Mengenal Kucing Ragdoll, dari Ciri-Ciri, Jenis, Sejarah, & Fakta Uniknya". PintarPet. Diakses tanggal 2021-05-24.