GTV (Indonesia)

Jaringan televisi di Indonesia

GTV (sebelumnya bernama Global TV) adalah salah satu jaringan televisi swasta nasional di Indonesia. Berawal dari sebuah stasiun televisi lokal di Jakarta, GTV belakangan meluaskan siaran ke 5 kota besar lainnya. Pada tanggal 11 Oktober 2017, Global TV berganti nama menjadi GTV dalam rangka acara ulang tahun GTV yang bernama "Amazing 15".

GTV
Nama sebelumnyaGlobal TV (2002–2017)
JenisJaringan televisi
SloganPilihan Terbaik Keluarga Indonesia
Negara Indonesia
BahasaBahasa Indonesia
PendiriNasir Tamara (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia)
IIFTIHAR[1]
Tanggal siaran perdana8 Oktober 2001 (siaran percobaan)
Tanggal peluncuran8 Oktober 2002 (sebagai Global TV)
11 Oktober 2017 (sebagai GTV)
Kantor pusatMNC Studios, Jl. Raya Perjuangan No. 1, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Indonesia
Wilayah siaranNasional
PemilikMedia Nusantara Citra
Induk perusahaanGlobal Mediacom
Kelompok usahaMNC Corporation
AfiliasiNickelodeon (2006-sekarang)
MTV (2002-2012)
Anggota jaringanlihat #Stasiun
Tokoh kunciHary Tanoesoedibjo (plt. Direktur Utama)
Valencia Herliani Tanoesoedibjo (Direktur Pelaksana)
Format gambar1080i HDTV 16:9
(diturunkan menjadi 576i 16:9 untuk umpan SDTV)
Satelit
KabelFirst Media: 53
IPTV
Televisi internet
Situs webgtv.id
GTV
PT Global Informasi Bermutu
Jakarta Barat, DKI Jakarta
Indonesia
SaluranAnalog: 51 UHF
Digital: 44 UHF
Virtual: 30
SloganPilihan Terbaik Keluarga Indonesia
Pemrograman
AfiliasiGTV (stasiun induk)
Kepemilikan
Pemilik
Riwayat
Didirikan22 Maret 1999
Siaran perdana
8 Oktober 2001 (siaran percobaan)
8 Oktober 2002 (sebagai Global TV)
11 Oktober 2017 (sebagai GTV)
Bekas tanda panggil
Global TV (2002-2017)
Global TV (nama sebelumnya)
Informasi teknis
Otoritas perizinan
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia
ERP120 kW (analog)[2]
Koordinat transmiter-6.193323,106.7660485
Pranala
Situs webgtv.id

Sejarah

Awal berdiri dan bersiaran

GTV didirikan pada 22 Maret 1999,[3] dengan aslinya bernama Global IIFTIHAR Broadcasting (GIB). Stasiun televisi ini awalnya merupakan proyek dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan The International Islamic Forum for Science, Technology and Human Resources Development (IIFTIHAR), yang sejak 1994 sudah merencanakan untuk mendirikan sebuah stasiun televisi Islami internasional.[4][5][6] Izin siaran nasionalnya sendiri diraih setelah melalui seleksi pendirian televisi yang diumumkan Deppen pada 12 Oktober 1999 (bersama DVN TV, MTI TV, Trans TV dan PRTV), bernomor 801/MP/PM/1999 pada 25 Oktober 1999[7][8] menggunakan nama baru: Global TV dan berada di bawah PT Titian Paraputra Sejahtera. Saat itu, Global TV dikonsepkan sebagai televisi berbasis syiar Islam, pendidikan, teknologi dan pengembangan sumber daya manusia, dengan acaranya berfokus pada berita ditambah hiburan dan olahraga.

Global TV sendiri awalnya disiapkan untuk memulai siarannya pada Agustus 2000 (selama 8 jam perhari di 7 kota), dengan modal sebesar US$ 50 juta dan bantuan teknis dari TV3 Malaysia.[4][9] Namun, karena terus mengalami kesulitan dalam memulai siarannya akibat kurang modal, pada tahun 2001, Bimantara Citra lewat anak usahanya, PT Panca Andika Mandiri (kemudian berganti nama menjadi PT Media Nusantara Citra Tbk) mengakuisisi saham kepemilikan Global TV. Masuknya Bimantara sendiri ditandai dengan beberapa perubahan, seperti dengan masuknya orang-orang RCTI dalam manajemen Global TV, contohnya Nenny Soemawinata.[10] Saat itu, operasional siarannya berada di Kawasan RCTI, Jl. Raya Perjuangan No.1 Kebon Jeruk, Jakarta Barat, sempat menempati gedung Ariobimo Sentral di Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan dari tahun 2009 hingga 2016, kemudian kembali ke Kawasan RCTI (kini menjadi MNC Studios) dan dijadikan kantor pusatnya (bersama dengan MNCTV) hingga saat ini.

