Gandusari, Trenggalek

kecamatan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur
Revisi sejak 8 April 2009 22.18 oleh Jagawana (bicara | kontrib) (pindah dari halaman pengalihan)

Gandusari adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.

Gandusari
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenTrenggalek
Pemerintahan
 • Camat-
Populasi
 • Total- jiwa
Kode Kemendagri35.03.10 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3503080 Edit nilai pada Wikidata
Luas- km²

Tepatnya, adalah di Dusun Dawuhan, Desa Sukorejo Kecamatan Gandusari, Perlu di ketahui; Balai Desa Sukorejo pun juga terdapat pada wilayah Dusun Dawuhan. Daerah ini dengan nyata tersebutkan dalam Prasasti Kampak (851 syaka atau 929 Masehi). Di sebutkan sebagai salah satu kawasan yang berbatasan dengan MAHA SAMUDRA dalam Prasasti Kampak. Perlu diketahui bahwa Prasasti Kampak yang merupakan Simbol Pemberian kemerdekaan Oleh Empu Sendok bagi masyarakat Kampak dan sekitarnya, Karena telah Ikut Membantu dalam perjuangan merebut kembali Pemerintahan. Perdikan Kampak merupakan tonggak sejarah Kabupaten Trenggalek yang tak dapat diabaikan. Lahirnya perdikan kampak ditandai dengan adanya prasasti kampak yang dibuat oleh Raja Sendok .

Dalam cerita Rakyat, bahkan di sebutkan bahwa Pusat Pemerintahan Kabupaten Trenggalek dahulu Berada di daerah Desa Jajar, Kecamatan Gandusari.Meski Cerita Rakyat ini belum bisa di benarkan dengan bukti-2 sejarah. Namun memang di daerah gandusari di jumpai beberapa peninggalan Kuno. Dahulu (meski telah memasuki abad ke-19), Ketika Ajaran Islam belum begitu mewarnai corak budaya masyarakat Gandusari, Masyarakat Trenggalek masih melaksanakan Sembah Bumi di PUNDAK (Batu; yang di anggap dapat memberikan Kesuburan Tanaman Pangan). Pundak atau Tempat sesajen Tersebut terletak sekitar 300 M, d belakang Balai Desa Sukorejo(Sekarang). Sayangnya Batu Tersebut sekarang Tidak Terawat, Bahkan Mungkin Lepas dari Penelitian Para Ahli Arkeologi.Catatan; Peninggalan ini musti diteliti oleh para ahli. Dilihat dari tingkat Ekonomi Sosial dan Budaya; Masyarakat Gandusari, hususnya Desa Sukorejo; Memang tidak dapat di pungkiri, asyarakat Desa ini lebih maju pola pikirnya di banding dengan Kawasan Lainnya.di sana dapat di jumpai banyak sekali Industri-Industri Rumahan; Genteng, Tekstil, Anyaman, Batik, kripik Tempe, dll. Wilayahnya Luas, di banding Desa-desa Lainnya, Bahkan Yayasan Al Azar pun Lebih Memilih Desa Sukorejo sebagai tempat mendirikan Institusi dengan alasan memang secara Ekonomi dan Budaya Lebih Maju di banding dengan Mayarakat di Pusat Kota Trenggalek sekalipun.

Dari prasati itu dapat diketahui bahwa Trenggalek pada masa itu sudah memiliki daerah daerah yang mendapatkan hak otonomi atau swantara lebih jelas lagi diketengahkan bahwa Perdikan Kampak berbatasan dengan mahasamudera (Samudera Indonesia ) disebelah selatan yang pada waktu itu wilayahnya meliputi Panggul, Munjungan dan Prigi. Selanjutnya disinggung pula daerah Dawuhan yang sekarang daerah ini juga masih dapat dijumpai di Trenggalek. Setelah masa Mpu Sindok dengan melalui masa Raja Dharmawangsa lahirlah di Jawa Timur kerajaan Kahuripan yang diperintah oleh Raja Airlangga. Hanya sayangnya pada masa ini tidak banyak diketahui kesejarahannya, dikarenakan tidak ditemuinya data atau mungkin belum ditemukannya data tentang masa tersebut. Namun tidak bisa disangkal bahwa wilayah Trenggalek termasuk dalam kawasan Kahuripan yang kemudian berkesinambungan menjadi wilayah kerajaan Kediri. Dari jaman Kediri hanya ada beberapa hal yang dapat dicatat, utamanya pada masa ini munculnya prasasti Kamulan yang terletak di Desa Kamulan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek.