Atap

menaungi bagian teratas dari sebuah bangunan

Atap adalah penutup atas suatu bangunan yang melindungi bagian dalam bangunan dari hujan maupun salju. Bentuk atap ada yang datar dan ada yang miring, walaupun datar harus dipikirkan untuk mengalirkan air agar bisa jatuh. Bahan untuk atap bermacam-macam, di antaranya: genting (keramik, beton), seng bergelombang, asbes, maupun semen cor. Adapula atap genteng metal yang sangat ringan, tahan lama, anti karat dan tahan gempa[butuh rujukan].

Beberapa jenis tumbuhan menghasilkan bahan atap tradisional. Atap sirap, salah satunya dibuat dari kayu ulin alias kayu besi yang dikeping tipis-tipis. Juga daun-daun dari beberapa jenis palma dan ilalang kerap dirangkai untuk digunakan sebagai atap. Di antaranya dari daun rumbia, kelapa, enau dan nipah.

ATAP adalah penutup pada bagian paling atas dari sebuah bangunan yang berfungsi melindungi bangunan dan seluruh isinya dari pengaruh cuaca. Bangunan atau struktur mulai dari kotak surat sampai rumah ibadah ataupun stadion yang dapat menampung banyak orang memerlukan atap. Fungsi utama ATAP adalah melindungi dari hujan, atap juga melindungi dari panas sinar matahari, dari dingin dan angin. Selain itu juga atap pada bangunan pada rumah kaca berfungsi menghantarkan cahaya.

Unsur-unsur yang digunakan dalam mendesain sebuah atap adalah :

  • Bahan
  • Konstruksi
  • Ketahanan


Tiga komponen penyusun atap :

Struktur atap (rangka atap dan penopang rangka atap)

Pengertian struktur atap adalah bagian bangunan yang menahan/mengalirkan beban-beban dari atap. Struktur atap terbagi menjadi rangka atap dan penopang rangka atap. Rangka atap berfungsi menahan beban dari bahan penutup atap sehingga umumnya berupa susunan balok–balok (dari kayu/bambu/baja) secara vertikal dan horizontal–kecuali pada struktur atap dak beton. Berdasarkan posisi inilah maka muncul istilah gording, kasau dan reng. Susunan rangka atap atap dapat menghasilkan lekukan pada atap (jurai dalam/luar) dan menciptakan bentuk atap tertentu. Penopang rangka atap adalah balok kayu yang disusun membentuk segitiga, disebut dengan istilah kuda-kuda. Kuda-kuda berada dibawah rangka atap, fungsinya untuk menyangga rangka atap. Sebagai pengaku, bagian atas kuda-kuda disangkutkan pada balok bubungan, sementara kedua kakinya dihubungkan dengan kolom struktur untuk mengalirakan beban ke tanah.

Secara umum dikenal 4 jenis struktur atap yaitu :

Struktur dinding (sopi-sopi) rangka kayu, kuda-kuda dan rangka kayu Struktur baja konvensional Struktur baja ringan

Struktur dak beton yang biasa digunakan untuk atap datar

ATAP dan bagian-bagiannya :

  • Jurai dalam

Jurai dalam ialah bagian yang tajam pada atap atap, berjalan dari garis tiris atap sampai bubungan, dan terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan kedalam.

  • Jurai luar

Jurai luar, ialah bagian yang tajam pada atap, berjalan dari garis tiris atap sampai bubungan, terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan ke luar.

  • Bubungan (nok)

Merupakan sisi atap yang teratas, selalu dalam keadaan datar dan umumnya menentukan arah bangunan.

  • Gording

Balok atap sebagai pengikat yang menghubungkan antar kuda-kuda. Gording juga menjadi dudukan untuk kasau dan balok jurai dalam.

  • Kasau

Komponen atap yang terletak diatas gording dan menjadi dudukan untuk reng.

  • Reng

Komponen atap yang memiliki profil paling kecil dalam bentuk dan ukurannya. Posisinya melintang diatas kasau. Reng berfungsi sebagai penahan penutup atap (genteng dan lain-lain). Fungsi lainnya adalah sebagai pengatur jarak tiap genteng agar rapi dan lebih “terikat”. Jarak antar reng tergantung pada ukuran genteng yang akan dipakai. Semakin besar dimensi genteng, semakin sedikit reng sehingga biaya pun lebih hemat.


