Sepeda gunung (Inggris: All Terrain Bike /ATB atau Mountain Bike /MTB) adalah sepeda yang digunakan dalam medan yang berat. Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1970, oleh pengguna sepeda di perbukitan San Fransisco. Ketika pertama kali dipamerkan pada New York Bike Show pada tahun 1981, penemu sepeda gunung mengatakan bahwa sepeda jenis ini tidak akan pernah populer. Kenyataannya 80% sepeda yang terjual di Amerika Serikat adalah sepeda jenis ini. Sepeda gunung adalah jenis sepeda yang pertama kali dinaiki sampai ke puncak gunung Kilimanjaro, titik tertinggi di benua Afrika, dengan ketinggian hingga 5.895 m.[1]

Sepeda gunung suspensi penuh.

Sejak saat itu dunia mengenal sepeda gunung ini. Ciri-cirinya adalah ringan, bentuk kerangka yang terbuat dari baja, aluminium dan yang terbaru menggunakan bahan komposit serat karbon (carbon fiber reinforced plastic) dan menggunakan shock breaker (peredam goncangan). Sedangkan ban yang dipakai adalah yang memiliki kemampuan untuk mencengkeram tanah dengan kuat. Sepeda gunung memiliki 18-30 gear pindah yang berguna untuk mengatur kecepatan dan kenyamanan dalam mengayuh pedalnya. Sepeda gunung dengan 30 gear berarti memiliki crankset depan dengan 3 piringan dan cassette sprocket dengan 10 piringan, sehingga 3x10=30 tingkat kecepatan yang berbeda.

Desain

Sepeda gunung biasanya dapat dibagi menjadi empat kategori besar berdasarkan konfigurasi suspensinya:

  • Rigid: Sepeda gunung dengan ban besar dan menonjol serta setang lurus, tetapi tanpa suspensi depan maupun belakang.
  • Hard Tail: Sepeda gunung yang dilengkapi dengan garpu suspensi untuk roda depan, tetapi rangkanya kaku.
  • Soft Tail: Salah satu jenis sepeda gunung terbaru, sepeda gunung dengan poros di bingkai tetapi memiliki suspensi belakang. Kelenturan bingkai akan menyerap beberapa getaran. Sepeda ini biasanya merupakan sepeda jenis cross country.
  • Full suspension (fatau suspensi ganda): Sepeda gunung yang dilengkapi dengan suspensi depan dan belakang. Suspensi depan biasanya merupakan garpu teleskopik yang mirip dengan sepeda motor, dan suspensi bagian belakang memanfaatkan hubungan mekanis dengan komponen untuk meredam guncangan.

Desain berorientasi disiplin

Ada beberapa desain bersepeda gunung yang berbeda, biasanya ditentukan oleh medan, dan jenis sepeda yang digunakan menyesuaikan dengan medan yang ditempunh. Desain sepeda gunung telah berkembang pesat. Pada awalnya, semuanya bersifat kustom, disesuaikan sendiri, dan digunakan sekaligus untuk sejumlah aksi, trik, balap, atau aktivitas lainnya. Desain yang dimiliki juga umumnya serupa. Seiring berkembangnya olahraga sepeda, desain dan peralatan yang lebih khusus pun diperkenalkan.

Segmentasi pasar lebih lanjut di luar sepeda XC suspensi depan sederhana mulai terjadi pada pertengahan 1990-an, karena produsen sepeda dan peralatan besar mampu memenuhi permintaan yang berubah secara khusus. Saat ini, ada berbagai macam desain yang berorientasi disiplin. Sepeda gunung bisa berharga sangat mahal dengan desain dibuat khusus sesuai disiplin atau medan yang dirancang untuknya.

 
Sepeda gunung disiplin cross country (XC) dan bertipe hardtail (HT)

Cross country (XC)

Dirancang untuk medan yang tidak terlalu ekstrem (ringan), sepeda jenis ini hanya mempunyai suspensi depan atau tanpa suspensi sama sekali. Karena hanya memiliki suspensi depan biasanya sepeda gunung jenis ini dikategorikan sebagai hardtail frame. Dirancang agar efisien dan optimal pada saat mengayuh di tanjakan, di jalan beraspal hingga jalan tanah pedesaan dan perjalanan jarak jauh. Sepeda jenis ini sangatlah disarankan bagi pemula yang ingin memulai bermain MTB.

