Kerajaan Fatagar
Kerajaan Fatagar (Melayu Papua: Petuanan Fatagar) adalah kerajaan Islam yang didirikan klan Uswanas. Ibukotanya terletak di Merapi, sebelah timur Distrik Fakfak, Kabupaten Fakfak, Papua Barat, Indonesia.[2] Petuanan Fatagar memiliki wilayah adat di Distrik Fakfak dan Distrik Pariwari.[3]
Kerajaan Fatagar Petuanan Fatagar | |
---|---|
1600an | |
Ibu kota | Fakfak |
Bahasa yang umum digunakan | Indonesia (resmi) Melayu Papua (utama) bahasa daerah papua (asli) |
Agama | Islam Sunni |
Pemerintahan | Kerajaan |
Tuan Raja | |
• 1600an–tidak diketahui | Maraitat |
• tidak diketahui–1800 | Kanumbas |
• 1800–1899 | Kurkur |
• 1899–1942 | Mafa[1] |
• 1942–1943 | Kamarudin |
• 1956–2009 | Said Arobi Uswanas |
• 2009–sekarang | Taufiq Heru Uswanas |
Sejarah | |
• Pembentukan | 1600an |
Sekarang bagian dari | Indonesia |
Asal muasal
Ada dua legenda mengenai asal muasal kerajaan Fatagar, legenda pertama kerajaan Fatagar berasal dari penguasa yang berkedudukan di Ugar. Dalam memori Galis salah satu wilayah dalam pengaruh Kerajaan Majapahit adalah Onin yang dicatat sebagai Wanin. Ekspedisi Frobenius sekitar tahun 1937 menemukan sebuah kota perbentengan dengan berbagai kubu dan parit pertahanan di Ugar. Sehingga bisa dipastikan benar adanya penguasa di Ugar. Dalam memori Galis tersebut disebutkan pula kisah penduduk lokal di antara Teluk Patipi dan Rumbati tentang ekspedisi Jawa yang berlangsung pada abad 15. [4]
Menurut legenda kedua dalam Memori van Milligen Gunung Bah-Bah, dikisahkan bahwa tempat asal pendiri kampung di wilayah tersebut adalah Gunung Baik atau Bai, sebuah pegunungan curam. Dari Gunung Baik itu sekelompok orang berangkat ke Onin sedangkan kelompok lain berangkat ke selatan yang sekarang menjadi Kowiai (Namatota dan Kaimana). Kisah tersebut dianggap kisah penciptaan, sebab dalam kisah Gunung Baik disebutkan Gunung tersebut merupakan asal munculnya berbagai kelompok yang menghuni di Bumi. [4]
Awal Kerajaan Fatagar
Menurut A.L. Vink dalam memorie-(vervolg) van Overgrave van de (Onder)Afdeeling West Nieuw Guinea, 1932, leluhur keturunan raja Fatagar dan Patipi adalah keturunan lokal. Leluhur tersebut disebutkan adalah Wariyang, yang pada suatu hari ketika matahari terbenam melihat wanita di puncak phon kelapa yang kemudian dinikahinya. Dari perkawinan mereka keturunan raja sekarang dilahirkan. Orang pertama yang mendapat gelar raja oleh Sultan Tidore adalah Maraitat. Selanjutnya terjadi perpindahan raja Fatagar dari Pulau Ega ke Merapi.
Berdasarkan cerita rakyat oleh Cosmos Tanggahma, juru bicara Kerajaan Fatagar, Raja Mafa (Nggar) keluar dari Pulau Nggar bersama Tanggahma yang sudah keluar lebih dahulu, melalui Pulau Panjang, dan tinggal di ujung Pulau Panjang. Kpadaran Uswanan (kakak) dan Tbedare Uswanas (adik) bertani akar tubs di Pulau Panjang. Suatu hari kedua kakak beradik tersebut berkelahi karena akar tuba, sehingga Tbedare pindah ke Kampung Mendopma bersama Weyamen. Di Kampung Mendopma ini, Tbedare membuka perkebunan Pala. Kpadaran yang kesepian di Pulau Panjang pergi ke Weri dan Pasir Putih. Kemudian berpindah ke Sorpeha, dan dilanjutkan ke Kampung Merapi.
