Payung Teduh
Artikel ini sudah memiliki daftar referensi, bacaan terkait, atau pranala luar, tetapi sumbernya belum jelas karena belum menyertakan kutipan pada kalimat. |
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Payung Teduh merupakan band alternatif/ indie Indonesia beraliran fusi antara folk, keroncong, dan jazz.
Payung Teduh | |
---|---|
Asal | Indonesia |
Genre | Jazz, Folk, Pop, Indie |
Tahun aktif | 2007–sekarang |
Label | parara record Indie Records |
Anggota |
|
Mantan anggota |
|
Payung Teduh terbentuk pada akhir 2007 dengan formasi awal Is (vokalis) dan Comi (kontra bass). Pada tahun 2008, Payung Teduh mengajak Cito untuk bergabung bersama sebagai drummer, lalu mengajak Ivan sebagai pemain gitarlele dan pemain terompet pada tahun 2010. Angin Pujaan Hujan ialah lagu pertama yang memunculkan warna mereka sendiri. Seiring berjalannya waktu tercipta pula lagu-lagu lainnya seperti Kucari Kamu, Amy, Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan, juga termasuk karya-karya dari pementasan teater bersama Catur Ari Wibowo seperti Resah, Cerita tentang Gunung dan Laut, serta karya Amalia Puri yang berjudul Tidurlah dan Malam. Pada akhirnya Payung Teduh memutuskan untuk membuat album indie pertamanya yang dirilis di penghujung 2010.
Pada akhir tahun 2017 Mohammad Istiqamah Djamad (Is) memutuskan untuk keluar dari Payung Teduh karena dirinya sudah merasa tidak lagi sejalan dengan band.[1] [2]
Biografi
Angin Pujaan Hujan adalah lagu pertama yang memunculkan warna musik mereka sendiri. Seiring berjalannya waktu tercipta lagu-lagu lain seperti Kucari Kamu, Amy, Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan, termasuk karya dari pementasan teater bersama Catur Ari Wibowo seperti Resah, Cerita tentang Gunung dan Laut, dan juga karya Amalia Puri yang berjudul Tidurlah dan Malam. Pada akhirnya Payung Teduh memutuskan untuk membuat album indie pertamanya yang dirilis di penghujung 2010.
Genre musik yang dimainkan Payung Teduh tidak mempunyai batasan, musik yang dimainkan Payung Teduh adalah musik Payung Teduh itu sendiri. Pada album pertama dapat dikatakan karakter musik yang dibawakan Payung Teduh seperti musik pada era golden 60’s dengan balutan keroncong dan jazz. Apabila ditanya jenis musik apa yang diusung Payung Teduh, maka Payung Teduh menyerahkan sepenuhnya pada pendengar.Artinya payung teduh tidak akan hanya berhenti di satu genre tertentu, akan tetapi yang pasti tetap bermusik dengan ciri yang sudah mereka miliki.
Pada tahun 2013, Payung Teduh merilis album studio kedua mereka berjudul Dunia Batas dengan label Ivy League Music yaitu sebuah label indie. Pada 11 November 2014, pihak Label mengumumkan link digital download album Dunia Batas ini dan pada 18-19 April 2015 album ini dirilis dalam bentuk kaset secara terbatas hanya 300 keping saja oleh Record Store Day Indonesia. Album Dunia Batas bersisi 8 lagu yaitu Berdua Saja, Menuju Senja, Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan, Rahasia, Angin Pujaan Hujan, Di ujung Malam, Resah dan Biarkan.
Pada tahun 2015, Payung Teduh merilis lagu berjudul Masa Kecilku dan pada tahun 2016, Payung teduh kembali merilis album yang berjudul Live and Loud dan lagu dalam album tersebut diantaranya Menuju Senja, Kucari Kamu, Biarkan-Resah, Berdua Saja-Rahasia, Kita Adalah Sisa-Sisa Keihklasan Yang Tidak Diikhlaskan, Di Ujung Malam, Tidurlah, Cerita Tentang Gunung Dan Laut, Amy, Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan, Angin Pujaan Hujan.
Pada tahun 2017, Payung Teduh kembali merilis single berjudul "Akad" dan merilis album berjudul Ruang Tunggu. Lagu "Akad" kini dan album terbarunya sedang viral di dunia maya. Banyak pula orang yang mengcover lagu "Akad". Setelah merilis album terbarunya, Is dan Comi memilih hengkang dari Payung Teduh.
Setelah Hengkangnya Is sebagai Vokalis, Payung Teduh tidak berhenti berkarya. Dengan menggaet sang Manager pada akhir tahun 2018, Payung teduh membuat single terbaru berjudul "Sebuah Lagu", terlebih lagu ini sekaligus menjadi sebuah Original Soundtrack film animasi disney yaitu "Wreck it Ralph 2: Ralph Breaks The Internet" yang tayang pada awal tahun 2019.[butuh rujukan]
Anggota
- Nick Jonathan– vokal utama (2018–sekarang)
- FARIEL ADZANI – trumpet, gitar (2007–sekarang)
- YUDHA WAKA WAKA – drum (2007–sekarang)
- M. Daffa Fariel Adzani – vokal utama, gitar (2007–2017)
Diskografi
Album studio
- Payung Teduh (2010)
- Dunia Batas (2012)
- Live and Loud (2016)
- Ruang Tunggu (2017)
- Mendengar Suara (2018)
Singel
Judul | Tahun | Album |
---|---|---|
"Akad" | 2017 | Ruang Tunggu |
"Diam" | 2018 | Singel non-album |
"Nanti" | 2019 | |
"Masa Kecilku" (bersama Dian Pramana Poetra dan Pusakata) |
Penghargaan dan nominasi
Tahun | Penghargaan | Kategori | Penerima | Hasil |
---|---|---|---|---|
2017 | Anugerah Musik Indonesia | Karya Produksi Alternatif/Alternatif Rock/Lintas Bidang Terbaik | "Akad" | Menang |
2018 | Indonesian Choice Awards | Song of the Year | Nominasi | |
Album of the Year | Ruang Tunggu | Nominasi | ||
Anugerah Musik Indonesia | Album Pop Terbaik | Nominasi |
Adaptasi
Pada tahun 2020 lagu Akad yang terdapat dalam album Ruang Tunggu (2017) menjadi inspirasi bagi pembuatan film dengan judul sama yang disutradarai oleh Reka Wijaya serta dibintangi oleh Kevin Julio, Indah Permatasari, dan Mathias Muchus.[3]
Pranala luar
- Ngaso 'selow' bersama Payung Teduh BBC Indonesia 8 Maret 2013, diakses 13 Maret 2014
- Ini Band Kampus Namanya Lucu, Payung Teduh Tribunnews 12 Agustus 2012, diakses 13 Maret 2014
- [1] InfoBiografi.com, diakses 9 Januari 2018
- Kisah Payung Teduh yang Meneduhkan