Ini adalah artikel yang memenuhi kriteria penghapusan cepat artikel tentang orang, hewan individu, organisasi (grup musik, klub, perusahaan, dll.), konten web, atau peristiwa yang terselenggara yang tidak mengindikasikan kepentingan subjeknya. Lihat KPC A7.%5B%5BWP%3ACSD%23A7%7CA7%5D%5D%3A+Artikel+yang+tidak+dapat+memberikan+klaim+kepentingan+subjekA7
Jika artikel ini tidak memenuhi syarat KPC, atau Anda ingin memperbaikinya, silakan hapus pemberitahuan ini, tetapi tidak dibenarkan menghapus pemberitahuan ini dari halaman yang Anda buat sendiri. Jika Anda membuat halaman ini tetapi Anda tidak setuju, Anda boleh mengeklik tombol di bawah ini dan menjelaskan mengapa Anda tidak setuju halaman itu dihapus. Silakan kunjungi halaman pembicaraan untuk memeriksa jika sudah menerima tanggapan pesan Anda.
Ingat bahwa artikel ini dapat dihapus kapan saja jika sudah tidak diragukan lagi memenuhi kriteria penghapusan cepat, atau penjelasan dikirim ke halaman pembicaraan Anda tidak cukup meyakinkan kami.
- Kepada nominator: Tempatkan templat:
{{subst:db-notability-notice|Jalan layang Camba|header=1}} ~~~~
- pada halaman pembicaraan pembuat/pengunggah.
Kepada pengurus: artikel ini memiliki isi pada halaman pembicaraannya yang harus diperiksa sebelum dihapus.
Pilih templat yang spesifik – {{db-person}}, {{db-animal}}, {{db-band}}, {{db-club}}, {{db-inc}}, {{db-web}} or {{db-event}} – jika bisa.
Pengurus: periksa pranala balik, riwayat (beda), dan catatan sebelum dihapus. Konfirmasi sebelum penghapusan bahwa halaman itu tidak terlihat sebagai halaman profil pengguna. Jika perlu, lebih baik pindahkan ke halaman pengguna yang bersangkutan. Terkadang tag ini juga dipakai untuk menandai KPC A9 (rekaman musik), karena sama-sama tidak mengindikasikan kepentingan. Periksa di Google.
Halaman ini terakhir disunting oleh Raja Nine to Five (kontribusi | log) pada 14:54, 9 Juli 2022 (UTC) (2 tahun lalu)
Jalan layang Camba |
---|
|
Berdiri: | Desember 2015; 9 tahun lalu (2015-12) – sekarang |
---|
Sejarah: | Dibangun tahun 2015-2018 |
---|
|
Kota besar: | Maros |
---|
|
|
Camba Elevated Road atau Jalan layang Camba (juga dinamai Jalan layang Maros) adalah jalan layang yang berkelok di wilayah Dusun Pattunuang, Desa Samangki, di ruas jalan nasional yang menghubungkan Kabupaten Maros dan Kabupaten Bone. Para pengendara dari Kota Makassar dan sekitarnya melewati jalan ini menuju Kabupaten Bone, Sinjai, Soppeng, dan Wajo di Provinsi Sulawesi Selatan.
Jalan layang Camba dibangun sejak bulan Desember 2015. Semula, jalur ini sempit dan banyak tikungan tajam. Lalu dibangunlah jembatan sepanjang 314 meter dengan lebar 11 meter, pembangunan oprit dan jalan pendekat sepanjang 413 meter, dan pelebaran jalan sepanjang dua kilometer. Pembangunannya dilakukan oleh kontraktor PT Wijaya Karya bekerja sama operasi dengan PT Hutama Karya. Jalan layang Camba sangat penting sebagai jalur logistik utama ke kawasan tengah Sulawesi Selatan selain sebagai akses ke daerah wisata Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.
Latar Belakang
Pengerjaan pembangunan jalan layang Camba menghabiskan dana sebesar Rp 169,74 miliar dengan kontraktor PT Wijaya Karya kerjasama operasi dengan PT Hutama Karya. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengerjakan pembangunan Jalan layang Camba sepanjang 2,8 km yang berada di Jalan Lintas Tengah Sulawesi Selatan, yakni ruas Maros-Bone, dapat selesai sesuai jadwal yakni September 2018. Jalan layang Camba dibangun untuk mengatasi kondisi jalan yang memiliki tanjakan dan tikungan tajam serta sempit sehingga rawan kecelakaan dan kemacetan panjang. Keberadaan jalan layang ini dapat meningkatkan kenyamanan dan keamanan lalu lintas terutama angkutan logistik sehingga tidak memutar.[1]
Angkutan logistik dari Kota Makassar ke kabupaten Bone atau sebaliknya, bisa lewat jalan ini sepanjang 166 km lebih pendek jaraknya dibandingkan memutar melewati Jalan Lintas Selatan Sulawesi yang jaraknya 350 km. Sebelum dibangun jalan layang, terdapat 8 tikungan tajam dengan jalan lebar 5 meter, kini hanya satu tikungan dengan jalan yang dilebarkan menjadi 2 meter bahu jalan, 7 meter jalan dan 2 meter bahu jalan sehingga bisa dilalui kendaraan dengan kecepatan 40 km/jam.[1]
Dari total panjang 2,8 km, sepanjang 313 meter berupa konstruksi layang. Jalan Layang Maros bisa menjadi jalur wisata seperti Jembatan Kelok 9 di Sumatra Barat karena di kawasan tersebut juga terdapat objek wisata Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung yang dikenal dengan air terjun, habitat kupu-kupu, dan kawasan karst.[1]
Untuk meningkatkan keamanan pengguna jalan dari serpihan batu yang jatuh, Kementerian PUPR memasang jaring yang memiliki kekuatan hingga 17 ton. Jalan layang ini merupakan paket pembangunan elevated road segmen I yang dikerjakan sejak Desember 2015 oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XIII Makassar.[1]
Referensi