Mangaraja Sinta Mardame Sinaga

Bupati Tapanuli Utara ke-14
Revisi sejak 20 Juni 2022 22.23 oleh Kris Simbolon (bicara | kontrib) (kalimat efektid)

Kolonel Mangaradja Sinta Mardame Sinaga (1924 - 28 Mei 2000) adalah seorang politikus dan kolonel yang menjabat sebagai Bupati Tapanuli Utara dari tahun 1968 hingga tahun 1979. Ia merupakan tokoh militer pertama yang menjabat posisi tersebut.

Mangaradja Sinaga
Bupati Tapanuli Utara ke-14
Masa jabatan
31 Mei 1968 – 16 Februari 1979
Gubernur
Sebelum
Pendahulu
A.V. Siahaan
Pengganti
Salmon Sagala
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir1924
Samosir, Bataklanden, Keresidenan Tapanuli, Hindia Belanda
Meninggal28 Mei 2000 (usia 78)
Samosir, Tapanuli Utara, Sumatra Utara
Kebangsaan Indonesia
Suami/istri
Listeria Silalahi
(m. 1951)
Anak
  • Johnny Sinaga
  • Leonard Sinaga
  • Binsar Sinaga
  • Martha Sinaga
  • Linda Sinaga
  • Diana Sinaga
Karier militer
PihakKekaisaran Jepang Giyugun
(1943-45)
Tentara Nasional Indonesia
(1945-68)
Dinas/cabang Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat
Masa dinas1943–1968
Pangkat Kolonel
Pertempuran/perangRevolusi Nasional Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Kehidupan awal

Mangaradja dilahirkan pada tahun 1924 di sebuah dusun kecil yang bernama Sinaga Uruk, Desa Urat, Subdistrik Samosir (pada saat itu, bagian dari Afdeling Bataklanden, Keresidenan Tapanuli). Mangaradja merupakan anak laki-laki dari pasangan Raja Hiskia Sinaga dan Victoria br. Samosir.[1]

Mangaradja masuk ke Sekolah Rakyat pada tahun 1931. Ia lulus pada tahun 1935 dan melanjutkan sekolahnya di Schakel School (sekolah bahasa Belanda) di Desa Nainggolan, Samosir. Ia lulus pada tahun 1940 dan berencana untuk bersekolah di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), tetapi terhambat karena Pendudukan Jepang di Indonesia.[2]

Karier militer

Pada tahun 1943, Mangaradja bergabung dengan pasukan sukarelawan Gyugun. Setelah proklamasi kemerdekaan, ia bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat (BKR), yang nantinya berubah nama menjadi Tentara Nasional Indonesia.[3]

Mangaradja pindah ke Tapanuli pada tahun 1946 dan menjadi Komandan Brigade XI Komando Sumatera dengan pangkat Letnan Dua. Setelah penyerahan kedaulatan, ia ditugaskan di Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan sebagai ajudan jenderal dengan pangkat Letnan Kolonel. Posisi tersebut diembannya sampai tahun 1966. Mulai tahun 1966 hingga 1968, Mangaradja menjadi Wakil Asisten VI di Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan.[4]

Bupati Tapanuli Utara

Pemilihan

Mangaradja mencalonkan diri sendiri sebagai calon Bupati Tapanuli Utara. Dia didukung oleh fraksi Golkar, Partai Katolik (Indonesia), dan Nahdlatul 'Ulama di DPRD Sumatera Utara. Kandidat lain seperti Daulat Sitorus dan Bonar Sitanggang didukung oleh Partai Kristen Indonesia sedangkan M.U Situmeang didukung oleh fraksi IPKI.[5]

Pemilihan diadakan pada tanggal 1 Februari 1968. Mangaradja memperoleh 9 suara, Daulat Sitorus memperoleh 5 suara sedangkan Bonar Sitanggang memperoleh 9 suara. Meskpiun suara Mangaradja dan Daulat Sitorus imbang, DPRD dengan suara bulat setuju untuk memilih Mangaradja sebagai bupati baru Tapanuli Utara menggantikan pejabat bupati sementara, A.V. Siahaan. Mangaradja secara resmi dilantik sebagai bupati pada tanggal 31 Mei 1968.[6]

Sebelum pemilihan bupati baru pada tahun 1973 diadakan, Mangaradja dilantik sebagai Pejabat Bupati Tapanuli Utara sementara pada tanggal 7 Agustus 1973. DPRD dengan suara bulat resmi memilih Mangaradja sebagai Bupati Tapanuli Utara pada tanggal 12 December 1973 dan dia dilantik untuk periode yang kedua pada tanggal 14 Februari 1974.[7]

Pembangunan infrastruktur

Pada masa tahun pertamanya menjabat sebagai Bupati Tapanuli Utara, Mangaradja menghadapi masalah yang sulit mengenai pembangunan infrastruktur di daerahnya. Menurut penilaian dari dia, mentalitas penduduk Tapanuli utara pada saat itu dipengaruhi oleh ideologi semu dan membuat pemerintah lebih mementingkan pembangunan ideologi daripada pembangunan infrastruktur. Hal ini yang membuat daerah Tapanuli Utara mengalami kemiskinan ekstrem dan inflasi.[8]

