Ari Dwipayana
Topik artikel ini mungkin tidak memenuhi kriteria kelayakan biografi tokoh. (Mei 2022) |
Artikel ini kemungkinan ditulis dari sudut pandang penggemar, alih-alih sudut pandang netral. (Mei 2022) |
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (Mei 2022) |
Artikel ini sebagian besar atau seluruhnya berasal dari satu sumber. |
Dr. A.A.G.N. Ari Dwipayana lahir di Ubud Bali 24 Februari 1972. Pada tahun 1995 Ari Dwipayana menyelesaikan studi S1 di Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIPOL UGM, 2003 mnyelesaikan S2 Ilmu Politik di Universitas yang sama dan memperoleh gelar Doktor di tahun 2013.[1]
Pengguna Wikipedia | |
---|---|
Nama lahir | Ari Dwipayana |
Pekerjaan | Koordinator Staf Khusus Presiden |
Kelahiran | |
Tanggal lahir | 24 Februari 1972 |
Tempat lahir | Ubud, Bali, Indonesia |
Kediaman | |
Negara | Indonesia |
Keluarga | |
Menikah | Menikah |
Pasangan | Cokorda Istri Ngurah Risma Dewi |
Anak | 4 |
Pendidikan | |
Universitas | Universitas Gajah Mada |
Sejak 1997, Ari menjadi dosen di Jurusan Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM. Dia juga menjadi peneliti di Institute for Research Empowerment Jogja, dan Sekretaris Yayasan Interfidei Yogyakarta.
Di awal tahun 2015, Ari Dwipayana, diangkat menjadi Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara..[2] Dan di tahun yang sama, tepatnya 4 September 2015,[3] Presiden Joko Widodo mengangkat Ari Dwipayana sebagai Tim Komunikasi Presiden menggantikan Teten Masduki yang telah dilantik menjadi Kepala Kantor Staf Presiden. Di Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana bersama Sukardi Rinakit bertugas menyampaikan informasi kepada publik mengenai kegiatan dan berbagai penjelasan presiden. [4] Selanjutnya Ari Dwipayana di angkat menjadi Koordinator Staf Khusus Presiden pada tanggal 19 November 2019.[5]
Tradisi Keilmuan
Tradisi keilmuan Ari Dwipayana bisa dilacak dari karya-karya buku, paper ilmiah artikel media massa dan orasi ilmiah. Beberapa karya bukunya antara lain; Kelas dan Kasta: Pergulatan Kelas Menengah di Bali (2001), Agama dan Negara: Perspektif Agama-agama (2001), Membangun Desa Secara Partisipatif (2003), Desa Adat: Antara Otentisitas dan Demokrasi (2003), Bangsawan dan Kuasa: Kembalinya Para Ningrat di Dua Kota (2004), Promosi Otonomi Daerah (2004), Jalan Terjal Reformasi Lokal (2004), Globalism: Pergulatan Politik Representasi atas Bali (2005), dan Cost of Democracy di Tiga Kabupaten (2006). Ari Dwipayana juga menjadi editor buku-buku di antaranya adalah Mutiara Perubahan, Inovasi dan Emansipasi Desa dari Indonesia Timur (2013), Bulan Sabit di Pulau Dewata (2012).
Sepanjang tahun 2021, Ari Dwipayana menyampaikan orasi ilmiah di empat perguruan tinggi Hindu di Bali, Lombok dan Jakarta. Orasi Ilmiah pertama di selenggarakan di Universitas Hindu Negeri (UHN) Denpasar pada 25 Mei 2021 dengan judul Keluar Dari Pusaran: Aktivisme Hindu Dalam Menghadapi Tantangan dan Masa Depan.[6] Orasi ilmiah kedua di Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar pada 4 Oktober 2021, dengan judul Hindu Sains dan Teknologi, Menjaga Keseimbangan Untuk Kemanusiaan dan Kemajuan Peradaban,[7] Orasi Ilmiah ketiga diselenggarakan di Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma Nusantara Jakarta pada 24 Oktober 2021 dengan tema Menjadi Manusia Tattwa[8] dan yang ke-empat di Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Gde Pudja Mataram, pada 29 November 2021 dengan tema Menuju Pencapaian Wiweka Widya, Jnana Wicaksana.[9]
Pengabdian Masyarakat
Pada bulan Januari tahun 2003, Ari Dwipayana mendirikan Yayasan Uluangkep- sebuah NGO yang bergerak dalam penelitian dan pemberdayaan desa adat di Bali. Yayasan Uluangkep berfokus pada penelitian dan pemberdayaan untuk masyarakat Bali di bidang pendidikan, ekonomi dan penguatan peranan lembaga adat. Selanjutnya pada tahun 2011, Ari Dwipayana dipercaya menjadi Ketua Yayasan Tat Twam Asi yang banyak bergerak dalam perlindungan sosial, kesehatan dan peningkatan kualitas pendidikan anak-anak Bali, serta membangun kehidupan harmoni dalam keberagaman umat.
Yayasan Puri Kauhan Ubud didirikan oleh Ari Dwipayana di tahun 2008. Yayasan ini memberikan perhatian pada pengembangan dan pemajuan aksara, serta sastra dan bahasa Bali. Bertujuan melestarikan lontar/manuskrip melalui kegiatan digitalisasi lontar, serta kegiatan lain yang mengajak masyarakat termasuk anak-anak muda Bali agar mau menggunakan, mencintai dan tidak malu menggunakan bahasa Bali.
Di tahun 2021, Yayasan Puri Kauhan Ubud, menyelenggarakan kegiatan Sastra Saraswati Sewana. Kegiatan ini berupa Ajang Penciptaan Karya Sastra Bali klasik (Kakawin, Kidung dan Geguritan), serta Sastra Bali Modern (Puisi, Cerpen dan Satua Bali untuk anak-anak). Dalam rangkaian acara tersebut juga digelar kegiatan Mai Mabasa Bali (mari berbahasa Bali), Merdeka Mabasa Bali (merdeka berbahasa Bali) dan Lomba Kartun Strip Mai Mabahasa Bali. Mai Mabasa Bali, melibatkan para musisi Bali, untuk menciptakan lagu-lagu berbahasa Bali.
Karir
1. Dosen DPP Fisipol Universitas Gadjah Mada (1997-sekarang).
2. Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat KAGAMA (2014-sekarang)
3. Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara (2014-2015)
4. Staf Khusus Presiden RI periode 2015-2019.
5. Koordinator Staf Khusus Presiden periode 2019-sekarang.
Social Account
Referensi
- ^ ugm.academia.edu
- ^ news.detik.com
- ^ www.antaranews.com
- ^ kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id
- ^ KEPRES RI No 75/M Tahun 2019 Tentang Pengangkatan Staf Khusus Presiden
- ^ Tribun-Bali.com 26 Mei 2021
- ^ Website Universitas Hindu Indonesia Denpasar - Berita
- ^ Tribun-Bali.com 24 October 2021
- ^ Website Institut Agama Hindu Negeri Gde Pudja Mataram - Berita