Golden Eagle Energy

perusahaan asal Indonesia

PT Golden Eagle Energy Tbk adalah perusahaan pertambangan Indonesia yang bergerak di bidang industri pertambangan. PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT atau Perusahaan) berdiri pada tahun 1980 dengan nama PT The Green Pub berdasarkan Akta Pendirian No. 46 tanggal 14 Maret 1980 dengan aktivitas bisnis utama di bidang restoran dan hiburan.

PT Golden Eagle Energy Tbk
Perseroan terbatas
IndustriIndustri pertambangan
Didirikan14 Maret 1980
Kantor
pusat
Jakarta, Indonesia (kantor pusat)
Tokoh
kunci
Darjoto Setyawan (Presiden Komisaris)
Hendra Surya (Presiden Direktur)
Situs webgo-eagle.co.id

Pada tanggal , Perusahaan mengubah nama menjadi PT Setiamandiri Mitratama. Perusahaan resmi tercatat di Bursa Efek Surabaya setelah melakukan penawaran perdana kepada masyarakat atas 5.000.000 saham dengan harga penawaran Rp500,- per lembar. Perusahaan melakukan stock split1:4 pada tahun 2004.

Dengan mempertimbangkan peluang usaha di bidang industri restoran dan hiburan nasional pada waktu itu, Perusahaan mengubah identitasnya menjadi PT Eatertainment International Tbk. Perusahaan terutama mengandalkan segmen usaha restoran yang dikenal dengan nama Amigos, restoran yang menjual masakan Mexico dan Papa Rons, gerai pizza siap saji sebagai merk dagang yang dikelola sendiri ataupun melalui waralaba. Selain itu, Perusahaan juga mempunyai entitas anak Putt-Putt South East Asia Limited (Putt-putt) yang memiliki lisensi di bidang usaha mini golf.


Sejarah

Golden Eagle Energy awalnya merupakan perusahaan pengelola restoran, didirikan pada 14 Maret 1980 dengan nama PT The Green Pub.[1] The Green Pub sendiri merupakan sebuah restoran Meksiko di Jakarta yang dirintis oleh Ronald Mullers (Ron Mullers), seorang WNA Amerika Serikat berdarah Sunda-Belanda[2][3] bersama istrinya, Indrajaty Hadiwardoyo[4] yang dibuka pada tahun 1981.[5] The Green Pub sendiri kemudian berubah nama menjadi Amigos (singkatan dari Ajang Makan, Minum, Gosip; bisa juga diartikan teman dalam bahasa Spanyol) seiring peraturan pemerintah yang merestriksi penggunaan bahasa asing di ruang-ruang publik.[6] Mullers kemudian mulai berekspansi membangun restoran lainnya setelah bisnis Amigos mendapat respon yang positif. Ia mendirikan restoran Ponderosa, sebuah restoran steak; berhasil mendapatkan waralaba Pizza Hut dan Dairy Queen di Indonesia; dan memiliki rumah makan Pinoccio, Kon-Tiki, dan jasa katering. Pada tahun 1991, diperkirakan Mullers dalam tiga mereknya tersebut memiliki 7 buah cabang yang ada di kawasan perkantoran Jakarta,[7] dan totalnya 36 di berbagai wilayah. Bisnis restoran Mullers di Indonesia ini kelak dikenal dengan nama "Ponderosa Group".[8] Pada tahun 1995, Mullers merintis restoran baru bernama "Elvis",[9] ditambah kemudian Putt-putt, Boby Rubinos, hotel Choice, dan lainnya.[2][10]

Mulai 10 Mei 1996, pengelola restoran Amigos, PT The Green Pub mengubah namanya menjadi PT Setiamandiri Mitratama. Mullers kemudian menyatukan bisnis restorannya itu dalam wadah perusahaan ini, dan kemudian setelah melepas waralaba Pizza Hut pada 1995, merintis waralaba pizza lokal bernama Papa Ron's Pizza yang namanya diambil dari nama pendirinya sejak Agustus 2000. Papa Ron's berkembang menjadi salah satu waralaba pizza yang cukup dikenal,[11][2] dan bahkan berencana berekspansi ke Filipina.[12]









Transformasi Bidang Usaha menjadi Industri Pertambangan

Meningkatnya persaingan di bisnis restoran dan hiburan membuat Perusahaan menelaah kembali strategi dan perencanaan pengembangan bisnis dengan tujuan memberikan pertumbuhan kinerja yang lebih menarik bagi para penanam modal dan pemilik saham. Dengan mempertimbangkan berbagai prospek usaha yang berpotensi untuk dijajaki, Perusahaan memperoleh kesimpulan bahwa bisnis pertambangan khususnya batu bara adalah salah satu bisnis yang paling menjanjikan dan sesuai.

Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, industri batu bara nasional mengalami peningkatan signifikan, baik dalam hal produktivitas maupun harga jual. Peluang bisnis batu bara juga diprediksi sangat menguntungkan mengingat batu bara merupakan salah satu sumber energi utama yang tidak dapat diperbaharui.

Sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan, Perusahaan menjalankan transformasi usaha dari bisnis restoran dan hiburan ke pertambangan khususnya batu bara dengan melakukan penerbitan atas 820 juta saham baru melalui right issue. Dana yang diperoleh dari right issue kemudian digunakan untuk mengakuisisi dua entitas anak yaitu PT Internasional Prima Coal (IPC) dan PT Triaryani (TRI) yang akan menjadi perusahaan operasional bagi SMMT. Perusahaan juga telah menyelesaikan proses divestasi usaha pada bisnis restoran dan hiburan dan mengubah identitas serta logo Perusahaan untuk lebih mewakili aktivitas usahanya di bidang industri pertambangan. Logo Perusahaan mengandung inspirasi mendalam dari sebuah kalimat “menggenggam dunia dalam telapak tangan”.

Globe atau bola dunia menjadi simbol yang mengartikulasikan esensi Perusahaan sebagai induk bisnis utama. Kombinasi berbagai goresan membentuk kumpulan garis yang menyerupai genggaman tangan, mengindikasikan Perusahaan sebagai satu perusahaan global yang mendukung seluruh aktivitas operasional anak perusahaannya.[13]

Referensi

Pranala luar