Penutup atap (genteng, polikarbonat)

Penutup merupakan bagian yang menutupi atap secara keseluruhan sehingga terciptalah ambang atas yang membatasi kita dari alam luar. Ada berbagai pilihan penutup atap dengan pilihan bentuk dan sifat yang berbeda. Dua faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam pemilihannya adalah faktor keringanan material agar tidak terlalu membebani struktur bangunan dan faktor keawetan terhadap cuaca (angin,panas,hujan). Faktor lain adalah kecocokan/keindahan terhadap desain rumah. Ukuran dan desain dari penutup atap juga memberi pengaruh pada struktur, misalnya konstruksi kuda-kuda, ukuran reng dan sudut kemiringan.


Pelengkap atap (talang horizontal/vertikal dan lisplang)

Elemen pelengkap pada atap selain berfungsi struktural juga estetis.

  • Talang

Saluran air pada atap yang berfungsi mengarahkan air agar jatuh ketanah disebut talang. Talang dipasang mendatar mengikuti tiris atap kemudian dialirkan ke bawah melalui pipa vertikal.

  • Lisplang

Dari segi konstruksi, lisplang menciptakan bentukan rigid (kokoh,tidak berubah) dari susunan kasau. Pada pemasangan rangka penahan atap, batang-batang kasau hanya ditahan oleh paku dan ada kemungkinan posisinya bergeser. Disinilah lisplang berfungsi untuk mengunci susunan kasau tersebut agar tetap berada pada tempatnya. Dari segi estetika, lisplang berfungsi menutupi kasau yang berjajar dibawah susunan genteng/bahan penutup atap lain. Maka tampilan atap pada bagian tepi akan terlihat rapi oleh kehadiran lisplang.

Atap dapat dikatakan berkualitas jika strukturnya kuat/kokoh dan awet/tahan lama. Faktor iklim menjadi bahan pertimbangan penting dalam merancang bentuk dan konstruksi ATAP /bangunan. Keberadaan atap pada rumah sangat penting mengingat fungsinya seperti payung yang melindungi seisi rumah dari gangguan cuaca (panas,hujan dan angin). Oleh karena itu, sebuah atap harus benar-benar kokoh/kuat dan kekuatannya tergantung pada struktur pendukung atap.

Mengacu pada kondisi iklim perancangan atap yang baik ditentukan 3 faktor, yakni jenis material, bentuk/ukuran, dan teknik pengerjaan.

Bentuk atap berdasarkan kemiringan :

  • Atap datar (kemiringan 0°- 4°)

Karakter :

  1. Sederhana dari segi pembuatan dan penampakkannya.
  2. Biaya per m2 lebih murah (pemakaian bahan lebih hemat)
  3. Ruangan cenderung panas karena umumnya atap datar menggunakan bahan metal (mempunyai penyaluran panas yang rendah sehingga panas matahari langsung dialirkan kedalam ruang)

Keuntungan atap datar :

  1. Diatasnya dapat digunakan sebagai ruang serbaguna, seperti gudang, tempat jemuran, ruang mesin dan bak air.
  2. Konstruksi atap yang menjadi satu dengan rangka portalnya menambah sifat kaku dari bangunan, sehingga lebih tahan terhadap gaya horisontal, oleh angin atau hempa.
  3. Karena tahan api (beton), maka dapat mencegah menjalarnya api yang datang dari arah atas kedalam ruangan dibawahnya.


  • Atap miring, (tinggi atap sama dengan/lebih dari setengah lebar bangunan)

Karakter :

  1. Konstruksi atap lebih rumit
  2. Membutuhkan jumlah material yang lebih banyak
  3. Ruang di bawah lebih dingin karena adanya rongga di dalamnya

Pilihan model atap : pelana, perisai, kerucut, kombinasi beberapa tipe. Ada 3 jenis beban yang bekerja pada atap yaitu :

  1. Beban berat sendiri (bahan rangka, penopang rangka dan penutup atap)
  2. Beban angin tekan dan angin hisap
  3. Beban bergerak lain (berat manusia saat pemasangan dan pemeliharaan).

