Seleksi Nasional Berdasarkan Tes
Bagian dari seri |
Pendidikan di Indonesia |
---|
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains & Teknologi Kementerian Agama |
Artikel ini memerlukan pemutakhiran informasi. |
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau disingkat SBMPTN merupakan seleksi bersama untuk penerimaan mahasiswa baru di lingkungan perguruan tinggi negeri menggunakan pola ujian tertulis secara nasional yang selama ini telah menunjukkan berbagai keuntungan dan keunggulan, baik bagi calon mahasiswa, perguruan tinggi negeri, maupun kepentingan nasional. Bagi calon mahasiswa, ujian tertulis sangat menguntungkan karena lebih efisien, murah, dan fleksibel karena adanya mekanisme lintas wilayah.[1]
Sejarah
Berdasarkan sejarahnya, awal mula penyelenggaraan SBMPTN dimulai dari penyelenggaraan SNMPTN melalui ujian tertulis (SNMPTN Tulis) yang diselenggarakan pada tahun 2008. Pada saat itu, SNMPTN diselenggarakan oleh Dirjen Dikti Kemendikbud. Namun sejak 2013 diserahkan kepada Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI). Berdasarkan pengalaman yang sangat panjang dalam melaksanakan seleksi penerimaan mahasiswa baru melalui ujian tertulis, pada tahun 2013, MRPTNI tetap menyelenggarakan ujian tertulis sebagai salah satu bentuk seleksi masuk PTN selain SNMPTN. Seleksi yang mengedepankan asas kepercayaan dan kebersamaan ini disebut Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Ujian tertulis menggunakan soal ujian yang dikembangkan sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan validitas, tingkat kesulitan, dan daya pembeda yang memadai. Soal ujian tertulis SBMPTN dirancang untuk mengukur kemampuan umum yang diduga menentukan keberhasilan calon mahasiswa di semua program studi, yakni kemampuan penalaran tingkat tinggi (higher order thinking), yang meliputi potensi akademik, penguasaan bidang studi dasar, bidang saintek dan/atau bidang sosial dan humaniora. Selain mengikuti ujian tertulis, peserta yang memilih program studi Ilmu seni dan/atau keolahragaan diwajibkan mengikuti ujian keterampilan.[1]
Perguruan Tinggi Negeri Peserta SBMPTN
Jumlah PTN yang tergabung ke dalam SBMPTN pertama kali pada tahun 2013 adalah sebanyak 62 PTN dan pada tahun 2021, jumlahnya meningkat menjadi 85 PTN. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya perguruan tinggi baru maupun perguruan tinggi Islam yang sebelumnya berada di Kementerian Agama kemudian pengelolaannya dilimpahkan kepada Kementerian Ristek dan Dikti. Berikut adalah daftar perguruan tinggi negeri yang membuka pendaftaran melalui SBMPTN:[2]
Keterangan: v = PTN ikut serta dalam SBMPTN pada tahun tersebut; x = PTN belum ikut serta dalam SBMPTN pada tahun tersebut; '*' = Perkiraan jumlah PTN yang ikut serta SBMPTN pada tahun tersebut; '**' = Perkiraan PTN akan ikut serta dalam SBMPTN pada tahun tersebut
Pelaksanaan
2016
SBMPTN tahun 2016 mengujikan ujian tulis TKPA dan TKD serta ujian keterampilan bagi beberapa program studi.
Ujian tertulis
- Tes Kemampuan Potensi Akademik (TKPA) terdiri atas kemampuan Matematika Dasar, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris.
- Tes Kemampuan Dasar Saintek (TKD Saintek) terdiri atas kemampuan Matematika, Biologi, Kimia, dan Fisika.
- Tes Kemampuan Dasar Sosial dan Humaniora (TKD Soshum) terdiri atas kemampuan Sosiologi, Sejarah, Geografi, dan Ekonomi.
Ujian keterampilan
- Ujian keterampilan diperuntukkan bagi peminat Program Studi bidang Ilmu Seni dan Keolahragaan.
- Ujian Keterampilan Bidang Ilmu Seni terdiri atas tes pengetahuan dan keterampilan bidang ilmu seni.
- Ujian Keterampilan Bidang Ilmu Keolahragaan terdiri atas tes kesehatan dan kesegaran jasmani.
- Ujian Keterampilan dapat diikuti di PTN terdekat yang memiliki program studi yang dipilih. Daftar PTN penyelenggara ujian keterampilan secara lengkap dapat dilihat di laman http://www.sbmptn.or.id.
2018
Metode penilaian SBMPTN pada tahun 2017 dan tahun-tahun sebelumnya dilakukan dengan menggunakan skor total dari jawaban peserta tes terhadap soal-soal tes yang diberikan. Peserta yang menjawab dengan benar akan mendapatkan skor 4, jawaban salah mendapatkan skor negatif (- 1) dan tidak menjawab akan mendapatkan skor nol. Teori yang mendasari prosedur penyekoran ini adalah Teori Tes Klasik. Pada tahun 2018 metode penilaian tes dilakukan dengan prosedur yang berbeda dengan menerapkan Teori Tes Modern yang dikenal dengan Teori Respons Butir (Item Response Theory/IRT).
