Buddha

Revisi sejak 13 Juli 2022 07.18 oleh Pengetik-AM (bicara | kontrib) (←Mengalihkan ke Kebuddhaan)

Halaman pengalihan

Mengalihkan ke:

Penamaan

Kata 'buddha' berasal dari kata berbahasa Hindi yaitu ''bodhi'' yang berarti hikmat. Setelah mengalami deklinasi, kata tersebut berubah menjadi ''budhi'' yang berarti nurani. Deklinasi lain yang berkembang ialah ''budha'' yang diartikan sebagai memperoleh penerangan. Dalam perkembangannya, sebutan Buddha diartikan sebagai yang sadar dan yang memperoleh penerangan. Panggilan ini pertama kali diperoleh oleh Siddharta Gautama sesudah menjalani tujuh tahun kehidupan dengan sikap yang penuh kesucian, pertapaan, dan pengembaraan untuk menemukan kebenaran. Penamaan ini kemudian dikaitkan dengan sebuah pohon hikmat yang menjadi tempat Gautama menjalani kehidupannya di kota Gaya.[1]

Berkas:Sick Budha Statue.jpeg
Patung Buddha tidur, Mojokerto

Tripitaka

Tripitaka berarti Tiga Keranjang

  1. Vinaya Pitaka, berisi aturan-aturan sangha untuk biksu (bhikkhu) atau biksuni (bhikkhuni).
  2. Sutta Pitaka, berisi wacana-wacana Buddha.
  3. Abhidhamma Pitaka, berisi penjelasan sistematis atau ilmu pengetahuan dari Buddha.

Tiga Mestika

Tiga Mestika (Sanskrit: त्रिरत्न Triratna or रत्नत्रय Ratna-traya, Pali: तिरतन Tiratana)

  1. Buddha
  2. Dharma
  3. Sangha

Pancasila

Tujuan dibuatnya Pañcasīla Buddhis yaitu untuk melatih diri.

Terdapat 5 sīla dalam Pancasila Buddhis dalam bahasa Pali yaitu:

  1. Pāṇātipātā veramaṇī sikkhāpadaṃ samādiyāmi, yang artinya saya bertekad akan melatih diri untuk menghindari pembunuhan makhluk hidup.
  2. Adinnādānā veramaṇī sikkhāpadaṃ samādiyāmi, yang artinya saya bertekad akan melatih diri untuk menghindari mengambil sesuatu yang tidak diberikan.
  3. Kāmesu micchācāra veramaṇī sikkhāpadaṃ samādiyāmi, yang artinya saya bertekad akan melatih diri untuk menghindari perbuatan asusila.
  4. Musāvādā veramaṇī sikkhāpadaṃ samādiyāmi, yang artinya saya bertekad akan melatih diri untuk menghindari menghindari ucapan tidak benar.
  5. Surāmerayamajjapamādaṭṭhānā veramaṇī sikkhāpadaṃ samādiyāmi, yang artinya saya bertekad akan melatih diri untuk menghindari mengonsumsi segala zat yang dapat menyebabkan menurunnya kesadaran.

Referensi

  1. ^ Khairiah (2018). Agama Budha (PDF). Pekanbaru: Kalimedia. hlm. 2. ISBN 978-602-6827-86-9. 

Pranala luar