Pemilihan bahan tertentu harus diikuti oleh pengetahuan yang lengkap akan karakteristik setiap bahan. atap yang baik adalah yang dapat menerima beban angin yang sama dari segala arah (idealnya adalah bentuk atap bulat). Bentuk ini sangat berpengaruh pada besarnya tekanan angin yang bekerja pada bangunan. Semakin tinggi bangunan akan semakin besar tekanan angin. Tekanan angin bekerja lebih ringan bila tinggi bangunan lebih kecil dari setengah lebar bangunan. Kemiringan atap yang memberikan beban angin yang rendah adalah antara 10°-30°. Untuk sudut yang lebih besar dari dari 30°, perlu kekuatan yang lebih baik dan penutup yang sesuai.

Jenis material struktur dan penutup atap

Penentuan material tergantung pada selera penghuni, namun harus tetap memerhatikan prinsip dasar sebuah struktur yaitu harus kuat, presisi, cukup ringan dan tidak over design. Atap yang kuat harus mampu menahan besarnya beban yang bekerja pada elemen struktur atap. Material untuk atap berkisar dari daun pisang, jerami, lembaran alumunium maupun lapisan concrete yang dibuat di pabrik. Sebagian besar negara di dunia menjadikan keramik tegel sebagai bahan utama atap rumah. Ketahanan dari sebuah atap adalah sesuatu yang harus menjadi perhatian utama, karena atap adalah bagian yang paling sering diakses dari sebuah bangunan untuk keperluan perbaikan dan renovasi, maka kerusakan dapat menyebabkan efek yang serius.

  1. Kayu sendiri dapat berguna menjadi berbagai macam bentuk atap. Selain itu kayu dapat digunakan dalam berbagai cara, struktur kayu yang dapat memenuhi estetika serta praktis untuk digunakan.
  2. Batu lintel telah digunakan untuk mendukung atap sejak jaman prasejarah, namun tidak dapat menutupi jarak yang besar. Batu arch mulai banyak digunakan di masa Romawi Kuno dan memiliki variasi bentuk yang dapat digunakan untuk ruang yang panjangnya hingga 140 kaki. Arch atau batu yang melengkung, dengan atau tanpa bingkai, mendominasi struktur atap untuk bahan utama pekerjaan arsitektur untuk selama kurang lebih 2000 tahun, besi besar hanya mendapat kesempatan pada Revolusi Industri dan rancangan seperti bangunan seperti Paxton dari Crystal Palace, yang selesai pada 1851.
  3. Balok-balok baja, bahan ini menjadi struktur utama untuk atap dalam kapasitas besar bahkan untuk rumah biasa. Salah satu bentuk lain dari balok adalah REINFORCE CONCRETE BEAM (beton balok), di mana tongkat logam terdapat dalam beton, yang memberikan kekuatan lebih besar terhadap tekanan.

Lapisan Luar Bagian atap ini memungkinkan banyak variasi sesuai bahan yang tersedia. Dalam rumusan arsitektur sederhana, bahan atap sering berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti rumput laut yang memiliki umur pemakaian 40 tahun. Bahan komersial ATAP yang tersedia :