Pada tanggal 8 Oktober 2001, Global TV memulai siaran percobaannya dengan awalnya hanya bersiaran di Jakarta saja menggunakan kanal 51 UHF. Kemudian, di tanggal 7 Maret 2002, Global TV dan MTV menjalin kerjasama sehingga acara MTV akan disiarkan oleh stasiun televisi baru ini (sebelumnya, MTV disiarkan di ANteve, tetapi tidak dilanjutkan karena kesulitan keuangan).[11] ​Realisasinya sendiri diwujudkan sejak Mei 2002, dimulai dari acara MTV Land, dan bersiaran selama 15 jam sehari dari pukul 09.00–24.00 WIB. Cakupan siarannya kemudian juga diperluas ke Bandung (46 UHF), Semarang (37 UHF), Yogyakarta (36 UHF), Surabaya (50 UHF) dan Medan (31 UHF).[12] Akhirnya, setahun setelah mulai bersiaran secara uji coba, di tanggal 8 Oktober 2002, Global TV diresmikan sebagai stasiun televisi musik untuk anak muda dan pertama di Indonesia dengan menayangkan program MTV selama 24 jam sehari.

Perkembangan 2005-2017

Setelah 3 tahun menayangkan MTV selama 24 jam, pada tanggal 15 Januari 2005, Global TV mengubah status menjadi stasiun televisi hiburan umum dan mulai menayangkan acaranya sendiri yang dimulai pada pukul 05.00–07.00 WIB dan 15.00–23.00 WIB, ditandai sebelumnya dengan pengumuman pada logo TVG dan diluncurkan dengan slogan "Seru!" pada tanggal yang sama, Persiapan Global TV untuk memproduksi program acara sendiri terjadi sejak awal 2004 dan pada 15 Oktober 2004, Global TV sepakat dengan MTV untuk mengurangi jam siaran MTV menjadi 12 jam. Perombakan program ini disebabkan, menurut hasil survei, tayangan MTV selama dua tahun terakhir mengalami penurunan, namun dikarenakan kebijakan pemerintah terkait penghematan energi, jam siaran Global TV kemudian dibatasi menjadi pukul 05.00-01.00 WIB sekaligus Global TV hanya menyiarkan program MTV pada pukul 07.00-15.00 WIB dan 01.00-04.00 WIB saja. Program andalan MTV yang ditayangkan Global TV pada saat itu adalah MTV Ampuh, MTV Bujang, MTV Global Room dan MTV Salam Dangdut.

Dalam perkembangannya,[13] Global TV juga menyiarkan acara-acara non-MTV dengan pembagian 8 jam untuk program sendiri, 8 jam untuk MTV dan 8 jam untuk Nickelodeon yang juga pernah ditayangkan di Lativi (sekarang tvOne). Penayangan acara Nickelodeon sendiri berlangsung sejak Februari 2006. Pada awalnya pula, kartun dari Nickelodeon adalah kartun yang banyak di Global TV, tetapi sekarang juga menyiarkan kartun non-Nickelodeon, termasuk animasi Jepang. Pada tahun 2011, Global TV mulai menayangkan 100% Ampuh yang merupakan program musik varietas sejenis Dahsyat di RCTI dan Inbox di SCTV. Sejak 1 Januari 2012, Global TV tidak menayangkan MTV lagi, kecuali untuk beberapa acara-acara tertentu seperti MTV EXIT.

Pada tanggal 28 Juni 2012, Global TV sempat membuat heboh karena Hary Tanoesoedibjo, pemiliknya sempat menyatakan bahwa Global TV akan dijadikan sebagai stasiun televisi berita (seperti tvOne dan MetroTV). Menurut salah satu sumber, rencana perubahan format ini sudah didesain sejak bulan Juni, yang dapat dilihat dari penambahan program berita (Buletin Indonesia dan Kilas Global) serta acara politik, seperti dialog Indonesia Bicara dan parodi politik Apa Maunya Indonesia. Bahkan pihak MNC dirumorkan sudah mendekati Karni Ilyas untuk menjadi personel Global TV.[14] Banyak yang menduga perubahan ini tidak jauh dari upaya Hary untuk menjadikan media miliknya ini sebagai corong politiknya, terutama setelah ia bergabung dengan Partai NasDem dan terjerat kasus restitusi pajak.[15][16] Namun, pada akhirnya tampak rencana ini dibatalkan, dan Global TV tetap menjadi saluran yang fokus pada acara hiburan. MNC pada akhirnya meluncurkan stasiun beritanya sendiri, iNews pada tanggal 6 April 2015.