Mangaradja memulai proyek pembangunan infrastruktur dengan melakukan pembebasan lahan untuk pariwisata di Tutuk Siadong, Ajibata, dan Simanindo. Dananya diperoleh dari Pemerintah Sumatera Utara sebagai pinjaman yang bebas bunga. Usaha lainnya untuk meningkatkan pariwisata yaitu dengan membangun bandara. Mangaradja melakukan pendekatan ke Departemen Perhubungan mengenai rencana untuk membangun bandara di daerah sekitar Danau Toba. Pada tahun 1978, akhirnya rencana tersebut terealisasi dengan dibangunya Bandara Sibisa di Ajibata, sekitar 10 km dari Danau Toba.[9]

Proyek lainnya yang dibangun selama masa kepemimpinanya yaitu pembangunan sebuah waduk berukuran besar yang dimulai pada tahun 1976 di Lembah Sideak-Tanjungan. Waduknya direncakan dibuat dengan panjang sebesar empat kilometer dengan lebar sebesar 50 meter dan dalam 20 meter. Meskipun proyek ini tidak selesai selama masa jabatanya, Mangaradja melanjutkan proyek ini bahkan setelah masa jabatanya habis.[10]

Pemilu legislatif 1971

Pada Pemilu Legislatif pada tahun 1971, Markas Besar ABRI memprediksi kalau Golkar, partai yang berkuasa, tidak akan menang di Tapanuli Utara. Gubernur Sumatera Utara, Marah Halim Harahap menjanjikan Mangaradja untuk jalan-jalan ke Jepang yang biayanya ditanggung oleh Marah Halim sedangkan Komandan Komando Bukit Barisan, Leo Lopulissa menjanjikan Mangaradja sebuah mobil Range Rover Classic. Golkar menang di Tapanuli Utara dengan persentase suara sebesar 85% dan Mangaradja pergi ke Jepang dan mendapatkan sebuah Range Rover Classic yang baru.

Keluarga

Mangaradja menikah dengan Listeria Silalahi pada bulan September 1951. Pernikahanya menghasilkan enam orang anak.[11]

Referensi

  1. ^ Simanjuntak, Leonardo TS (9 May 2016). "MSM Sinaga Militer Pertama Menjadi Bupati Tapanuli Utara". batakindonews.blogspot.com. BatakIndoNews. Diakses tanggal 30 May 2020. 
  2. ^ Simanjuntak, Leonardo TS (9 May 2016). "MSM Sinaga Militer Pertama Menjadi Bupati Tapanuli Utara". batakindonews.blogspot.com. BatakIndoNews. Diakses tanggal 30 May 2020. 
  3. ^ Simanjuntak, Leonardo TS (9 May 2016). "MSM Sinaga Militer Pertama Menjadi Bupati Tapanuli Utara". batakindonews.blogspot.com. BatakIndoNews. Diakses tanggal 30 May 2020. 
  4. ^ Simanjuntak, Leonardo TS (9 May 2016). "MSM Sinaga Militer Pertama Menjadi Bupati Tapanuli Utara". batakindonews.blogspot.com. BatakIndoNews. Diakses tanggal 30 May 2020. 
  5. ^ Simanjuntak, Leonardo TS (9 May 2016). "MSM Sinaga Militer Pertama Menjadi Bupati Tapanuli Utara". batakindonews.blogspot.com. BatakIndoNews. Diakses tanggal 30 May 2020. 
  6. ^ Simanjuntak, Leonardo TS (9 May 2016). "MSM Sinaga Militer Pertama Menjadi Bupati Tapanuli Utara". batakindonews.blogspot.com. BatakIndoNews. Diakses tanggal 30 May 2020. 
  7. ^ Simanjuntak, Leonardo TS (9 May 2016). "MSM Sinaga Militer Pertama Menjadi Bupati Tapanuli Utara". batakindonews.blogspot.com. BatakIndoNews. Diakses tanggal 30 May 2020. 
  8. ^ Simanjuntak, Leonardo TS (9 May 2016). "MSM Sinaga Militer Pertama Menjadi Bupati Tapanuli Utara". batakindonews.blogspot.com. BatakIndoNews. Diakses tanggal 30 May 2020. 
  9. ^ Simanjuntak, Leonardo TS (9 May 2016). "MSM Sinaga Militer Pertama Menjadi Bupati Tapanuli Utara". batakindonews.blogspot.com. BatakIndoNews. Diakses tanggal 30 May 2020. 
  10. ^ Simanjuntak, Leonardo TS (9 May 2016). "MSM Sinaga Militer Pertama Menjadi Bupati Tapanuli Utara". batakindonews.blogspot.com. BatakIndoNews. Diakses tanggal 30 May 2020. 
  11. ^ Simanjuntak, Leonardo TS (9 May 2016). "MSM Sinaga Militer Pertama Menjadi Bupati Tapanuli Utara". batakindonews.blogspot.com. BatakIndoNews. Diakses tanggal 30 May 2020.