Arab Era Islam atau Arab Masa Kenabian Adalah Nama umum Semenanjung Jazirah Arab Setelah Tersebarnya Islam Saat Dibawah Kepemimpinan Nabi Islam Muhammad [1].


Arab Era Islam

الاسلام العربي
Lokasi Negara Madinah
Ibu kotaMadinah
Bahasa resmiArab Klasik
PemerintahanTeokrasi
Pemerintahan Islam
• 623 - 632
Muhammad
Didahului oleh
Digantikan oleh
Arab Pra-Islam
ksrKekaisaran
Sasaniyah
klfKekhalifahan
Rasyidin
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Periode Arab Era Islam Dimulai Ketika Nabi Besar Islam Muhammad Melakukan Hijrah Dari Mekkah ke Madinah.

Sejarah

Delegasi dari Madinah

Sebuah delegasi dari Madinah, yang terdiri dari perwakilan dari dua belas klan penting Madinah, mengundang Muhammad sebagai orang luar yang netral untuk melayani sebagai kepala arbiter untuk seluruh komunitas.[2][3] Terjadi pertempuran di Yatsrib (Madinah) terutama yang melibatkan penduduk Arab dan Yahudi selama sekitar seratus tahun sebelum 620. Pembantaian berulang dan ketidaksepakatan atas klaim yang dihasilkan, terutama setelah pertempuran Bu'ath di mana semua klan terlibat, membuat jelas bagi mereka bahwa konsepsi suku tentang perseteruan darah dan mata ganti rugi tidak lagi bisa diterapkan kecuali ada satu orang yang berwenang untuk mengadili dalam kasus-kasus yang disengketakan.[4] Delegasi dari Medina berjanji pada diri mereka sendiri dan warga mereka untuk menerima Muhammad ke dalam komunitas mereka dan secara fisik melindunginya sebagai salah satu dari mereka sendiri.[5]


Muhammad memerintahkan para pengikutnya untuk pindah ke Medina sampai hampir semua pengikutnya meninggalkan Mekah . Karena khawatir dengan kepergian umat Islam, menurut tradisi, orang-orang Mekah berencana untuk membunuhnya. Dia menginstruksikan sepupunya dan calon menantunya Ali untuk tidur di tempat tidurnya untuk mengelabui para pembunuh yang dia tinggali (dan untuk melawan mereka sebagai gantinya) dan diam-diam menyelinap pergi dari kota.[6]

Hijrah Ke Yatsrib

Pada tahun 622, Muhammad telah beremigrasi ke Yatsrib, yang kemudian dikenal sebagai Madinah, sebuah Kota Dengan Oasis pertanian yang Besar .[7] Namun, Setelah emigrasi, orang-orang Mekah menyita properti para emigran Muslim di Mekah.[8]


Di antara hal-hal yang dilakukan Muhammad untuk menyelesaikan keluhan lama di antara suku-suku Medina adalah menyusun dokumen yang dikenal sebagai Konstitusi Madinah (atau Piagam Madinah), membangun Ikatan persaudaraan di antara delapan suku Medina dan para emigran Muslim dari Mekah , yang menentukan hak dan kewajiban semua warga negara dan hubungan komunitas yang berbeda di Madinah (termasuk komunitas Muslim dengan komunitas lain khususnya umat Yahudi dan Ahli Kitab lainnya). Komunitas yang didefinisikan dalam Konstitusi Madinah, umma, memiliki pandangan keagamaan tetapi juga dibentuk oleh pertimbangan praktis dan secara substansial melestarikan bentuk hukum suku Arab kuno. Adopsi Muhammad adalah dengan menghadap ke utara menuju Yerusalem ketika melakukan Shalat harian. namun karena terjadi perdebatan dan selanjutnya arah salat ini adalah juga dipraktekkan di antara kelompok-kelompok lain di Arab. Hingga Akhirnya Muhammad Memindahkan Kiblat Shalat Umat Islam ke Selatan, Ke arah Masjidil Haram, Makkah.

Perang Badar

Salah satu perang terbesar dalam sejarah umat Islam adalah peperangan yang disebut Perang Badar. Ini terjadi pada pertengahan bulan Ramadan. Tepatnya, perang badar terjadi pada  hari jumat, 17 Ramadhan 2 Hijriyah atau pada 3 Maret 634 Masehi.


