Prasasti Ngantang, atau juga disebut Prasasti Hantang, adalah sebuah prasasti batu yang ditemukan di Ngantang, Malang, Jawa Timur. Prasasti ini memiliki caandrasengkala tahun 1057 Saka (atau 1135 M). Prasasti ini ditulis menggunakan aksara dan bahasa Kawi. Dalam prasasti Ngantang terdapat keistimewaan, yaitu adanya tulisan dengan huruf kuadrat yang besar melintang di tengah cap kerajaan berupa Narasingha berupa semboyan Panjalu Jayati, yang berarti Kadiri Menang. Prasasti ini dibuat sebagai piagam pengesahan anugerah atas jasa penduduk desa Hantang dengan 12 dukuh yang masuk dalam wilayahnya, yang tetap setia kepada Kerajaan Kadiri dalam perang melawan Kerajaan Janggala. Dari prasasti ini dapat diketahui bahwa Sri Jayabhaya adalah raja Kadiri yang berhasil mengalahkan Janggala, dan menyatukannya kembali dengan Panjalu atau Kadiri.

Isi prasasti

Isi prasasti memuat perincian anugerah hak-hak istimewa kepada penduduk Desa Hantang. Pemberian prasasti ini karena penduduk Desa Hantang dengan 12 dukuh yang masuk dalam wilayahnya datang menghadap raja dengan perantara Mpu Naiyayikarsana, dengan memohon agar prasasti yang ada pada mereka sebagai anugerah raja yang didharmakan di Gajapada dan di Nagapuspa yang ditulis di atas daun lontar (ripta) dapat dipindahkan ke atas batu (linggapala), dan ditambahkan dengan anugerah Raja Jayabaya sendiri.[1]

Permohonan tersebut dikabulkan oleh Raja Jayabaya, mengingat bahwa penduduk Hantang telah memperlihatkan kebaktian yang bersungguh-sungguh kepada raja, yang dibuktikan dengan telah diserahkannya cancu tan pamusuh dan cancu ragadaha, serta pada waktu ada usaha memisahkan diri (perang perebutan tahta) mereka tetap setia memihak kepada raja.[1]

Alihaksara (cuplikan)

'...ikang wargga dalĕm thāni ri Hantang pwa tka ri wiṣaya (13) nya rwa wlas thāni satata suṣṭubhakti mamrih ri pagĕha śrī mahārāja ri maṇiratnasinghāsana makawyakti ri pamwatakĕnya ri cañcu tan pamusuh (14) mwang cañcu rāgadaha. muwah ri kāla ni panuwal kewalāpagĕh ya pakṣa jayabhaya...[1]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c Poesponegoro, Marwati Djoened; Notosusanto, Nugroho (2008). Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno. PT Balai Pustaka. ISBN 979-407-408-X. [pranala nonaktif permanen] Cet. II, hlm. 288. Diaksés 6 Agustus 2012.

Muljana, Prof. Dr. Slamet (2006). Tafsir Sejarah Nagara Kretagama. LKiS Yogyakarta. ISBN 979-25-5254-5.  Cet. IV, hlm. 46. Diaksés 6 Agustus 2012.