Peraturan perang Islam

Peraturan perang Islam merujuk kepada apa yang telah diterima dalam syariah (hukum Islam) dan fiqih (ilmu hukum Islam) oleh para ulama (cendekiawan Islam) sebagai cara yang benar dalam Islam yang harus dipatuhi oleh para Muslim ketika sedang berperang.

Peperangan yang dilakukan oleh Salahuddin Ayyubi dalam mengambil-alih Kota Yerusalem..

Perperangan dalam islam tergolong menjadi dua, yaitu jihad defensif dan jihad ofensif. Jihad defensif adalah bentuk perlawanan apabila wilayah islam diserang. Sedangkan jihad ofensif adalah jihad yang dilancarkan ke daerah-daerah kafir tanpa umat muslim diperangi terlebih dahulu, sebagai bagian dari memperluas wilayah islam, dan sebagai bentuk meneladani Nabi Muhammad yang dulu bermata-pencaharian dari menjarah harta milik orang-orang kafir.

Peraturan berperang

Perundang-undangan tentang berperang terdapat pada dalil di dalam Al-Qur'an dan hadits. Perintah tersebut di antaranya adalah:

Al-Qur'an

• Awalnya umat Muslim hanya dibolehkan memerangi umat kafir yang memerangi mereka terlebih dahulu dan dilarang melampaui batas. Namun ini kemudian di-nasakh (dibatalkan) setelah turunnya ayat-ayat pedang yang memperbolehkan umat muslim memerangi orang-orang kafir tanpa diperangi terlebih dahulu.
• Dilarang berperang di Masjidil Haram, kecuali umat kafir telah memerangi terlebih dahulu di tempat tersebut.
• Berikan musuh kebebasan untuk berjalan bila mereka berhenti dari kekafiran.
• Berperang hanya di jalan Allah.
• Jika ada seorang musyrik yang meminta perlindungan terhadap umat Muslim, maka berikanlah, dan dengarkan kepadanya ayat-ayat Allah.
• Dilarang berperang di bulan-bulan haram (Muharram, Rajab, Zulqaidah, Zulhijah) kecuali berperang karena membela diri. Pendapat para ulama yang mahsyur mengatakan bahwa larangan ini sudah dibatalkan, salah satunya karena Nabi mengepung Thaif pada bulan haram, yaitu Dzulqaidah.
• Diperbolehkan membatalkan perjanjian bila merasa takut ada pengkhianatan.

Al-Hadits

Berikut beberapa peraturan dalam berperang yang harus dipatuhi oleh umat Muslim ketika berperang melawan musuh:

• Halalnya darah dan harta manusia yang belum bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, dan sholat seperti umat muslim ke arah Ka'bah.
• Berpahala bila memerangi dan membunuh orang-orang muslim yang dianggap menyimpang dari aqidah islam yang lurus.
• Dibenarkan membunuh musuh yang sudah menyerah.
• Diperbolehkan memperbudak perempuan-perempuan dan anak-anak dari pihak musuh.
• Diperbolehkan menyetubuhi perempuan-perempuan yang diperbudak dari pihak musuh.
• Diperbolehkan memperjual-belikan perempuan-perempuan yang ditawan dari pihak musuh.
• Diperbolehkan membunuh perempuan-perempuan dan anak-anak dari pihak musuh. Nabi berkata bahwa, "Mereka (perempuan-perempuan dan anak-anak musyrik) itu bagian dari mereka (orang-orang musyrik) juga." Namun pembolehan ini dibatalkan oleh Nabi setelah beliau melihat jenazah seorang perempuan yang tewas di tangan pasukan beliau dalam serangan ke sebuah daerah kafir (ghazwat).
• Diperbolehkan membunuh orang yang sudah tua.
• Diperbolehkan mengganggu para biarawan dan membunuh umat yang tengah beribadah.
• Diperbolehkan menghancurkan tempat Ibadah.
• Dilarang memutilasi mayat musuh. Namun Nabi memutilasi musuh-musuhnya yang masih hidup.
• Dilarang menebang pohon bidara. Namun Nabi membakar pohon-pohon kurma dan menebang perkebunan milik Banu Nadir.
• Diperintahkan untuk membunuh cicak, anjing, ular, dan diperbolehkan bagi orang yang sedang ihram untuk membunuh burung gagak, burung rajawali, tikus dan kalajengking.

Pranala luar

• Beginilah Aturan Islam dalam Perang dan Memperlakukan Tawanan di Republika.co.id
• Larangan Membunuh Wanita dan Anak-Anak di Al-Islamu.com Diarsipkan 2013-01-29 di Wayback Machine.
• Islamic Texts on the rules of war Diarsipkan 2012-02-17 di Wayback Machine.
• The Qur'an and War: Observations on Islamic Just War
• Defending The Transgressed By Censuring The Reckless Against The Killing Of Civilians