Mons pubis

tonjolan bulat dari jaringan lemak yang menumpuk di atas simfisis pubis
Revisi sejak 18 Mei 2022 04.44 oleh 36.71.80.193 (bicara) (Membalikkan revisi 20055963 oleh Iammeandme (bicara))

Dalam anatomi manusia, serta anatomi mamalia secara umum, mons pubis atau gundukan kemaluan (sering disebut mons, dan dikenal secara khusus pada wanita sebagai mons Venus atau mons veneris)[1][2] adalah massa jaringan lemak yang menumpuk di atas simfisis pubis tulang kemaluan.[1][2][3][4][5][6]

Mons pubis
Mons pubis wanita (dengan rambut kemaluan dihilangkan hingga habis)
Rincian
PendahuluTuberkel genital
Pengidentifikasi
Bahasa Latinmons pubis
TA98A09.2.01.002
TA23548
FMA20218
Daftar istilah anatomi

Anatomi

Pada wanita, mons pubis membentuk bagian depan vulva. Mons pubis kemudian membelah menjadi labia majora ("bibir besar"), di kedua sisi celah yang dikenal sebagai celah pudendus, dan mengelilingi labia minora, klitoris, uretra, lubang vagina, dan struktur lain di bagian depan vulva.[2][5][6]

Mons pubis ditemui baik pada pria maupun wanita, tetapi mons pubis cenderung lebih besar dan menonjol pada wanita.[1][6] Jaringan lemak mons pubis wanita sensitif terhadap estrogen, menyebabkan gundukan kemaluan tumbuh menonjol saat wanita mulai mengalami pubertas.[4][6][7][8] Mons pubis yang lebih menojol pada wanita, mendorong bagian depan labia mayora lebih keluar dan menjauh dari tulang kemaluan. Gundukan ini mulai ditumbuhi rambut kemaluan saat wanita memasuki usia pubertas. Mons pubis seringkali menjadi kurang menonjol seiring dengan penurunan kadar estrogen tubuh yang dialami wanita selama menopause.[9]

Etimologi

Istilah mons pubis berasal dari bahasa Latin yang bermakna "gundukan kemaluan". Istilah mons Venus atau mons veneris pada wanita juga berasal dari bahasa Latin yang artinya "gundukan Venus".[1][2]

Meskipun bukan bagian langsung dari alat kelamin luar, gundukan kemaluan umumnya merupakan zona sensitif seksual dan dianggap erotis di banyak budaya. Sepanjang sejarah, pencabutan sebagian atau seluruh rambut kemaluan banyak dipraktikkan di berbagai budaya, dan baru-baru ini telah menyebar luas di dunia Barat. Pencabutan penuh rambut kemaluan dengan menggunakan lilin, gula atau pencukuran, yang dikenal sebagai Brazilian wax, menjadi praktik populer dalam beberapa tahun terakhir.[10][11][12]

Dalam beberapa keadaan, mons veneris terkadang dimodifikasi untuk tujuan estetika di luar pencukuran rambut. Sejalan dengan itu, ada pula operasi plastik kosmetik yang mengubah bentuk mons menjadi bentuk yang dianggap ideal atau sesuai keinginan.[13] Keinginan wanita untuk memodifikasi bagian mons pubis mungkin dipengaruhi oleh preferensi pribadi, norma budaya saat ini, atau tekanan sosial.[butuh rujukan]

Bentuk modifikasi permanen untuk meningkatkan daya tarik estetika misalnya hanabira yang populer di Jepang, berupa bekas luka dekoratif yang dicap pada bagian mons pubis.[14] Bagian mons pubis juga kerap ditindik seperti tindik Christina atau tindik Nefertiti.[15] Sementara itu Vajazzling mengacu pada modifikasi non-permanen mons pubis dengan perhiasan kristal.[16][17]