Setelah menghilangnya rumor akan menjadi TV berita, Global TV tampak "gamang" dalam memilih jenis programnya, dengan sempat mencoba beraneka ragam program yang umumnya berusia pendek. Seperti drama Korea (contohnya Descendants of the Sun);[17] telenovela (seperti Maria Mercedes);[18] aneka sinetron baik dari produksi SinemArt (termasuk label Pop Soaps Productions), sinetron 2010-an seperti Preman Pensiun, hingga sinetron 1990-an seperti Jin dan Jun;[19][20] dan juga sitkom seperti Jeany & Soun Miun dan Epen Cupen The Series yang tak sesukses pendahulunya, seperti Awas Ada Sule. Walaupun demikian, tetap ada acara yang tetap ditayangkan Global TV secara konsekuen dan menjadi andalannya, yaitu film Barat dan kartun-kartun untuk anak-anak (seperti Naruto, PAW Patrol dan SpongeBob SquarePants).[21]

Pergantian nama menjadi GTV

Pada 11 Oktober 2017, dalam acara "Amazing 15", Global TV resmi berganti nama menjadi GTV, dengan logo baru yang mirip dengan digunakan pada 2006-2008 dan slogan baru "Pilihan Terbaik Keluarga Indonesia" yang juga mirip digunakan pada 2008-2011, namun dengan kata "Untuk Keluarga Indonesia", nama GTV sebelumnya sudah digunakan sebagai nama inisial Global TV pada akun sosial media program Global TV.

Sejak diluncurkan ulang dengan nama GTV, stasiun televisi ini tampak mengalami perubahan besar di bidang pemograman, dengan banyak menayangkan acara realitas (terutama social experiment show), acara permainan/kuis dan kemudian ditambah acara varietas.[22] Dimulai dari 20 November 2017 dengan penayangan Bedah Rumah, Uang Kaget, dan Family 100 Indonesia,[23][24][25] yang kemudian sukses memunculkan program-program sejenis lainnya seperti Pantang Ngemis, Minta Tolong, Komunikata Indonesia, dan Super Deal Indonesia.[26][27][28][29] Acara-acara tersebut awalnya cukup sukses mendongkrak pamor GTV,[30] namun kemudian perlahan berkurang dan saat ini jarang ditayangkan lagi.

Layaknya pada saat bernama Global TV, pun akhirnya stasiun televisi ini secara konsisten memfokuskan acaranya pada serial animasi karena cukup bisa mendongkrak rating-nya.[31] Tampak bahwa strategi gonta-ganti acara pun dilakukan kembali. Hal ini dapat dilihat ketika GTV mulai menayangkan program-program bernuansa mistis yang mengambil video yang bersumber dari YouTube, seperti Kisah Viral dan Legenda Sang Penunggu. GTV juga mulai kembali menayangkan FTV dan sinetron sejak tahun 2021, seperti IPA & IPS yang diadaptasi dari novel Wattpad berjudul sama dan Anak Jalanan: A New Beginning yang merupakan versi daur ulang dari sinetron Anak Jalanan yang pernah tayang di RCTI tahun 2015 hingga 2017.[32][33]

Acara

Olahraga

GTV memiliki hak siar atas liga balap paling bergengsi di dunia, Formula 1 setelah sebelumnya hak siar Formula 1 dimiliki TPI (sekarang MNCTV), dan kejuaraan dunia balap antar negara, A1. Kedua ajang ini disiarkan GTV sendirian. GTV juga memiliki hak siar dalam ajang sepak bola Euro 2008, bersama RCTI dan MNCTV.

GTV juga pernah menayangkan Piala Dunia 2010 dan untuk tahun ini, GTV dan MNCTV menayangkan Liga Utama Inggris dan Piala FA. Pada tahun 2011, GTV juga memiliki hak siar dalam ajang sepak bola Liga Prima Indonesia, bersama RCTI dan MNCTV.

Acara olahraga sendiri sesungguhnya sempat vakum selama dua tahun setelah pergantian logo dan programming GTV. Namun mulai tahun 2019 hingga sekarang, GTV mulai menayangkan kompetisi/turnamen eSports, maupun acara-acara seperti gelar wicara, pencarian bakat dan penganugerahan yang semuanya tentang eSports.[34][35] Sejak 2021, GTV juga kembali memunculkan program berita sepakbola berjudul Kick Off.[36]

Kepemilikan

Komposisi kepemilikan PT Global Informasi Bermutu saat pertama kali didirikan didominasi oleh tokoh-tokoh ICMI, meliputi Achmad Tirtosudiro 40%, Jimly Asshiddiqie 30%, Ahmad Husin Lubis 10% (ketiganya mewakili ICMI dan IIFTIHAR), serta Nasir Tamara dan M.S. Ralie Siregar 20% (keduanya dari pihak luar/profesional).[37][38] Beberapa waktu kemudian, saham Tirtosudiro dialihkan ke tokoh IIFTIHAR dan ICMI lainnya, Muhammad Zuhal akibat kesehatannya yang menurun.[39] Tamara kemudian dijadikan sebagai pemimpin stasiun televisi ini, dan sebagai perusahaan induknya kemudian didirikan PT Titian Paraputra Sejahtera yang juga dipimpin oleh Tamara. Kemungkinan pemilihan Tamara di sini adalah karena ia adalah seorang jurnalis senior. Struktur kepemilikan ini dianggap beberapa pihak merupakan faktor utama mengapa Global TV bisa mendapat izin siarannya pada 1999. Ini karena presiden saat itu, Habibie, juga merupakan eksponen ICMI. Peran Habibie adalah dengan menyetujui surat permohonan izin Global TV yang disampaikan oleh Zuhal dan memberikan "katebelece" lewat Mensesneg Muladi (B-602/M.Setneg/9/1999 pada 13 September 1999)[40] untuk meloloskan Global TV sebagai pemenang seleksi yang dilakukan Deppen.[41][42] Ini masih belum ditambah faktor lain seperti kedekatan Tamara dengan Habibie, dan isu adanya keinginan adik Habibie, Timmy untuk untuk mendukung pendanaan Global TV.[43][9]

Namun, ketika izin telah didapatkan, masalahnya adalah PT Global Informasi Bermutu tidak memiliki modal yang mencukupi, apalagi pada saat itu Indonesia sedang berada dalam ekonomi yang payah. Dalam perjalanannya, PT Global Informasi Bermutu sempat berusaha untuk menarik modal dari investor Muslim, sektor ekonomi syariah dan beberapa pengusaha (seperti Mahaka Media) tetapi tidak berhasil. Ide untuk mendirikan Global TV pun makin sulit digapai ketika Zuhal yang awalnya akan memberi modal pinjaman IDB pada stasiun televisi ini tidak memenuhi janjinya (karena dialihkan untuk membangun Universitas Al Azhar Indonesia),[40] padahal stasiun TV swasta sudah harus memulai siarannya setahun setelah izin didapatkan. Ini masih belum ditambah lagi hutang-hutangnya di beberapa perusahaan dan Bank Mandiri yang harus dilunasi.[1] Akibatnya, diambil jalan pintas untuk berkongsi dengan konglomerasi Bimantara Citra pada 2001. Pada saat itu, pihak Bimantara menjanjikan bahwa mereka akan menjaga niat awal Global TV yaitu untuk siaran dakwah, pendidikan, SDM dan teknologi. Beralihlah saham Global TV ke Bimantara sebanyak 70%, sedangkan sisanya (30%) masih dipegang pemilik lama lewat PT Titian Paraputra Sejahtera.[44] Transaksi dilakukan Bimantara dengan mengeluarkan biaya senilai US$ 9,53 juta lewat anak usahanya, PT Panca Andika Mandiri.[45] Walaupun sempat menimbulkan kontroversi karena dianggap telah melanggar hukum dengan menjual izin dan frekuensi siaran, tetapi baik pihak PT Titian dan Bimantara berkilah, bahwa hal itu wajar dalam bisnis dan yang dijual bukan izinnya, tapi saham perusahaannya.

Dikuasai oleh Bimantara membuat Global TV mampu bersiaran pada 2002. Permasalahannya adalah ketika bersiaran, justru Global TV tidak menyiarkan acara seperti yang diharapkan oleh pendiri awalnya, dengan fokus menyiarkan acara musik MTV. Menurut pemilik lama, hal ini dikarenakan kepemilikan di Bimantara sudah berubah, yaitu oleh Hary Tanoesoedibjo (HT) yang tidak memikirkan janji dan komitmen manajemen Bimantara sebelumnya. Di lain pihak, HT mengaku bahwa saat pemilik lama menjual sahamnya, izin Global TV adalah sebagai televisi umum, sehingga dibebaskan untuk menyiarkan acara apapun.[1][46] Perubahan isi siaran ini sempat menimbulkan protes dan kekecewaan dari Muladi dan KPI pada Maret 2006 yang sempat meminta agar Global TV dikembalikan ke misinya semula (atau dibekukan izinnya),[47] tetapi HT tetap bergeming.[48][49] Akibat perubahan isi siaran ini, pihak IIFTIHAR dan ICMI kecewa, tetapi tidak bisa berbuat banyak karena sudah tidak memegang saham mayoritas. Mereka akhirnya memutuskan mengundurkan diri dari Global TV dengan menjual 30% sahamnya (dari PT Titian Paraputra Sejahtera) kepada pemilik 70% saham Global TV, PT Media Nusantara Citra (dahulu bernama PT Panca Andika Mandiri, kini merupakan induk perusahaan penyiaran milik Bimantara/HT)[50] senilai US$ 5 juta pada 21 Februari 2005[51] serta mundur dari berbagai jabatan penting di Global TV.[52][53] Hasilnya, kepemilikan MNC atas Global TV mencapai 100%. Kondisi itu terus berlangsung hingga kini.

