The Jakmania
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Sumber referensi dari artikel ini belum dipastikan dan mungkin isinya tidak benar. |
The Jakmania adalah sebutan bagi kelompok suporter klub sepak bola dari ibu kota Jakarta, Persija Jakarta. The Jakmania juga merupakan salah satu kelompok suporter sepak bola Indonesia yang selalu membahas sejarah jika timnya kalah.
The Jakmania | |
---|---|
Panggilan | Jakmania |
Didirikan | 19 Desember 1997 |
Jenis | Suporter ahli sejarah |
Klub kebanggaan | Persija |
Slogan | Sajete (Salam Jempol Telunjuk) |
Markas | Jakarta, Indonesia |
Stadion | Jakarta Internasional Stadium, Jakarta |
Tribun | All tribun |
Ketua | Diky Soemarno[1] |
Tokoh penting | Gugun Gondrong |
Warna Kebesaran | Orange dan Merah |
Afiliasi | Viking - The Jakmania cinta Damai |
Website | jakmania.id |
Sejarah
Klub yang tadinya bernama Voetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ) ini memiliki suporter bernama VIJers pada era Hindia Belanda namun setelah kemerdekaan VIJers pun melenyap entah ke mana dan VIJ menganti nama menjadi Persidja dan bergabung dengan Voetbalbond Batavia en Omstreken (VBO) seiring itu berdirilah kelompok suporter (PFC) Persija Fans Club namun keanggotaannya terbatas pada keluarga pemain dan pengurus Persija serta artis-artis ibu kota Jakarta. Melihat sedikitnya suporter Persija serta ditambah ketidak jelasnya kelompok PFC saat itu dan muncullah gagasan ide untuk membentuk suporter pada tahun 1997 dan bernama The Jakarta Mania (Jakmania).
Ide terbentuknya the Jakmania muncul dari Diza Rasyid Ali, manager Persija saat itu. Ide ini mendapat dukungan penuh dari Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso. Sebagai pembina Persija, Sutiyoso memang sangat menyukai sepak bola. Ia ingin sekali membangkitkan kembali persepak bolaan Jakarta yang telah lama hilang baik itu tim maupun pendukung.
Pada awalnya, anggota the Jakmania yang masih berstatus komunitas hanya sekitar 100 orang, dengan pengurus sebanyak 40 orang. Ketika dibentuk, dipilihlah figur yang dikenal di mata masyarakat, yaitu Gugun Gondrong yang merupakan sosok paling ideal pada saat itu. Meski dari kalangan selebritis, Gugun tidak ingin diberlakukan berlebihan. Ia ingin merasa sama dengan yang lain.[butuh rujukan]
Pengurus The Jakmania waktu itu akhirnya membuat lambang sebuah tangan dengan jari berbentuk huruf J. Ide ini berasal dari Edi Supatmo, yang waktu itu menjadi Humas Persija. Hingga sekarang, lambang itu masih dipertahankan dan selalu diperagakan sebagai simbol jati diri Jakmania.
Seiring dengan habisnya masa pengurusan, Gugun digantikan Ir. Tauhid Indrasjarief yang lebih akrab disapa Bung Ferry. Masa tugas Bung Ferry adalah periode 1999-2001 dan kembali dipercaya untuk memimpin The Jakmania periode 2001-2003, dan 2003-2005.
Bung Ferry memimpin The Jakmania hingga 3 periode. Di bawah kepemimpinan Bung Ferry yang juga pernah menjadi anggota suporter Commandos Pelita Jaya[butuh rujukan], The Jakmania terus menggeliat. Organisasi The Jakmania ditata dengan matang. Maklum, Bung Ferry memang dibesarkan oleh kegiatan organisasi. Awalnya, sangat sulit mengajak warga Jakarta untuk mau bergabung.
Setelah diadakan Pemilihan Umum Raya 2005, untuk memilih Ketua Umum yang baru, akhirnya terpilihlah Ketua Umum Baru periode 2005-2007 yaitu Hanandoyo Ismartani atau yang bisa dipanggil dengan Bung Danang. The Jakmania telah beberapa kali melakukan regenerasi kepemimpinan. Saat ini yang menjabat sebagai Ketua Umum sekarang ialah Diky Soemarno.
Saat ini the Jakmania telah memiliki ±80.000 anggota yang berKTA aktif dari 84 Wilayah Resmi yang tersebar di sekitar Jabodetabek dan 7 Biro Resmi di luar Jabodetabek.
Referensi
- ^ Juni Adi, ed. (10/02/2020). "Diky Soemarno terpilih sebagai ketua umum Jakmania". Indosport.com. Diakses tanggal 10/02/2020.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi
- The Jakmania di Facebook
- The Jakmania di Instagram