Hiposentrum dari bahasa Yunani Kuno ὑπόκεντρον (hupόkentron), berarti "di bawah pusat") adalah titik pusat gempa bumi atau ledakan nuklir bawah tanah, dikenal juga dengan istilah fokus.[1] Di luar seismologi, istilah hiposentrum dapat digunakan untuk menyebut ground zero, titik lokasi terjadinya ledakan nuklir

Dalam gempa

Hiposentrum gempa adalah tempat energi regangan yang disimpan dalam batuan pertama kali dilepaskan, menandai titik saat patahan mulai retak.[1] Hal ini terjadi di bawah episentrum; pada suatu jarak yang disebut "kedalaman hiposentrum atau fokus".[1]

The focal depth can be calculated from measurements based on seismic wave phenomena. As with all wave phenomena in physics, there is uncertainty in such measurements that grows with the wavelength so the focal depth of the source of these long-wavelength (low frequency) waves is difficult to determine exactly. Very strong earthquakes radiate a large fraction of their released energy in seismic waves with very long wavelengths and therefore a stronger earthquake involves the release of energy from a larger mass of rock.

Kedalaman hiposentrum dapat ditentukan dari pengukuran berdasarkan fenomena gelombang seismik. Seperti fenomena gelombang dalam fisika, ada ketidakpastian pengukuran yang berkait dengan panjang gelombang sehingga kedalaman hiposentrum gelombang panjang (frekuensi rendah) ini sulit untuk ditentukan dengan tepat. Gempa bumi yang dahsyat akan melepas sebagian besar energi sebagai gelombang seismik yang cukup panjang dan oleh karena itu gempa dahsyat melibatkan pelepasan energi dari massa batuan yang lebih besar.

Menghitung hiposentrum dari gempa permulaan, guncangan utama, dan gempa susulan memungkinkan plot tiga dimensi dari patahan tempat pergerakan terjadi.[2] Muka gelombang yang cukup luas dari gempa besar merambat dalam kilometer per detik, gelombang seismik inilah yang diukur pada berbagai titik permukaan untuk secara geometris menentukan dugaan awal hiposentrum. Gelombang akan dideteksi oleh setiap stasiun berdasarkan jarak hiposentrumnya. Hal-hal berikut perlu diperhitungkan, dan yang penting ialah variasi kecepatan gelombang berdasarkan materi yang dilaluinya.[3] Dengan mengatur perubahan laju, perkiraan awal hiposentrum dibuat, kemudian dibuatlah sejumlah persamaan linear, satu untuk setiap stasiun. Persamaan mengekspresikan perbedaan antara waktu kedatangan yang diamati dan yang dihitung dari perkiraan hiposentrum awal. Persamaan ini akan diselesaikan menggunakan metode kuadrat terkecil yang meminimalkan jumlah kuadrat dari perbedaan antara waktu kedatangan yang diamati dan dihitung, dan perkiraan hiposentrum baru. Sistem akan mengiterasi sampai lokasi ditentukan dalam batas kesalahan sekecil-kecilnya untuk perhitungan laju getaran.[3]

Referensi

  1. ^ a b c The hypocenter is the point within the earth where an earthquake rupture starts. The epicenter is the point directly above it at the surface of the Earth. Also commonly termed the focus. "Earthquake Glossary - hypocenter". United States Geological Survey. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 March 2010. 
  2. ^ Kennelly, Patrick J.; Stickney, Michael C. (2000). "Using GIS for Visualizing Earthquake Epicenters, Hypocenters, Faults and Lineaments in Montana". Digital Mapping Techniques '00 -- Workshop Proceedings. United States Geological Survey. USGS Open-File Report 00-325. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 March 2004. 
  3. ^ a b "FAQs - Measuring Earthquakes: Q: How do seismologists locate an earthquake?". USGS Earthquake Hazrads Program. United States Geological Survey. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-11. 

Pranala luar