Masalah saham Global TV sempat diributkan pada September 2006. Kala waktu itu, pemilik lama Global TV (Jimly, Achmad Tirto, Ahmad Lubis, Zuhal) digugat oleh PT Jelang Era Global, yang pada saat itu menuntut 10% saham Global TV sebagai ganti dari pembayaran Rp 300 juta untuk konsultasi awal pendirian stasiun TV ini. Namun PT Jelang tidak bisa menerima 10% saham itu karena Global TV sudah keburu dijual kepada Bimantara. Gugatan yang disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan tuntutan ganti rugi Rp 6 miliar ini akhirnya kandas setelah pada Juni 2007 ditolak oleh pengadilan.[54][55][56]

Stasiun

GTV saat ini disiarkan melalui sekitar 40 stasiun televisi (termasuk stasiun relai) yang dimiliki oleh kurang lebih 32 perusahaan (termasuk stasiun dan perusahaan induknya), dan menjangkau 32 dari 34 provinsi di Indonesia.

Berikut ini adalah transmisi GTV dan stasiun afiliasinya (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/bersiaran secara berjaringan). Data dikutip dari data Izin Penyelenggaraan Penyiaran Kementerian Komunikasi dan Informatika RI[57] dan data dari laporan keuangan MNC Media.[58]

Keterangan: stasiun yang dicetak miring berarti masih berupa stasiun relai dan belum memiliki siaran lokalnya sendiri.