Dikisahkan, kekuatan Islam begitu kecil dibandingkan dengan pasukan Makkah, kumpulan dari berbagai kabilah dari Quraisy yang ingin menghancurkan Nabi dan umat Islam. Perang ini juga peperangan pertama dalam Islam dan menentukan masa depan Umat Islam berhadapan dengan kekuatan politik yang besar.[9]


Pasukan Madinah atau kaum muslimin terdiri dari 313 pasukan saja dan dipimpin oleh Muhammad. 86 orang dari Muhajirin, dan Sisanya dari Anshar. Mereka hanya memiliki dua ekor kuda yang dimiliki oleh Zubair bin Awwam dan Miqdad bin Aswas, 70 ekor unta yang ditunggangi secara bergantian, dan perlengkapan perang yang sangat minim.


Sedangkan pasukan Makkah terdiri dari sekitar 1000 pasukan dan membawa lebih dari 100 ekor kuda dan pasukannya berbaju besi dan dipimpin oleh Abu Jahal bin Hisyam.[10]


Perang ini sendiri dikisahkan banyak keajaiban di dalamnya dan sepertinya tidak bisa dinalar. Umat Islam secara hitungan matematis tentu saja akan kalah. Tapi fakta berbicara sebaliknya. Pasukan Makkah kocar-kacir dalam perang tersebut. Dan Pasukan Madinah yang dipimpin Muhammad berhasil memenangkan pertempuran.


Badar sendiri diambil dari nama wilayah yang terletak antara Makkah dengan Madinah. Di Badar juga terdapat mata air yang kerap jadi persinggahan kafilah. Tempat ini menjadi pemberhentian sekaligus perlintasan kendaraan, baik yang menuju Makkah atau Jeddah, maupun yang kembali ke Madinah. Jaraknya sekitar 148 km dari Madinah.


Kelak, sejarah mencatat, perang badar menjadi tonggak penting eksistensi umat Islam dan Muhammad dalam merebut pengaruh, khususnya di jazirah Arab hingga akhirnya suku-suku lain secara politik mulai melihat Madinah sebagai Sebuah Kekuatan penting di Arab.


Referensi

  1. ^ Frontmatter. Cambridge University Press. 1977-04-21. hlm. i–xii. 
  2. ^ Mohamed Dali, Azharudin (2004-12-16). "SUMBANGAN MUHAMMAD AL-QASIM DAN PERKEMBANGAN ISLAM DI SIND SELEPAS ZAMANNYA". SEJARAH. 12 (12): 15–39. doi:10.22452/sejarah.vol12no12.2. ISSN 1985-0611. 
  3. ^ Stern, Hal S. (1998-09). "A Statistician Reads the Sports Pages". CHANCE. 11 (4): 17–21. doi:10.1080/09332480.1998.10542119. ISSN 0933-2480. 
  4. ^ Mohamed Dali, Azharudin (2004-12-16). "SUMBANGAN MUHAMMAD AL-QASIM DAN PERKEMBANGAN ISLAM DI SIND SELEPAS ZAMANNYA". SEJARAH. 12 (12): 15–39. doi:10.22452/sejarah.vol12no12.2. ISSN 1985-0611. 
  5. ^ Welch, Alford T. (2017-10-20). Islam. Oxford, UK: Blackwell Publishing Ltd. hlm. 162–235. 
  6. ^ Momen, Moojan (2017-12-31). "An Introduction to Shi'i Islam". doi:10.12987/9780300162622. 
  7. ^ Welch, Alford T. (2017-10-20). Islam. Oxford, UK: Blackwell Publishing Ltd. hlm. 162–235. 
  8. ^ Rahman, Fazlur (1979). Islam. University of Chicago Press. ISBN 978-0-226-70281-0. 
  9. ^ Izzani, Riska; Rubini, Rubini (2021-06-28). "Pendidikan Karakter dalam Buku Sirah Nabawiyah Karya Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri". Al-Manar. 10 (1): 103–114. doi:10.36668/jal.v10i1.256. ISSN 2615-8779. 
  10. ^ Izzani, Riska; Rubini, Rubini (2021-06-28). "Pendidikan Karakter dalam Buku Sirah Nabawiyah Karya Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri". Al-Manar. 10 (1): 103–114. doi:10.36668/jal.v10i1.256. ISSN 2615-8779. 
  1. Muhammad completes Hegira". History.com. Retrieved 13 December 2021.
  2. The Cambridge History of Islam (1977), p.
  3. Esposito 5
  4. 21
  5. ttps://kumparan.com/berita-hari-ini/kisah-wafatnya-nabi-muhammad-yang-membawa-kesedihan-bagi-seluruh-kaum-muslimin-1wOlu33SN2Z