Psikologi politis
Psikologi Politis merupakan suatu kelimuan yang mempelajari cara pemimpin maupun warga negara dalam mebuat penilaian terhadap suatu kebijakan politik dan konsekuensinya terhadap sistem politik. Keilmuan ini muncul pada tahun 1940-an dari penelitian psikoanalitik tentang kepribadian dan politik. Pada saat ini, Psikologi Politis dilakukan dengan melibatkan penelitian tentang kepercayaan politik, sikap dan perilaku politik, pemrosesan dan kognisi informasi politik, emosi, dan biopolitik seperti psikologi politik evolusioner, genetika prilaku dan ilmu saraf.[1]
Sejarah
Secara historis, Psikologi Politis merupakan kelimuan muda yang baru muncul pada tahun 1940-an. Psikologi Politis mulai diperbincangkan ketika para peneliti melakukan penelitian secara psikologis terkait hubungan politik dan psikologis. Penelitian tersebut dilakukan untuk menemukan penyebab dan akibat dari perilaku politik yang dilakukan para politisi, untuk itu para ahli Psikologi Politis memasukkan ilmu psikologi dalam dunia politik. Sehingga dapat dikatakan bahwa Psikolohi Politis merupakan disiplin ilmu yang mempelajari aspek psikis seorang pelaku politik dan dampak psikologis ang diakibatkan oleh suatu peristiwa politik terhadap individu, kelompok kecil seperti organisasi maupun kelompok besar seperti negara. Disiplin ilmu ini kemudian bercabang menjadi disiplin ilmu lainnya seperti hubungan internasional, sosiologi, antropologi, filsafat dan ekonomi. [2]
Metode Kajian
Psikologi Politis merupakan suatu kajian dengan pendekatan multi-metode dalam meneliti peristiwa politik pada tingkat individu. Sehingga Psikologi Politis memiliki peran penting untuk menjelaskan proses psikologis pada sikap, perilaku, pengambilan keputusan serta interaksi individu dan kelompok.[3]
Sebagai pendekatan multi-metode, Psikologi Politis memiliki beragam metode yakni,
- Experiment
- Survey
- Content Analysis
- Ethnography
- Historical Narrative
- Focused Group
- Discourse Analysis
- Case Studies
- Elite Interview
Dengan menggunakan metode Psikologi Politis, baik menggunakan satu metode maupun mengkombinasikan dua atau tiga metode, maka akan didapat pemahaman dari kajian ilmu psikologi dan politik yang dapat digunakan untuk menganalisis peristiwa politik tertentu.[2]
Referensi
- ^ "About". College of Liberal Arts (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-04-15.
- ^ a b Saloom, Gazi; Rahmani, Ima Sri (2013). Pengantar Psikologi Politik. Jakarta: UIN Jakarta Press. hlm. 4–5. ISBN 978-602-8033-68-8.
- ^ Erisen, E (2012). "An Introduction to Political Psychology for International Relations Scholars". Perception Autumn. XVII (3): 9–28.