Nama Jaringan Nama Stasiun Daerah Frekuensi analog (PAL) Frekuensi digital (DVB-T2)[59] Nama Multipleksing Digital (DVB-T2)[60]
PT Global Informasi Bermutu GTV DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi 51 UHF 44 UHF RCTI Jakarta
PT GTV Satu GTV Bandung Bandung, Cimahi, Padalarang, Cianjur 46 UHF 31 UHF RCTI Bandung
GTV Lampung Bandar Lampung, Kota Metro 38 UHF 37 UHF antv Bandar Lampung
PT GTV Dua GTV Semarang Semarang, Ungaran, Kendal, Demak, Jepara, Kudus 37 UHF 46 UHF GTV Semarang
GTV Yogyakarta Yogyakarta, Wonosari, Solo, Sleman, Wates 36 UHF 41 UHF GTV Yogyakarta
PT GTV Tiga GTV Surabaya Surabaya, Lamongan, Gresik, Mojokerto, Pasuruan, Bangkalan 50 UHF 41 UHF GTV Surabaya
PT GTV Empat GTV Padang Padang, Pariaman, Bukittinggi, Padang Panjang 37 UHF 40 UHF antv Padang, Bukittinggi, Tanah Datar dan Solok
GTV Medan Medan 31 UHF 42 UHF RCTI Medan
PT GTV Lima GTV Pekanbaru Pekanbaru 36 UHF 45 UHF tvOne Pekanbaru
GTV Palembang Palembang 36 UHF 29 UHF TVRI Sumatera Selatan
PT GTV Enam GTV Manado Manado 28 UHF 35 UHF Trans TV Manado
GTV Makassar Makassar, Maros, Sungguminasa dan Pangkajene 43 UHF 40 UHF RCTI Makassar
PT GTV Tujuh GTV Banjarmasin Banjarmasin, Martapura dan Marabahan 28 UHF 47 UHF GTV Banjarmasin
GTV Samarinda Samarinda 41 UHF 33 UHF GTV Samarinda
PT GTV Delapan GTV Jambi Jambi 31 UHF 32 UHF Trans TV Jambi
GTV Pontianak Pontianak 33 UHF 40 UHF Trans TV Pontianak
PT GTV Sembilan GTV Jayapura Jayapura 36 UHF 37 UHF RCTI Jayapura
GTV Manokwari Manokwari 34 UHF SCTV Manokwari
PT GTV Sepuluh GTV Denpasar Kota Denpasar, Singaraja 47 UHF 42 UHF antv Bukit Bakung, Wanagiri, Ularan, Gilimanuk, Kintamani dan Lempuyang
PT GTV Bengkulu GTV Bengkulu Bengkulu 55 UHF 40 UHF RCTI Bengkulu
PT GTV Balikpapan GTV Balikpapan Balikpapan 50 UHF 33 UHF GTV Balikpapan
GTV Tanjung Selor Tanjung Selor 27 UHF 44 UHF GTV Tanjung Selor
PT GTV Palu GTV Gorontalo Gorontalo 60 UHF 37 UHF RCTI Gorontalo
GTV Palu Palu 41 UHF 44 UHF RCTI Palu
PT GTV Tegal GTV Tegal Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan 48 UHF 42 UHF GTV Tegal
PT GTV Palangkaraya GTV Palangkaraya Palangkaraya 39 UHF 42 UHF Trans TV Palangkaraya
PT GTV Babel GTV Pangkalpinang Pangkal Pinang 56 UHF 36 UHF RCTI Pangkalpinang
PT GTV Ambon Ternate GTV Ambon Ambon 51 UHF 39 UHF RCTI Ambon
GTV Ternate Ternate 46 UHF 40 UHF Trans TV Ternate
PT GTV Aceh GTV Aceh Banda Aceh 26 UHF 45 UHF RCTI Banda Aceh
PT GTV Mataram GTV Mataram Mataram 26 UHF 35 UHF MetroTV Mataram / MetroTV Pujut
PT GTV Kupang GTV Kupang Kupang 46 UHF 35 UHF RCTI Kupang
PT GTV Kendari Mamuju GTV Kendari Kendari 57 UHF 36 UHF SCTV Kendari
GTV Mamuju Mamuju 52 UHF 37 UHF RCTI Mamuju
PT GTV Batam GTV Batam Batam, Tanjung Balai Karimun off air sejak 2019 44 UHF RCTI Batam
PT GTV Garut GTV Garut Garut, Tasikmalaya, Ciamis 46 UHF 38 UHF RCTI Garut
PT GTV Sukabumi GTV Sukabumi Sukabumi 46 UHF 41 UHF RCTI Sukabumi
PT GTV Sumedang GTV Sumedang Sumedang 49 UHF 46 UHF RCTI Sumedang
PT GTV Cirebon GTV Cirebon Cirebon, Indramayu off air sejak 2021
(21 UHF)
25 UHF RCTI Cirebon
PT GTV Purwokerto GTV Purwokerto Purwokerto, Banyumas, Purbalingga, Kebumen dan Cilacap off air sejak 2013 42 UHF GTV Banyumas
PT GTV Madiun GTV Madiun Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo dan Trenggalek off air sejak 2019 40 UHF GTV Madiun / GTV Trenggalek
PT GTV Jember GTV Jember Jember off air sejak 2019 41 UHF GTV Jember
PT GTV Malang GTV Malang Malang off air sejak 2019 43 UHF GTV Malang
PT GTV Kediri GTV Kediri Kediri, Pare, Kertosono, Blitar, Jombang, Tulungagung off air sejak 2019
Sabang 45 UHF RCTI Sabang
Lhokseumawe 44 UHF RCTI Lhokseumawe
Kotabaru 47 UHF GTV Kotabaru
GTV Banyuwangi Banyuwangi 40 UHF GTV Banyuwangi

Penyiar

Direksi

Daftar direktur utama

No. Nama Awal jabatan Akhir jabatan
1 Nasir Tamara 1999 2001
2 Adjie Gunawan 2001 2003
3 Agus Sjafruddin 2003 2004
4 Stephen K. Sulistyo 2004 2008
5 Daniel Tatang Hartono 2008 2010
6 David Fernando Audy 2010 2021
7 Hary Tanoesoedibjo (Plt.) 2021 sekarang

Direksi saat ini

Struktur dewan direksi GTV saat ini adalah sebagai berikut:

No. Nama Jabatan
1 Hary Tanoesoedibjo (Plt.) Direktur Utama
2 Valencia Herliani Tanoesoedibjo Direktur Pelaksana
3 Tantan Sumartana Wakil Direktur Pelaksana bidang Penjualan dan Pemasaran
4 Noersing Direktur Produksi
5 Faisal Dharma Setiawan Direktur Keuangan, Teknologi dan Legal
6 Harry Hermawan Direktur Program dan Akuisisi[61]
7 Firdauzi Cece Direktur Pemasaran

Identitas

Logo pertama Global TV dengan akronim TVG (1 Juni 2002 – 13 Oktober 2006)
Logo kedua Global TV (13 Oktober 2006 – 1 Juli 2008)
Logo ketiga Global TV (1 Juli 2008 – 28 Maret 2012, logo "G" masih digunakan pada program Global Malam hingga Juni 2012)
Logo terakhir Global TV (28 Maret 2012 – 11 Oktober 2017)

GTV awalnya menggunakan logo "TVG" dengan tulisan "TV" warna hijau dan huruf "G" besar warna biru, diadaptasi dari logo RCTI dengan lengkungkan seperti bulan sabit, Digunakan pada tanggal 1 Juni 2002 hingga 13 Oktober 2006, ketika masih merelai acara-acara MTV.