Cerita ini sama dengan Muhammad Tanggahma dimana, Kpadaran adalah nama lain penguasa kedua Fatagar, raja Parar. Dalam kisah tambahan ini selain kedua kakak beradik tersebut ada adik perempuan bernama Wuhninihitora yang berparas cantik. Sehingga seorang Muri dari Baham ingin menikahinya. Muri tersebut berubah menjadi buaya dan menculik Wuhninihitora, sang buaya tersebut membawa putri ke Pulau Panjang di Tanasaweri (artinya air tawar), dari trmpat itu lalu menyebrang ke Weri. Kapadaran dan Tebedare mencari adiknya ketika tidak mendapati mereka keluar dari Ngar menuju Pulau Panjang, dari sana lalu ke Weri, dimana mereka menjumpai adiknya. Dari Saweri (Pulau Panjang) lalu ke Sorpeha (Horhameng) dan kembali ke Kanasaweri/Tanasaweri. Barulah mereka bertengkar tentang akar tuba. Akar tersebut digunakan untuk berburu ikan saat air laut surut. Tebedari melihat bahwa akar tuba miliknya sudah tidak ada karena sudah dicabut Kapadaran. Mereka bertengkar lalu berpisah, Tebedari dibawa Weyamen ke Mendopma, sedangkan Kapadaran kembali ke Ngar. Dalam perjalanan kembali ini, Kapadaran mendamaikan konflik antara marga Kabes dan Hindom.
Sejarah
Awalnya Kerajaan Fatagar berada di Onin, namun karena konflik dengan kerajaan Rumbati, kerajaan ini pindah ke Pulau Ega. Kemudian pindah kembali ke Merapi sampai sekarang. Raja pertama bernama Maraitat. Selama pemerintahan Tidore, raja adalah agen perdagangan untuk kepentingan Tidore, dan tunduk pada Kesultanan Tidore. Setelah Belanda berkuasa, raja-raja dikukuhkan oleh Belanda dan diberi gaji. Mereka menjadi mitra bagi pemerintah Belanda, meskipun dalam hampir semua aspek campur tangan Belanda.[5]
Pada tahun 1880an itu adalah salah satu kerajaan terpenting di wilayah Fakfak. Pada saat itu orang Papua berhak untuk tinggal di Pulau Seram, di mana mereka juga memiliki keluarga di sana. Kemudian leluhur raja Fatagar kembali dan dinobatkan sebagai raja. Semua raja yang memerintah Fatagar dikenal sebagai raja yang cukup baik dan bijaksana. Sekarang dia adalah politisi penting di distrik Fak Fak, yaitu Raja Said Arobi Uswanas dari kerajaan Fatagar.
Sebagian besar kerajaan di Papua diperintah oleh dinasti keturunan dinasti Rumbati, atau dibuat semi-kerajaan lokal (kemudian merdeka) oleh Rumbati. Fatagar adalah salah satu akar kerajaan dan keturunan dinasti dari dinasti Rumbati.[6]
Warisan
Perkembangan Kerajaan Fatagar juga sangat bergantung pada campur tangan Kesultanan Tidore, sehingga tidak banyak bukti sejarah yang dapat dikumpulkan mengenai kehidupan sosial budaya di Kerajaan ini, termasuk penyebaran Islam. Salah satu peninggalan sejarah yang ditemukan di Fakfak adalah Masjid Tunasgain yang diperkirakan dibangun pada tahun 1587 Masehi.[7]
Lihat juga
Referensi
- ^ "Landsdrukkerij". Regeeringsalmanak voor Nederlandsch-Indie voor 1904 (dalam bahasa Belanda). Batavia: Ter Lands-Drukkerij. 1904. hlm. 296.
- ^ "Sejarah Kerajaan Fatagar". prezi.com. Diakses tanggal 17 June 2021.
- ^ "Kisah Kerajaan Islam Di Fakfak Papua Barat, Ada Sejak Abad 16". travel.detik.com. Diakses tanggal 17 June 2021.
- ^ Lompat ke: a b Usmany, Dessy Polla (2014). Kerajaan Fatagar dalam Sejarah Kerajaan-Kerajaan di Fakfak Papua Barat. Yogyakarta: Kepel Press. hlm. 39–73. ISBN 978-602-1228-79-1.
- ^ "Jejak Penyebaran Islam Di Fakfak". jubi.co.id. Diakses tanggal 17 June 2021.
- ^ "Kesultanan Dan Islam Di Papua". 123dok.com. Diakses tanggal 17 June 2021.
- ^ "Peninggalan Islam Di Tanah Papua". www.selasar.com. Diakses tanggal 17 June 2021.