Semut semai
Semut semai | |
---|---|
Serangga Tomcat | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Subordo: | |
Infraordo: | |
Superfamili: | |
Famili: | |
Subfamili: | |
Tribus: | |
Subtribus: | |
Genus: | Paederus |
Ordo | |
Tomcat atau Semut Semai,[2][3][4] juga disebut Semut Kayap[2][3][5] atau Charlie,[3] adalah sejenis kumbang yang membentuk genus Paederus dari famili Staphylinidae (yaitu kumbang rove). Spesies Tomcat yang ada di Indonesia adalah Paederus littoralis.[2]
Pemerian
Tomcat tidak mengigit ataupun menyengat. Tomcat akan mengeluarkan cairan secara otomatis bila bersentuhan atau bersentuhan dengan kulit manusia secara langsung. Gawatnya, Tomcat juga akan mengeluarkan cairan racunnya ini pada benda-benda seperti baju, handuk, ataupun benda-benda lainnya. Pada jenis serangga tertentu, terdapat cairan yang diduga 12 kali lebih kuat dari bisa ular kobra.[6] Cairan hemolimf atau toksin ini disebut sebagai 'aederin' (C24H43O9N).[7] Jika sudah terkena dermatitis, segera bersihkan seprei, saputangan, handuk, pakaian maupun benda-benda yang disinyalir terkena racun tomcat. Bersentuhan dengan kumbang ini saat berbaring atau tidur, menghancurkannya pada badan atau mengosok dengan jari yang kotor akan menyebabkan konjungtivitas dan penyakit kulit yang parah yang dikenali sebagai 'dermatitis linearis', 'aederus (kumbang rove/ staphylinidae) dermatitis'. Kalau melihat Tomcat hinggap di tangan, jangan dipencet atau dibunuh seperti mematikan nyamuk ataupun serangga kecil lainnya. Sebaiknya Tomcat ditiup hingga pergi, atau diambil dengan hati-hati menggunakan alat atau tangan yang ditutupi plastik dan dibuang ke tempat yang aman. Setelah itu cuci tangan dengan sabun dan ulangi lagi. Kalau bisa semprot serangga itu dengan racun serangga dan disingkirkan tanpa harus menyentuhnya secara langsung. Sejatinya, serangga ini merupakan sahabat petani karena merupakan predator alami bagi wereng, salah satu hama yang menjadi musuh utama para petani. Tomcat merupakan kelompok serangga pertanian, tetapi dalam 3 sampai 4 tahun terakhir dilaporkan adanya gangguan kesehatan pada manusia yang disebabkan oleh serangga tersebut.[2]
Pencegahan
Tutup jendela dan matikan lampu jika tidak digunakan karena Tomcat menyukai tempat-tempat yang terang. Jangan memakai pakaian yang terbuka untuk menghindari sentuhan langsung dengan Tomcat. Sebaiknya jendela diberi kasa nyamuk agar Tomcat tidak bisa masuk. Hati-hati jika memiliki anak kecil yang suka bermain di dekat tanaman dan singkirkan dari rumah apabila tanaman tersebut dalam kondisi tidak terawat karena dapat berpotensi menjadi sarang Tomcat.[8]
Pengobatan
Jika kulit terkena racun Serangga Tomcat segeralah mencuci bagian kulit yang terkena dengan menggunakan sabun, jangan diberi odol, minyak kayu putih, balsem, minyak tawon maupun bedak tabur karena hanya akan memperparah keadaan. Kulit yang terkena toksin Tomcat akan merah meradang mirip herpes tetapi tidak sama. Pengobatannya menggunakan salep dan antibiotik. Biasanya hydrocortisone 1% atau salep betametasone dan antibiotik neomycin sulfat 3 x sehari atau salep Acyclovir 5%.[9] Peradangan juga dapat diredakan dengan mengkompres bagian kulit yang terkena racun dengan air dingin.
Manfaat Ekologis
Di alam, semut semai mempunyai peranan sebagai predator yaitu serangga yang memangsa jenis serangga atau arthropoda lain. Semut semai merupakan predator yang penting pada pertanaman kedelai, khususnya sebagai predator hama ulat Helicoverpa armigera.[10]
Referensi
- ^ "Paederus Fabricius 1775" (dalam bahasa Inggris). Fauna Europaea. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Juli 2015.
- ^ a b c d "Tomcat si Kumbang Sahabat Petani". Surat Kabar Tribun News. Diakses tanggal 21 Maret 2012.
- ^ a b c "Serangga Beracun Tomcat Masih Mencemaskan Surabaya". Surat Kabar Kompas. Diakses tanggal 21 Maret 2012.
- ^ "SERANGGA TOMCAT: 'Dipersenjatai' Racun Paederin". Solopos. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Mei 2022. Diakses tanggal 28 Mei 2022.
- ^ "Tomcat, Semut Kayap, atau Semut Semai". Diakses tanggal 21 May 2012.
- ^ "Awas Serangan Serangga Tomcat Mengintai". Viva News.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-26. Diakses tanggal 20 Maret 2012.
- ^ "Awas Racun Tomcat Lebih Mematikan dari Kobra". CentroOne.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-20. Diakses tanggal 20 Maret 2012.
- ^ Korban Tomcat Capai 48 Orang. Surat Kabar Jawa Pos Metropolis. Dicetak pada 20 Maret 2012
- ^ "Waspada Serangga Tomcat Mematikan". Surat Kabar Tribun News. Diakses tanggal 20 Maret 2012.
- ^ "Pelepasan dan pemangsaan kumbang jelajah Paederus fuscipes (coleoptera: staphylinidae) terhadap telur dan larva Helicoverpa armigera (lepidoptera: noctuidae) pada pertanaman kedelai".
Pranala luar
- (Indonesia) Apa itu Serangga Tomcat
- (Indonesia) Metro TV News: Waspada Serangga Tomcat Diarsipkan 2012-03-21 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Harian Jogja: Serangga Tomcat Awas Populasi Serangga Tomcat Membengkak[pranala nonaktif permanen]