Seiring makin banyaknya acara non-MTV yang tayang di GTV, termasuk acara Nickelodeon, logo "TVG" dipensiunkan dan diganti dengan logo yang terdiri dari huruf "G", dikenal sebagai "Glosie" yang memiliki perpaduan warna jingga dengan Nickelodeon, hijau, dan biru dari "TVG" di atasnya dengan tulisan "GlobalTV" di bawahnya pada tanggal 13 Oktober 2006, bertepatan dengan acara "Fant4stik" (siaran bersama RCTI saat itu), yaitu perayaan Ulang Tahun Global TV ke-4.

Agar lebih segar, Global TV mengganti logonya dengan bola tiga dimensi biru dengan huruf "G" dengan tulisan "globaltv" pada tanggal 1 Juli 2008, setelah Euro 2008 berakhir.

Pada tanggal 28 Maret 2012, Global TV meluncurkan logo barunya saat penayangan langsung acara "Lampion 100% Ekspresif". Logo ini mirip dengan logo MNCTV dan Sindo TV dengan tulisan GlobalTV mirip seperti tulisan digunakan pada logo 2006-2008. David Fernando Audy, yang pada saat itu menjabat sebagai direktur utama Global TV mengatakan, “Logo baru ini merupakan bentuk penyempurnaan dari logo sebelumnya dan mempresentasikan perkembangan Global TV dari tahun ke tahun yang semakin kuat dengan program-programnya, baik on-air maupun off-air. Juga dari berbagai hal lain yang membuat Global TV semakin menjadi pilihan pemirsa Indonesia”.[62]

Pada tanggal 11 Oktober 2017, Global TV mengganti nama dan logonya menjadi GTV, bertepatan dengan acara "Amazing 15", yaitu perayaan Ulang Tahun Global TV ke-15. Huruf "G" pada logo GTV ini hampir mirip dengan logo yang sebelumnya (2006–2008), begitu juga hampir mirip dengan logo Google, hanya saja warna yang berbeda di mana warna tersebut berdasarkan warna lambang dari logo MNC, yakni biru, merah, hijau dan kuning (berurutan searah jarum jam).

Slogan

Sebagai Global TV

  • Nongkrong Terus di MTV (2002–2005)
  • Millions of Entertainment (2005–2006)
  • Global TV Seru! (2005–2008, 2011–2017)
  • Untuk Keluarga Indonesia (2008–2011)
  • 100% Seru! (2011–2013)

Sebagai GTV

  • Pilihan Terbaik Keluarga Indonesia (2017–sekarang)

Penghargaan

Tahun Award Kategori Hasil
2015 Panasonic Gobel Awards 2015 Acara khusus/Special Events (Gemilang 12 HUT GTV) Nominasi
2017 Panasonic Gobel Awards 2017 Acara khusus/Special Events (Amazing 14) Nominasi
2018 Panasonic Gobel Awards 2018 Acara khusus/Special Events (Amazing 15) Nominasi
2019 Panasonic Gobel Awards 2019 Acara khusus/Special Events (Amazing 16) Nominasi

