Pemilihan presiden Indonesia 1978 adalah suatu pemungutan suara untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia untuk masa jabatan 1978–1983. Secara tradisi, Golongan Karya sebagai fraksi dengan kursi terbanyak di Majelis Permusyawaratan Rakyat sejak 1971 mengusung Soeharto sebagai calon presiden. Alhasil, Soeharto kembali mempertahankan kursi kekuasaan dan dilaksanakan pelantikan pada 10 Maret 1978.

Pemilihan Presiden Indonesia 1978
10 Maret 1978
598 suara anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Ditetapkan berdasarkan perolehan suara terbanyak untuk menang
Kandidat
 
Calon Soeharto Ali Sadikin
Partai Golkar Independen
Suara elektoral 430 0
Persentase 71,98% 0.00%
Presiden petahana
Soeharto

Golkar

Presiden terpilih

Soeharto
Golkar


Latar Belakang

Pada sidang 1971 dikeluarkan GBHN, Bahwa Partai Politik akan difusikan, Partai Islam akan digabungkan ke Partai Pembangunan, Partai Nasionalis akan digabungkan ke Partai Demokrasi Indonesia dan Golkar tidak akan difusikan atau tetap menjadi partai.

Pencalonan

Pada 1978 ini banyak calon yang menyalonkan diri termasuk Ali Sadikin, Namun sayangnya tidak menang melawan soeharto, Ali Sadikin sampai mengirim surat Petisi namun tidak diterima pencalonan dirinya.Judilhery Justam dan Armein Daulay juga mencalonkan diri, Namun karena dianggap tindakan yang tidak boleh dilakukan, Kedua mahasiswa tersebut ditangkap [1]

Hasil

  • Yang ada di tabel ini hanya yang hadir di Sidang Umum MPR 1978
s • b Ringkasan hasil pemilihan Presiden Indonesia 10 Maret 1978
Calon Partai Fraksi Suara %
Soeharto Golongan Karya Fraksi Karya Pembangunan
Fraksi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
440 80,27
Total 598 100%
Suara sah 598 100,0
Suara tidak sah 0 0,0
Abstain 128 21,40
s • b Ringkasan hasil pemilihan Wakil Presiden Indonesia 10 Maret 1978
Calon Partai Fraksi Suara %
Adam Malik Golongan Karya Fraksi Karya Pembangunan
Fraksi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
598 100,00
Total 663 100%
Suara sah 598 100,0
Suara tidak sah 0 0,0
Abstain 0 0,0

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Pratama, Aswab Nanda (8 Januari 2019). "Saat Para Capres Alternatif Diusung untuk Melawan Soeharto". Kompas.com. Diakses tanggal 10 Oktober 2020.