Dua puluh sifat Allah
Dua puluh sifat Allah adalah suatu konsep ketuhanan Islam di dalam ajaran mazhab Asy'ariyah yang menyatakan bahwa Allah hanya memiliki 20 sifat. Pengembangan konsep mengenai dua puluh sifat Allah secara pasti dilakukan oleh generasi penerus mazhab Asy'ariyah dan tidak memiliki ketetapan yang pasti pada generasi awalnya. Dua puluh sifat Allah dibagi lagi menjadi empat kelompok yaitu sifat wujud (1 sifat), sifat negasi (5 sifat), sifat makna (7 sifat), dan sifat penegasan (7 sifat). Konsep mengenai Dua puluh sifat Allah ditolak oleh mazhab lain seperti Muktazilah.[1]
Dalil
Berikut adalah beberapa terjemahan dalil yang terkandung di dalam Al-Qur'an dan Hadits tentang sifat-sifat Allah
- "Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan Dia" - (Q.S. Al-Baqarah: 163)
- Sesungguhnya Allah itu Amat Berkuasa atas segala sesuatu" - (Q.S Al-Baqarah: 20)
- "Dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu" - (QS. Al-Baqarah: 29)
- "Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia" - (QS. Yasin: 82)
- "... Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat" - (QS. Asy-Syura: 11)
- "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup, yang berdiri sendiri... " - (QS. Al-Baqarah: 255)
- "Dialah Yang Awal (tidak berpemulaan) dan Yang Akhir (tidak berkesudahan)... " - (QS. Al-Hadid: 3)
Dua puluh sifat
Sifat Wajib | Tulisan Arab | Maksud | Sifat | Sifat Mustahil | Tulisan Arab | Maksud |
---|---|---|---|---|---|---|
Wujud | Ada | Nafsiah | Adam | Tiada | ||
Qidam | Terdahulu | Salbiah | Huduts | Baru | ||
Baqa | Kekal | Salbiah | Fana | Berubah-ubah (akan binasa) | ||
Mukhalafatuhu lilhawadits | Berbeda dengan makhluk-Nya | Salbiah | Mumatsalatuhu lilhawadits | Sama dengan makhluk-Nya | ||
Qiyamuhu binafsih | Berdiri sendiri | Salbiah | Qiamuhu bighairih | Berdiri-Nya dengan yang lain | ||
Wahdaniyat | Esa (satu) | Salbiah | Ta'addud | Lebih dari satu (berbilang) | ||
Qudrat | Kuasa | Ma'ani | Ajzun | Lemah | ||
Iradat | Berkehendak (berkemauan) | Ma'ani | Karahah | Tidak berkemauan (terpaksa) | ||
Ilmun | Mengetahui | Ma'ani | Jahlun | Bodoh | ||
Hayat | Hidup | Ma'ani | Al-Maut | Mati | ||
Sama' | Mendengar | Ma'ani | Shummum | Tuli | ||
Basar | Melihat | Ma'ani | Al-Umyu | Buta | ||
Kalam | Berbicara | Ma'ani | Al-Bukmu | Bisu | ||
qaadiran | berkuasa | Ma'nawiyah | ajizan | lemah | ||
muriidan | berkehendak menentukan | Ma'nawiyah | mukrahan | tidak menentukan (terpaksa) | ||
'aliman | mengetahui | Ma'nawiyah | jahilan | yang bodoh | ||
hayyan | hidup | Ma'nawiyah | mayitan | Keadaan-Nya yang mati | ||
sami'an | mendengar | Ma'nawiyah | ashamma | tuli | ||
bashiiran | melihat | Ma'nawiyah | a'maa | Keadaan-Nya yang buta | ||
mutakalliman | berbicara | Ma'nawiyah | abkam | bisu |
Sifat kesempurnaan
Dua puluh sifat yang tertera di atas yang wajib bagi Allah terkandung di dalam dua sifat kesempurnaan. Sifat tersebut adalah:
- Istigna' ( ﺇﺳﺘﻐﻨﺎﺀ )
- Kaya Allah daripada sekalian yang lain daripada-Nya yaitu tidak berkehendak ia kepada sesuatu. Maksudnya, Allah tidak menghendaki yang lain menjadikan-Nya dan tidak berkehendak akan tempat berdiri bagi zat-Nya. Contohnya, Allah tidak memerlukan dan tidak menghendaki malaikat untuk menciptakan Arasy.
- Maka, Maha suci Tuhan daripada tujuan pada sekelian perbuatan dan hukum-hukumnya dan tidak wajib bagi-Nya membuat sesuatu atau meninggalkan sesuatu.
- Sifatnya: wujud, qidam, baqa', mukhalafatuhu lilhawadith, qiamuhu binafsih, sama', basar, kalam, kaunuhu sami'an, kaunuhu basiran, kaunuhu mutakalliman.
- Iftiqar ( ﺇﻓﺘﻘﺎﺭ )
- Yang lain berkehendak akan sesuatu daripada Allah yaitu yang lain berkehendakkan daripada Allah untuk menjadikan dan menentukan mereka dengan perkara yang harus. Contohnya, manusia memohon kepada Allah melancarkan hidupnya.
- Sifatnya: wahdaniat, qudrat, iradat, ilmu, hayat, kaunuhu qadiran, kaunuhu muridan, kaunuhu hayyan.
Lihat juga
Referensi
- ^ Nuruddin, Muhammad (2021). Hal-Hal yang Membingungkan Seputar Tuhan. Depok: Keira. hlm. 108–109. ISBN 978-623-7754-64-0.