Masjid Agung Demak

masjid di Indonesia
Revisi sejak 5 Juni 2022 15.53 oleh DARMAS BS 9 (bicara | kontrib) (Menghapus kalimat galery dan memperbaiki kalimat)

Masjid Agung Demak (bahasa Jawa: ꦩꦱ꧀ꦗꦶꦢ꧀​ꦄꦒꦼꦁ​ꦢꦼꦩꦏ꧀ Pegon: مسجد اگوڠ دماك) adalah salah satu masjid tertua yang ada di Indonesia. Masjid ini terletak di Kampung Kauman, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

Masjid Agung Demak
ꦩꦱ꧀ꦗꦶꦢ꧀​ꦄꦒꦼꦁ​ꦢꦼꦩꦏ꧀
مسجد اگوڠ دماك
Tampak depan dari Masjid Agung Demak
PetaKoordinat: 6°53′41.028″S 110°38′14.604″E / 6.89473000°S 110.63739000°E / -6.89473000; 110.63739000
Agama
AfiliasiIslam
Lokasi
LokasiKel. Bintoro,
Demak, Jawa Tengah, Indonesia
Arsitektur
TipeMasjid
Gaya arsitekturTajug tumpang tiga[1]
Rampung1479
Menara1
Situs web
http://www.masjidagung.id

Sejarah

Masjid ini dipercayai pernah menjadi tempat berkumpulnya para ulama (wali) yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa yang disebut dengan Walisongo. Pendiri masjid ini diperkirakan adalah Raden Patah, yaitu raja pertama dari Kesultanan Demak sekitar abad ke-15 Masehi. Raden Patah bersama Wali Songo mendirikan masjid yang karismatik ini pada tahun yang ditampilkan dalam bentuk gambar serupa bulus yang terdapat di depan kubah tempat pengimaman. Ini merupakan Surya sengkala memet, dengan arti Sarira Sunyi Kiblating Gusti yang bermakna tahun 1401 Saka. Gambar bulus terdiri atas kepala yang berarti angka 1 (satu), 4 kaki berarti angka 4 (empat), badan bulus berarti angka 0 (nol), ekor bulus berarti angka 1 (satu). Dari simbol ini diperkirakan Masjid Agung Demak berdiri pada tahun 1401 Saka. Masjid ini didirikan pada tanggal 1 Shofar.

Masjid ini didirikan oleh Raden Patah supaya semua orang yang ada di Jawa bisa memegang agama islam. Raden Patah merupakan seorang adipati dan anak dari seorang putri china yang konon diberikan oleh sultan cina kepada Raja Majapahit Brawijaya V sebagai lambang perdamaian kedua negara tersebut. Setelah itu putri mengandung dan diasuh oleh ayah sambungnya Arya Damar yang menjadi adipati di derah palembang yang tidak lain adalah pamannya sendiri, setelah dewasa Raden Patah kembali ke Jawa dan mengabdi di Majapahit

Arsitektur

Masjid ini mempunyai bangunan-bangunan induk dan serambi. Bangunan induk memiliki empat tiang utama yang disebut saka guru. Salah satu dari tiang utama tersebut konon berasal dari serpihan-serpihan kayu, sehingga dinamai saka tatal. Bangunan serambi merupakan bangunan terbuka. Atapnya berbentuk limas yang ditopang delapan tiang yang disebut Saka Majapahit. Atap limas Masjid terdiri dari tiga bagian yang menggambarkan ; (1) Iman, (2) Islam, dan (3) Ihsan. Di Masjid ini juga terdapat “Pintu bledeg”, mengandung candra sengkala, yang dapat dibaca Naga Mulat Salira Wani, dengan makna tahun 1388 Saka atau 1466 M, atau 887 H.

Di dalam lokasi kompleks Masjid Agung Demak, terdapat beberapa makam raja-raja Kesultanan Demak termasuk di antaranya adalah Sultan Fattah yang merupakan raja pertama Kesultanan Demak dan para abdinya. Di kompleks ini juga terdapat Museum Masjid Agung Demak, yang berisi berbagai hal mengenai riwayat Masjid Agung Demak.

Masjid Agung Demak dicalonkan untuk menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1995.

Galeri

Referensi

  1. ^ (Indonesia) "Rumah Jawa" (html). Diakses tanggal 2012-10-9. Bangunan dengan atap bertingkat dalam arsitektur Jawa menunjukkan strata sosial. 

Pranala luar