Songkok
Songkok atau yang biasanya juga disebut sebagai peci atau kopiah merupakan sejenis topi tradisional bagi orang Melayu. Di Indonesia, songkok yang juga dikenal dengan nama peci ini kemudian menjadi bagian dari pakaian nasional, dan dipakai oleh orang Islam. Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, songkok adalah penutup kepala kaum lelaki yang terbuat dari bahan kain beludru. [1] Songkok juga dipakai oleh tentara dan polisi Malaysia dan Brunei pada upacara-upacara tertentu.[2] Penutup kepala ini merupakan variasi dari Fes atau Tharbusy yang berasal dari Maroko.
Dalam bahasa inggris, songkok diistilahkan dengan skull cap yang berfungsi untuk menutupi setengah lingkaran pada bagian atas kepala seseorang. Namun karena sulitnya pelafalan dan pengaruh penjajahan wilayah melayu yang dulunya sebagian besar dikuasiai oleh inggris, istrilah skull cap berubah menjadi song-kep dan pada akhirnya benar-benar berubah menjadi songkok, seperti yang kita kenal saat sekarang ini. Istilah songkok sudah mulai jarang digunakan pada saat ini dan akhirnya diganti dengan istilah peci. [3] [4]
Songkok populer bagi masyarakat Melayu di Malaysia, Singapura, Indonesia dan bagian selatan Thailand. Perlengkapan ini dikatakan berasal dari pakaian yang dipakai di Ottoman Turki. Songkok juga popular dikalangan India Muslim dan menurut pakar kemudiannya berangsur menjadi songkok di dunia Melayu. Dalam kesusteraan Melayu, songkok telah disebut dalam Syair Siti Zubaidah (1840) "...berbaju putih bersongkok merah...."
Bagi kalangan orang Islam di Nusantara, songkok menjadi pemakaian kepala yang resmi ketika menghadiri upacara-upacara resmi seperti upacara perkawinan, salat Jumat, upacara keagamaan dan sewaktu menyambut Idul Fitri dan Idul Adha. Songkok juga dipakai sebagai pelengkap baju adat Melayu yang dipakai untuk menghadiri pertemuan-pertemuan tertentu.
Asal Usul Songkok di Indonesia
Di Indonesia sendiri, peci diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga. Salah satu dari sembilan wali Allah yang ada di Indonesia. Pada mulanya Sunan Kalijaga membuat mahkota atau kuluk yang diperuntukkan khusus untuk Sultan Fattah.
Kuluk yang dibuat Sunan Kalijaga untuk Sultan Fattah saat itu mirip dengan songkok atau peci, hanya saja ukurannya jauh lebih besar dibandingkan peci yang kita kenal saat ini. Namun ada pula cerita lain yang menceritakan tentang asal usul peci di Indonesia. Bahwasannya Laksamana Ceng Ho yang membawa peci masuk ke Indonesia.
Kopiah dicatat digunakan pasukan khusus Majapahit (Bhayangkara).[5] Kupiah direkam dalam catatan kosakata Italia-Melayu buatan Antonio Pigafetta tahun 1521.[6]
Kata "peci" berasal dari bahasa Belanda "petje". "Pet" berarti kupiah, "je" berarti kecil.[7]
Referensi
- ^ "Arti kata songkok - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online". kbbi.web.id. Diakses tanggal 2022-04-26.
- ^ Journal of the Society for Army Historical Research
- ^ Andryanto, S. Dian (2021--05-13). "Sejarah Punya Cerita Tentang Perbedaan Kopiah, Peci, dan Songkok". www.gaya.tempo.co. Diakses tanggal 2022/04/26.
- ^ "Asal Muasal Peci, Kopiah, dan Songkok". Republika Online. 2015-06-18. Diakses tanggal 2022-04-26.
- ^ Nugroho, Irawan Djoko (2011). Majapahit Peradaban Maritim. Suluh Nuswantara Bakti. ISBN 9786029346008.
- ^ Bausani, Alessandro (December 1960). "The First Italian-Malay Vocabulary by Antonio Pigafetta". East and West. 11: 229–248 – via JSTOR.
- ^ Cindy Adams "Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia : Biography as Told to Cindy Adams"