Bahasa Betawi

bahasa yang dituturkan di Indonesia
Revisi sejak 20 April 2022 13.10 oleh Kalakutjet (bicara | kontrib) (Lanjutan suntingan)

Bahasa Betawi atau dapat disebut juga Bahasa Melayu Jakarta (Jk) adalah bahasa yang dituturkan oleh orang Betawi yang mendiami daerah Jakarta dan sekitarnya.[3][4] Bahasa ini didasari pada ragam Melayu Pasar yang menyerap berbagai kosakata dari beberapa bahasa asing, seperti; Belanda, Portugis, Arab, Farsi, Hokkien, dan juga bahasa Austronesia lainnya seperti Sunda, Jawa, dan Bali; imbas para imigran dan pekerja multietnis yang didatangkan dari berbagai tempat ke Batavia oleh VOC pada abad ke-16 hingga abad 18, serta perdagangan dan pertukaran yang terjadi sejak ratusan tahun di bandar besar Sunda Kelapa.[5]

Bahasa Betawi
BPS: 0082 5
Basè Betawi, Omong Betawi
Dituturkan diIndonesia
WilayahJabodetabek
Penutur
5 juta (2000)
Lihat sumber templat}}
Dialek
Status resmi
Diatur olehBadan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kode bahasa
ISO 639-1-
ISO 639-2bew
ISO 639-3bew
Glottologbeta1252[1]
IETFbew
BPS (2010)0082 5
Status pemertahanan
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC6b Threatened
Bahasa Betawi dikategorikan sebagai C6b Threatened menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini mulai terancam dan mengalami penurunan jumlah penutur dari waktu ke waktu
Referensi: [2]
Lokasi penuturan
Peta
Peta
Perkiraan persebaran penuturan bahasa ini.
Koordinat: 6°13′S 107°1′E / 6.217°S 107.017°E / -6.217; 107.017 Sunting ini di Wikidata
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Bahasa ini pun juga turut menjadi dasar atas bahasa gaul (ragam Bahasa Indonesia tak-baku), yang digunakan oleh orang-orang di Jabodetabek, dan menyebar ke seluruh Indonesia melalui penayangan media yang jakartasentrik. Laras ini memiliki ciri khas, yaitu adanya sebagian kosakata dengan fonem /a/ pada suku akhir tertutup berubah menjadi /ə/ [e pepet], dan akhiran /-in/ untuk mengganti sufiks /-i/ dan /-kan/ pada bahasa Indonesia.[6]

Kosakata

Betawi Ora' Betawi Tengahan Bahasa Indonesia
apa apè apa
sapa siapè/sapè siapa
pegimana/begimana/gimanah pegimanè/begimanè/gimanè bagaimana
kenapa/ngapah kenapè/ngapè kenapa
ada' adè ada
iya'/iyah iyè iya
ajah/baè ajè saja
kaga'/ora' kagè' tidak
guah/sayah guè/ayè/sayè aku
baba' babèh ayah
bagén biarin biarkan
amat/pisan/bangat amat/banget sangat
ngamprak berarakan berserakan
ilok masa' betulkah

Dialek

Betawi Tengahan

Betawi Tengahan ini dituturkan di pusat kota Jakarta dan sekitarnya, seperti; Tanah Abang, Kebon Jeruk, Palmerah, Kemayoran. Kramat Jati, Menteng, Jatinegara, Senen, dan bilangan lainnya. Dialek ini memiliki ciri khas; umumnya akhiran yang berfonem /a/ pada bahasa Melayu (Bahasa Indonesia) berubah menjadi /ɛ/ [è = taling], seperti pada; ada > adè, apa > apè, siapa > siapè, dan lainnya. Akan tetapi, tidak semuanya berubah menjadi demikian, seperti pada contoh kata; buka > buka, nganga > nganga, dan doa > doa.

Contoh kalimat dalam Betawi Tengahan:

''Abisan tu bocah asal nyelonong 'ajè si, tumpeh dah tu kupi kena sénggol."

"Habisnya anak itu asal lewat saja, tumpahlah kopi itu tersenggolnya."

"Entar ari Kemis 'encang mao ngawinin si Nurlela, lu ikut yè kondangan."

"Nanti hari Kamis paman ingin menikahkan Nurlaila, turutlah kau ke undangan."

"Biasanye kalo mao Lebaran Cine, di Rawabelong ramé tuh nyang dagang ikan bandeng."