Galeri

Referensi

  1. ^ a b c d New Oxford American Dictionary. Oxford University Press. 2011. The rounded mass of fatty tissue lying over the joint of the pubic bones, in women typically more prominent and also called the mons veneris. 
  2. ^ a b c d Gould, A.M.; George Milbry, M.D (1894). An Illustrated Dictionary of Medicine, Biology and Allied Sciences. Philadelphia: P. Blakiston, Son & Company. hlm. 778–779. Diakses tanggal 2014-10-08. Mons pubis: the eminence in front of the body and horizontal ramus of the os pubis; it is called also, in the female, mons veneris. 
  3. ^ "mons pubis". Merriam–Webster. Diakses tanggal 2013-09-18. A rounded eminence of fatty tissue on the pubic symphysis especially of the human female. 
  4. ^ a b "mons pubis". American Heritage Dictionary. 2011. Diakses tanggal 2013-09-19. A rounded fleshy protuberance situated over the pubic bones that becomes covered with hair during puberty. 
  5. ^ a b Zink, Christoph (1988). Dictionary of Obstetrics and Gynecology. Berlin: Walter de Gruyter & Co. hlm. 201. ISBN 3110857278. Diakses tanggal 2014-10-08. Pubic mount: mons pubis, in females mons veneris; the hairy region above the anterior commissure of the large labia or penis. 
  6. ^ a b c d Basavanthappa, B.T. (2006). Textbook of Midwifery and Reproductive Health Nursing (edisi ke-1st). New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers. hlm. 23, 42, 791. ISBN 8180617998. Diakses tanggal 2014-10-08. [Female] mons pubis (mons veneris), labia majora and minora, clitoris, prepuce of clitoris, vestibule, fourchette, and perineum… [Male] mons pubis, penis, and scrotum… Hair-covered fat pad overlying the symphysis pubis. 
  7. ^ Gray, Henry (1918). Lewis, Warren H., ed. Anatomy of the Human Body (edisi ke-20th). Philadelphia: Lea & Febiger. ISBN 1-58734-102-6. 
  8. ^ Myers, J.D., John E.B. (2011). The APSAC Handbook on Child Maltreatment (edisi ke-3rd). Thousand Oaks, California: SAGE Publications. ISBN 978-1412966818. Diakses tanggal 2014-10-08. 
  9. ^ Braun, Kirsten (2007-09-01). "Ageing down under". Women's Health, Queensland Wide. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-15. Diakses tanggal 2014-10-08. 
  10. ^ Stone, N., Graham, C. A., & Baysal, I. (2017). Women's Engagement in Pubic Hair Removal: Motivations and Associated Factors. International Journal of Sexual Health, 29(1), 89-96.
  11. ^ Lidola, M. (2014). Negotiating integration in Berlin’s waxing studios: Brazilian migrants’ gendered appropriation of urban consumer spaces and ‘ethnic’entrepreneurship. Journal of Contemporary History, 49(1), 228-251.
  12. ^ Herbenick, D., Schick, V., Reece, M., Sanders, S., & Fortenberry, J. D. (2010). Pubic hair removal among women in the United States: Prevalence, methods, and characteristics. The Journal of Sexual Medicine, 7(10), 3322-3330.
  13. ^ Triana, L., & Robledo, A. M. (2015). Aesthetic surgery of female external genitalia. Aesthetic surgery journal, 35(2), 165-177.
  14. ^ Schnittiger Trend? Scarification statt Tattoo - Stylight
  15. ^ Van der Meer, G. T., Schultz, W. W., & Nijman, J. M. (2008). Intimate body piercings in women. Journal of Psychosomatic Obstetrics & Gynecology, 29(4), 235-239.
  16. ^ Turney, J. (2016). Vajazzled!!! Pursuits for the hirsute. Clothing Cultures, 3(2), 143-153.
  17. ^ 7 Things You Didn't Know About Vajazzling - Cosmopolitan

Bibliografi

Pranala luar