Metode penilaian ujian tertulis pada SBMPTN 2018 tidak hanya memperhitungkan jumlah soal yang dijawab dengan benar dan salah oleh peserta, tetapi juga memperhitungkan karakteristik setiap soal khususnya tingkat kesulitan relatif dan sensitifitasnya dalam membedakan kemampuan peserta.
Metode penilaian oleh Panitia Pusat dilakukan melalui 3 tahap, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Tahap I, seluruh jawaban peserta SBMPTN 2018 akan diproses dengan memberi skor 1 (satu) pada setiap jawaban yang benar, dan skor 0 (nol) untuk setiap jawaban yang salah atau tidak dijawab/kosong.
- Tahap II, dengan menggunakan pendekatan Teori Respons Butir (Item Response Theory) maka setiap soal akan dianalisis karakteristiknya, diantaranya adalah tingkat kesulitan relatifnya terhadap soal yang lain, dengan mendasarkan pada pola respons jawaban seluruh peserta tes tahun 2018. Dengan menggunakan model matematika, maka akan dapat diketahui tingkat kesulitan soal-soal yang dikategorikan relatif mudah, sedang, maupun sulit.
Tahap III, karakteristik setiap soal yang diperoleh pada Tahap II digunakan untuk menghitung Skor setiap peserta. Soal-soal yang relatif sulit akan mendapatkan bobot yang lebih tinggi dibanding soal-soal yang relatif lebih mudah. Tahap-tahap penghitungan skor ini dilakukan oleh tim yang memiliki kompetensi di bidang pengujian, pengukuran dan penilaian.
Dengan metode penilaian baru ini, maka setiap peserta yang dapat menjawab jumlah SOAL yang SAMA dengan BENAR, akan dapat memperoleh nilai yang SAMA atau BERBEDA tergantung pada soal mana saja yang mereka jawab dengan benar. Contoh: peserta A dapat menjawab dengan benar 5 soal yaitu nomor 1, 5, 7, 11 dan 13, sedangkan peserta B juga dapat menjawab 5 soal dengan benar yaitu nomor 1, 5, 9, 12 dan 15, kedua peserta tersebut kemungkinan akan mendapatkan skor akhir yang berbeda karena butir soal yang dijawab dengan benar oleh peserta A kemungkinan memiliki tingkat kesulitan yang berbeda dengan butir soal yang dikerjakan dengan benar oleh peserta B.
Metode penilaian ini sudah lama digunakan secara meluas di negara-negara maju di Amerika dan Eropa karena dengan menyertakan karakteristik setiap soal dalam penilaian, skor yang diperoleh akan lebih “fair” dan dapat membedakan kemampuan peserta dengan lebih baik.[3]
2019
Pada tahun 2019, SBMPTN akan dilaksanakan oleh lembaga baru yaitu Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), selain itu Kemenristekdikti juga menambah jatah jalur masuk perguruan tinggi melalui jalur SBMPTN menjadi 40 persen.[4] Pada pelaksanaan SBMPTN 2019 hanya ada satu metode tes yaitu Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Metode Ujian Tulis Berbasis Cetak (UTBC) ditiadakan dan Ujian Tulis Berbasis Android (UTBA) sementara belum diterapkan.[5]
Pengumuman Hasil SBMPTN Tahun Sebelumnya
- Tahun 2013 - Senin, 8 Juli 2013 - Pukul 17.00 WIB
- Tahun 2014 - Rabu, 16 Juli 2014 - Pukul 17.00 WIB
- Tahun 2015 - Kamis, 9 Juli 2015 - Pukul 17.00 WIB
- Tahun 2016 - Selasa, 28 Juni 2016 - Pukul 14.00 WIB
- Tahun 2017 - Selasa, 13 Juni 2017 - Pukul 14.00 WIB
- Tahun 2018 - Selasa, 3 Juli 2018 - Pukul 15.00 WIB
- Tahun 2019 - Selasa, 9 Juli 2019 - Pukul 15.00 WIB
- Tahun 2020 - Jumat, 14 Agustus 2020 - Pukul 15.00 WIB
- Tahun 2021 - Senin, 14 Juni 2021 - Pukul 15.00 WIB
- Tahun 2022 - Kamis, 23 Juni 2022 - Pukul 15.00 WIB
Referensi
- ^ a b Informasi umum
- ^ Media, Kompas Cyber (2021-03-23). "Ini Daftar 85 PTN yang Buka Penerimaan di SBMPTN 2021, Berikut Linknya Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2021-06-14.
- ^ Sistem Penilaian Ujian Tertulis pada SBMPTN 2018
- ^ Sistem Baru SBMPTN - Tirtografi
- ^ Briantika, Adi. "SBMPTN 2019: Peserta Bisa Tes Maksimal 2 Kali Sebelum Daftar PTN". tirto.id. Diakses tanggal 2021-06-14.