Sepeda jenis XC dirancang memakai suspensi depan (fork) dengan travel antara 80–120 mm, dan sangat tidak disarankan untuk mengganti panjang travel lebih dari yang telah ditetapkan oleh produsen.

Trail XC

Sepeda Trail adalah perkembangan dari sepeda XC, yang umumnya digunakan oleh pengendara MTB rekreasi, dengan medan trail off-road. Sepeda ini biasanya memiliki travel dengan ukuran antara 120–140 mm. Sepeda Trail XC biasanya dibuat untuk menghadapi medan kasar lebih baik daripada sepeda jenis XC.

Enduro/All-Mountain (AM)

Biasa dipakai untuk jalur perpaduan antara cross country (XC) dan downhill ringan (light DH). Didesain untuk melintasi medan yang berat seperti naik dan turun bukit, memasuki hutan, melintasi medan berbatu, dan menjelajah medan off-road jarak jauh. Memiliki 2 suspensi depan dan belakang (double suspension). Panjang suspensi belakang (rear suspension) sekitar 6 inci dan panjang suspensi depan (fork) mulai dari 140–160 mm. Pengguna dapat melakukan pendakian gunung dengan baik (tidak berat), sekaligus juga dapat menuruni gunung dengan cepat (tidak berguncang-guncang), karena panjang suspensi yang optimal. Keunggulan sepeda jenis ini ada pada ketahanan dan kenyamanannya untuk dikendarai. Nama lain dari sepeda jenis ini adalah "Enduro".

Free Ride (FR)

Dirancang untuk mampu bertahan melakukan lompatan tinggi (drop off) dan kondisi ekstrem sejenisnya. Rangkanya kuat namun tidak secepat dan selincah sepeda jenis All-Mountain, karena bobotnya yang lebih berat, maka kurang cocok untuk digunakan dalam perjalanan jarak jauh dan sangat tidak cocok untuk tanjakan. Sepeda jenis ini spesifikasinya mirip dengan jenis Downhill. Sepeda jenis ini memiliki panjang suspensi fork bertravel antara 180–200 mm.

Downhill (DH)

 
Sepeda gunung disiplin downhill dan bertipe full suspension. Sepeda Polygon dikendarai rider internasional Fabien Cousinie.

Untuk medan yang sangat ekstrem, sepeda gunung jenis ini mempunyai suspensi ganda (double suspension) untuk meredam benturan yang kerap terjadi ketika menuruni lereng dan dapat menikung dengan stabil pada kecepatan tinggi. Dirancang agar dapat melaju cepat, aman dan nyaman dalam menuruni bukit dan gunung. Sepeda jenis ini tidak mengutamakan kenyamanan dalam mengayuh karena sepeda jenis ini hanya dipakai untuk menuruni lereng bukit atau gunung. Sepeda ini juga dipakai dalam perlombaan, sehingga yang menjadi titik utama dalam perancangannya adalah bagaimana agar kuat namun dapat melaju dengan cepat. Untuk menuju lokasi, para downhiller tidak mengayuh sepeda mereka, tetapi sepeda mereka diangkut dengan mobil. Sangat tidak efisien jika sepeda ini digunakan di dalam kota maupun di jalur cross country. Travel suspensi depan sepeda ini sama dengan jenis sepeda FR, antara 180–200 mm.

 
Sebuah sepeda dirt jump.

Dirt Jump (DJ)

Sepeda jenis ini awalnya dirancang untuk anak muda perkotaan, selain sebagai alat transportasi, untuk kebut-kebutan di jalan raya kota, atau juga digunakan untuk melakukan atraksi lompatan tinggi dan atraksi-atraksi ekstrem lainnya. Fungsi dari sepeda jenis ini sangat mirip dengan BMX, tetapi dengan bentuk yang diperbesar. Nama lain dari sepeda jenis ini adalah trial atau urban MTB.

Referensi

  1. ^ Ballantine, Richard. (1998). The Ultimate Bicycle Book (edisi ke-2nd). Dorling Kindersley Ltd. hlm. 25. 

Pranala luar

  Media terkait Mountain bikes di Wikimedia Commons