Aremania
Artikel ini memiliki beberapa masalah. Tolong bantu memperbaikinya atau diskusikan masalah-masalah ini di halaman pembicaraannya. (Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini)
|
Aremania adalah sebutan untuk kelompok suporter klub sepak bola Arema. Aremania tidak termasuk dalam struktur organisasi klub Arema Malang melainkan berdiri sendiri sebagai simpatisan pendukung klub Arema Malang. Oleh karena itu Aremania selalu mandiri dalam segala urusan dan pembiayaannya.[butuh rujukan]
Aremania | |
---|---|
Sejak | 1994 |
Jenis | Kelompok suporter |
Klub kebanggaan | Arema Indonesia, Arema Cronus, Arema FC, Arema Yang Mana |
Slogan | Salam Satu Jiwa, AREMA! |
Markas | Malang, Jawa Timur |
Stadion | |
Tribun | All tribun |
Tokoh penting | Yuli Sumpit |
Warna Kebesaran | Biru, Merah, Putih, Pink |
Afiliasi | Bonek Mania |
Sebelumnya pendukung Arema pernah berada dalam "masa kelam" di mana setiap kesebelasannya bertemu dengan tim lain hampir dipastikan akan terjadi kerusuhan. Setelah timbul kesadaran untuk menunjukkan bahwa mendukung kesebelasan kesayangnnya tak harus dengan pandangan sempit (chauvinisme lokal), Aremania mulai berbenah diri dan mulai mengubah imejnya, tidak hanya damai, sportif, loyal, tetapi juga atraktif.
Aremania salah satu suporter paling loyal di Indonesia. Di setiap pertandingan, entah di Malang maupun di luar kota Malang, Aremania selalu mendukung tim kesayangannya. Mereka tidak pernah peduli timnya menang atau kalah, yang penting mereka mendukung tim kesayangan mereka dengan cara yang sportif, atraktif dan simpatik.
Penghargaan yang pernah diraih oleh Aremania antara lain adalah The Best Suporter pada Ligina VI tahun 2000 Oleh Ketum Agum Gumelar. dan The Best Suporter pada Copa Indonesia II tahun 2006.[butuh rujukan]
Aremania dan Kota Malang
Dari catatan Kompas, sebelum Arema lahir sebagian kawula muda Kota Malang tersekat dalam pelbagai geng. Misalnya, Argom (Armada Gombal), Prem (Persatuan Residivis Malang), Saga (Sumbersari Anak Ganas), Van Halen (Vederasi Anak Nakal Halangan Enteng), Arpanja (Arek Panjaitan), Arnak (Armada Nakal ), Anker (Anak Keras), GAS (Gabungan Anak Setan), Aregrek (Arek Gang Gereja Kayutangan), Ermera, Arpol.[butuh rujukan]
Kegiatan geng-geng ini cenderung pada hal-hal negatif. Misalnya kubam (mabuk-mabukan), ngisruh (membuat kerusuhan), nggelek (narkoba), tawuran, kriminalitas. Sebagian geng juga dimanfaatkan untuk kepentingan politik tertentu. Hingga kini, masih dikenang nama-nama tokoh geng legendaris seperti Fauzi alias Gozi, Si Nyawa Rangkap Tamin, Hanafi, Joni Mangi, Mariso, Birowo. Sebagian dari mereka hilang saat musim penembakan misterius (petrus) pada tahun 1980-an. Setelah lahir Arema, kawula muda itu mulai berimpun dalam Aremania dan meninggalkan kehidupan geng. Dengan jargon "salam satu jiwa Arema", mereka membangun persaudaraan.[butuh rujukan]
Aremania saat ini
Aremania benar-benar atraktif, sportif dan kreatif. Pertandingan Arema itu telah aman dan nyaman untuk ditonton oleh semua kalangan. bahkan dengan kaum hawa yang dulunya takut untuk menonton pertandingan bola, sekarang mereka telah dengan aktif untuk turut serta memberikan dukungan kepada Arema kala bertanding. Kaum hawa telah membentuk kelompok supporter sendiri dalam mendukung Arema, yaitu Aremanita. Dan hal ini pula yang menjadikan Arema sebagai volunteer yang mempunyai kelompok supporter dari kalangan kaum hawa. Lagipula Aremania itu sekarang menjadi sesuatu yang khas Malang. Walaupun Aremania benar-benar meniru sesuatu yang telah ada di Eropa peniruan itu telah disesuaikan dengan konteks Jakarta sendiri.
Kerusuhan pada 8 Besar Liga Indonesia 2007
Pada babak 8 Besar Divisi Utama Liga Indonesia 2007, Aremania bertindak anarkis, kala Arema bertanding melawan Persiwa Wamena pada 16 Januari 2008. Pertandingan harus dihentikan pada menit ke-71 saat Persiwa unggul 2-1 dari Arema. Para Aremania yang tidak puas dengan kepemimpinan wasit turun ke lapangan dan merusak Stadion Brawijaya. Akibatnya Aremania dihukum pelarangan mengenakan atribut saat mendukung Arema selama dua tahun dan dilarang medukung Arema ketika di luar kandang. Hukuman ini diterima oleh semua Aremania dan dapat dipatuhi selama dua tahun. Selama dua tahun tersebut Aremania hanya memakai baju hitam dan bendera merah putih selama menonton pertandingan.[butuh rujukan]
Rekor tur terbanyak
Setelah hukuman Aremania selesai, Aremania turut membawa Arema juara pada Indonesian Super League 2010. Pada Indonesian Super League 2010, Aremania menjadi supporter yang melakukan tur dengan jumlah paling besar. sekitar 50.000 Aremania yang datang ke Jakarta. Sebagian besar di antaranya menggunakan moda angkutan berupa kereta api, bus, dan kendaraan pribadi. Ini masih ditambah sekitar 7000-10000 Aremania yang tersebar di wilayah Jabodetabek. sekitar 40.000 Aremania berhasil memasuki stadion dengan memegang tiket yang telah dibeli sebelumnya, ribuan Aremania lain terpaksa berada di shuttle ban bahkan ribuan lainnya berada di luar stadion karena tidak dapat masuk stadion. Aremania menempati sektor 13 sampai 24 stadion utama Gelora Bung Karno sementara pendukung tuan rumah The Jakmania berada di sektor 1 sampai 12.[butuh rujukan]
Pranala luar
- (Indonesia) Ongisnade Diarsipkan 2011-12-09 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Wearemania
- (Indonesia) Aremania Diarsipkan 2020-05-14 di Wayback Machine.