Depresi ekonomi
Depresi ekonomi merupakan sebuah gejala turunnya pertumbuhan ekonomi atau Produk Domestik Bruto (PDB) ke arah negatif selama dua kuartal berturut-turut yang berakibatkan adanya meningkatnya angka pengangguran dan berkurangnya lapangan pekerjaan, adapun ekonomi sendiri mempunyai kesamaan dengan resisi hanya saja perbedaannya pada tingkatan waktu krisis, besaran jumlahnya yang terdampak pada setiap lini sektor dan pula pada penurunan PDB yang signifikan. Adapun istilah depresi penurunan PDB berada di kisaran -14,7% hingga -38,1%. seperti contoh [1] yang terjadi Penurunan PDB terburuk di AS (-38,1%) terjadi pada Januari 1920- Januari 1921. Untuk penurunan PDB paling rendah berada di -14,7% terjadi pada Januari 1910-Januari 1912. Secara sekilas, nampak bila penurunan PDB pada depresi ekonomi jauh lebih buruk daripada resesi. selain dari berkurangnya PDB yang tercatat oleh suatu negara pada periode tertentu adapun depresi ekonomi mengalami tenggang waktu yang cukup lama berlangsungnya sekitar 18-43 bulan dan berakibatkan kondisi yang cukup parah terhadap perkembangan ekonomi ekonomi negara seperti halnya contoh [2]
Adapun penyebab terjadinya depresi ekonomi berasal dari beberapa faktor pendukung baik faktor internal dan eksternal[3]
faktor internal :
- ^ Laucereno, Sylke Febrina. "Apa Bedanya Resesi, Krisis, dan Depresi Ekonomi?". detikfinance. Diakses tanggal 2022-07-23.
- ^ Media, Kompas Cyber (2022-07-21). "Sri Lanka Bangkrut, Kepala CIA: Gara-gara Utang Bodoh ke China". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2022-07-23.
- ^ "Apa Itu Depresi Ekonomi? Ini Penyebab dan Dampaknya". kumparan. Diakses tanggal 2022-07-23.