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c Nasir Tamara Akui Misi Global TV Berubah Setelah Harry Tanoe Masuk
  2. ^ National Television Networks in Indonesia
  3. ^ BAB 3 OBYEK PENELITIAN Sejarah Perusahaan PT. Global TV. Maret 1999 dengan akta No. 14 tanggal 22 Maret 1999 dan mendapat Ijin
  4. ^ a b Membuka Kejadian Menonjol Media Massa Indonesia Sejak Era Reformasi Sampai 2000
  5. ^ Suara muhammadiyah, Volume 89,Masalah 17-24
  6. ^ Laporan pertanggungjawaban Majelis Pengurus Pusat, Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia, periode 1995-2000, Volume 2
  7. ^ LIMA TEVE SWASTA BARU, BEREBUT IKLAN DAN KAVLING DI UDARA
  8. ^ Global TV: Izin Tetap Milik GIB, Isi Siaran Tidak Melanggar
  9. ^ a b AsiaCom: Asia-Pacific TV, Cable, Satellite, and Telecommunications, Volume 5
  10. ^ Eksekutif, Masalah 263-268
  11. ^ Asia Media Report: A Crisis Within
  12. ^ MTV ASIA, GLOBAL TV TO BROADCAST MTV INDONESIA
  13. ^ About - Sekilas GlobalTV
  14. ^ Global TV Dijadikan TV Berita?
  15. ^ Kasus Pajak Terkait Restitusi Bhakti Investama
  16. ^ Banting Setir Anak Termiskin
  17. ^ DRAMA KOREA : Besok, Descendants Of The Sun Tayang Ulang Di Global TV
  18. ^ Global TV Siapkan 5 Serial Telenovela Terpopuler
  19. ^ Sinetron Preman Pensiun Kembali Tayang di Global TV
  20. ^ Global TV Tayangkan Jin dan Jun, Tuyul dan Mbak Yul, Jinny oh Jinny
  21. ^ MNC Media, “Smallest and Most Imaginated Media Group”
  22. ^ MNCN targetkan pendapatan tumbuh 5%-10% di tahun ini
  23. ^ Bedah Rumah yang Didukung Propan Raya Berhasil Menyabet Panasonic Gobel Award 2018
  24. ^ Bicara Layar Kaca #3: Uang Kaget (2017)
  25. ^ Mudahkan Masyarakat yang Ingin Jadi Peserta, Family 100 Indonesia Buka Audisi Online
  26. ^ Reality Minta Tolong Kembali Hadir di Layar Kaca
  27. ^ Hadiah Pantang Ngemis GTV Dinilai Kekecilan Dibanding Uang Kaget
  28. ^ Promo Super Deal Indonesia di GTV
  29. ^ Versi Baru 'KomuniKata' Tayang di GTV, Dipandu Choky Sitohang
  30. ^ Uang Kaget GTV Sukses, Penonton Ingin Settingan Tabrakan Hilang
  31. ^ Rating GTV
  32. ^ Sinopsis IPA & IPS, Sinetron Terbaru yang Tayang di GTV
  33. ^ Anak Jalanan 2022 GTV: Anrez-Ersya “Gantikan” Stefan-Wilona?
  34. ^ E-Sports Star Indonesia GTV, Peluang Gabung E-Sport Profesional
  35. ^ Ini 11 Pemenang Indonesian Esports Awards 2020, Termasuk Ariel Noah
  36. ^ Promo Kick Off di GTV
  37. ^ Demokrasi dan globalisasi: meretas jalan menuju kejatidirian
  38. ^ Digugat Rp 6 Miliar, Jimly Lempar ke Zuhal
  39. ^ Media dan Pekerjaan Rumah Terbesar Umat Islam
  40. ^ a b "Belum Merespons, Nasir Tamara Pelajari Soal Global TV"
  41. ^ Bukan Cuma Global TV yang Cacat
  42. ^ Gatra, Volume 12,Masalah 16-19
  43. ^ Televisi Jakarta di atas Indonesia: Kisah Kegagalan Sistem Televisi Berjaringan di Indonesia
  44. ^ Sebaran Kerajaan Cendana di Bisnis Pertelevisian
  45. ^ Ekonomi Politik Media Penyiaran
  46. ^ IIFTIHAR Sesalkan Perubahan Visi dan Misi Siaran Global TV
  47. ^ Izin Siaran untuk Global TV Disesalkan Muladi
  48. ^ Muladi Kirim Surat ke IIFTIHAR Minta Tanggung Jawab Moral
  49. ^ Harry Tanoe: Izin Global TV Siaran Umum
  50. ^ PROSPEKTUS MNC 2007
  51. ^ Lapkeu Q2 BMTR 2005
  52. ^ Televisi Berita di Indonesia, Model Baru Pertelevisian Nasional
  53. ^ Masyarakat dan Teks Media: Membangun Nalar Kritis atas Hegemoni Media
  54. ^ Seteru Jimly Ajukan Banding
  55. ^ Digugat Rp 6 Miliar, Jimly Lempar ke Zuhal
  56. ^ Jimly Asshiddiqie Digugat ke PN Jaksel
  57. ^ DAFTAR IZIN PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN TELEVISI YANG SUDAH DITERBITKAN OLEH MENTERI KOMINFO SAMPAI DENGAN NOVEMBER 2017
  58. ^ Laporan Keuangan Q2 MNC 2020
  59. ^ Peta ISR TV Digital - SDPPI Maps
  60. ^ "Dashboard TV Digital". Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Diakses tanggal 23 Januari 2022. 
  61. ^ https://www.rctiplus.com/programs/1352/voice-of-ramadan/episode/24222/voice-of-ramadhan-eps-19
  62. ^ "Konser Lampion 100% Ekspresif, Global TV Ganti Logo". KapanLagi.com. 30 Maret 2012. Diakses tanggal 14 Maret 2016. 

Pranala luar