"Biasanya kalau mau Tahun Baru Imlek, di Rawabelong ramai orang yang berjualan ikan bandeng."

Betawi Ora' / Betawi Udik

Betawi Ora' ramai dituturkan di daerah pinggiran pusat ibukota, seperti Pulo Gadung, Kebayoran Lama, Cakung, Cilandak, Duren Sawit, Pasar Minggu, Cipayung, dan sekitarnya. Cakupan lebih luas tersebar di Bekasi, Kab. Bekasi, Depok, Tangerang dan Kab. Tangerang.[6] Tidak seperti Betawi Tengahan yang mengganti akhiran fonem /a/ menjadi /ɛ/ [è], dalam Betawi Ora' tetap menjadi /a/ (kadang dengan pemberhentian glotal), dan sering pula menekan menjadi [ah], seperti pada contoh; saya > sayah, siapa > sapah, mengapa > ngapah dan ada > ada', kata > kata', dan iya > iya'.

Contoh kalimat dalam Betawi Udik:

"Sumbrah bet romannyah, tengari-ngari ginih madang di tengah kebon, nasi timpalannya sayur asem 'ama ikan témbang, lalabnya pucuk putat."

"Nikmat sekali rasanya, siang hari seperti ini makan di tengah kebun, dengan nasi berlauk sayur asam dan ikan tembang, juga lalap pucuk daun putat "

"Kalu lagi musim durén, resep bangat dah orang pada maén dulu-dulu'an dari bedug subuh udah nglayab ke kebon pada nuturin karuk durén."

"Kalau sedang musim durian, seru sekali rasanya orang berlomba-lomba dari subuh sudah berkeliaran ke kebun untuk memungut bunga durian."

"Ètt dah, kunyungan tetrèkélan baè' si lu, mangkanyah kalo orang-tua ngomong tuh diwaro'in, jatoh 'kan lu dari pu'unan ."

"Astaga, sudah dibilangi kau malah main panjat pohon, makanya jika orang tua menasehati indahkanlah nasehat tersebut, alhasil jatuhlah kau dari pohon itu."

Tokoh

Tokoh-tokoh bahasa Betawi modern:

  • Firman Muntaco, yang terkenal dengan cerpen/artikel di koran tahun 1960an s.d. 1980an
  • Ganes TH., yang terkenal dengan komik "Si-Jampang: Jago Betawi" yang isinya berbahasa betawi, tahun 1965an
  • Benyamin Sueb, yang terkenal memainkan film-film yang bergenre "bahasa Betawi", tahun 1970an
  • Sjumandjaja, yang terkenal sebagai sutradara film "Si Doel: Anak Betawi", tahun 1970an

Acara televisi

Acara TV (Televisi) yang menggunakan bahasa Betawi dalam acaranya ialah;

Bacaan

  • S. Wallace (1976). Linguistic and Social Dimensions of Phonological Variation in Jakarta Malay. PhD. Dissertation, Cornell University.
  • Klarijn Loven (2009). Watching Si Doel: Television, Language and Cultural Identity in Contemporary Indonesia, 477 halaman, ISBN-10: 90-6718-279-6. Penerbit: The KITLV/Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies at Leiden.
  • Lilie M. Roosman (April 2006). Lilie Roosman: Phonetic experiments on the word and sentence prosody of Betawi Malay and Toba Batak, Penerbit: Universiteit Leiden

Buku-buku yang menjadi pastokan "Sastra Betawi" adalah:

Referensi

  1. ^ a b Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Betawi". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  2. ^ "Bahasa Betawi". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue. 
  3. ^ Chaer, Abdul. Folklor Betawi : kebudayaan & kehidupan orang Betawi. ISBN 9786029625691. OCLC 843021310. 
  4. ^ Nothofer, Bernd (1995-06). "The History of Jakarta Malay". Oceanic Linguistics. 34 (1): 86. doi:10.2307/3623113. 
  5. ^ Chaer, Abdul (2012). Folklor Betawi : kebudayaan & kehidupan orang Betawi (edisi ke-Cetakan pertama). Beji Timur, Depok. ISBN 978-602-96256-9-1. OCLC 843021310. 
  6. ^ a b Chaer, Abdul (2009). Kamus dialek Jakarta. Abdul Chaer (edisi ke-Ed. rev). Depok: Masup Jakarta. ISBN 978-979-15706-7-1. OCLC 437055594. 

Pranala luar