  • Lalang adalah atap yang terbuat dari bahan tanaman, tumpang tindih dalam lapisan.
  • Gandum jerami, banyak digunakan di Inggris, Perancis, dan lain di Eropa.
  • Rumput laut, digunakan di daerah pantai di mana terdapat esturies seperti Skotlandia. Memiliki kehidupan yang lebih panjang daripada jerami. Diklaim memiliki kehidupan sampai 60 tahun.
  • Shingles/papan, disebut shakes di Amerika Utara. Papan adalah istilah generik untuk bahan atap yang tumpang tindih di banyak bagian.
  • Redcedar/kayu pohon cemara.
  • Hardwood. Sangat tahan lama, atap ini ditemukan di Australia penggunaannya sekarang terbatas.
  • Slate/batu tulis. Masa pemakaiannya sampai 200 tahun. Karena berat sehingga dibutukan struktur yang sangat kuat.
  • Ceramic tile. Harganya yang mahal dan memiliki masa pemakaian hingga 100 tahun.
  • Logam getar. Awet namun harganya mahal.
  • Seamed mekanis logam. Beton, biasanya dikuatkan dengan fibres dari beberapa macam.
  • Aspal sirap, yang terbuat dari aspal dan organik fiberglass mat, Ditutup dengan pasir warna, murah dibandingkan dengan keramik.
  • Sinanaga asbes. Masa pemakaiannya sangat lama, tahan api dan biaya rendah namun sekarang jarang digunakan karena masalah kesehatan.
  • Membrane. selaput ATAP yang besar dalam lembaran.
  • Thermosetting plastik (e.g. EPDM karet). Lembaran karet sintetis adhered. Sistem penyambungannya menggunakan perekat kontak atau tape.
  • Thermoplastic (e.g. PVC, TPO, CSPE). Plastik lembaran lasan bersama udara panas membuat satu lembar selaput. Dapat rewelded dengan pengecualian CSPE. Lends sendiri baik untuk kedua kotak besar dan kecil atap aplikasi karena udara panas weldability.
  • Dimodifikasi bitumen - kimpal panas, aspal adhered atau dipasang dengan perekat. Aspal dicampur dengan Polimer seperti APP atau BS, kemudian diterapkan ke fiberglass atau polyester mat, seams dimeteraikan oleh meleburnya lokal dengan aspal yang panas, panas mopping dari aspal, atau perekat. Lends sendiri baik untuk semua aplikasi.
  • Built-Up Roof - Plies Beberapa dari aspal organik merasa jenuh atau dilapisi fiberglass felts. Plies yang dirasakan adalah adhered dengan aspal panas, belangkin pitch atau perekat.
  • Kecipratan-in-Place Polyurethane Foam (SPUF) - Foam kecipratan di-tempat di atap, kemudian dilapisi dengan berbagai Coatings, atau dalam beberapa kasus, ditutup dengan kerikil.
  • Fabric.
  • Polyester.
  • PTFE, (sintetis fluoropolymer) yang terdapat di kaca serat.
  • Metal atap. Umumnya yang relatif murah bahan bangunan.
  • Galvanised baja sering diproduksi dengan berombak corrugations untuk menolak lateral flexing dan dipasang dengan terkena fasteners. Banyak digunakan untuk biaya rendah dan ketahanan. Sheds biasanya beratap dengan bahan ini. Dikenal sebagai Gal besi atau Corro, itu yang paling digunakan secara luas atap bahan dari abad ke-20 australia, sekarang popularitasnya digantikan oleh atap baja dilapisi dengan seng dan alloy dari aluminium, diklaim memiliki hingga empat kali kehidupan galvanized baja.
  • Tetap kili-logam dengan dirahasiakan fasteners.
  • Seamed mekanis logam dengan dirahasiakan fasteners berisi sealant dalam seams untuk digunakan sangat rendah sloped atap.
  • Flat-kili logam dengan soldered seams.


SOLAR ATAP

Inovasi terbaru dari atap yaitu sistem solar sinanaga yang menghasilkan listrik serta penutup atap. Ada juga tersedia sistem solar yang menghasilkan panas atau air panas dan udara.


GREEN ROOF

Merupakan layer atau lapisan struktur konstruksi hijau yang terdiri dari media pertumbuhan/tanah dan media Tanaman diatas sebuah bangunan

Konsep “Green Roof” mulai dikenal manusia pada abad ke 7 di Babylon (sekarang Iran) sebuah hasil mahakarya dari seorang raja bernama KING NEBUCHADNEZZAR II yang sering disebut ”TAMAN GANTUNG BABYLON atau THE HANGING GARDEN BABYLON ,Karya ini dipersembahkan sang raja kepada istrinya yang bernama AMYISTIS syahdan disebabkan istri raja yang berasal dari suatu kawasan yang hijau,maka raja berinisiatif untuk membuat supaya sang istri merasa betah dan masih merasa tinggal didaerah seperti daerah asalnya.

Era sekarang.Kebangkitan dari taman gantung ini dikenal dengan nama “Green Roof Technology”,teknologi ini bukan hanya sekedar gerakan penghijauan semata lebih dari itu teknologi ini dapat mempengaruhi kualitas lingkungan hidup


Manfaat teknologi ‘Green Roof’ Secara garis besar ada 2 keuntungan yang diperoleh dari teknologi ini yaitu :


  1. Keuntungan EKOLOGI
  • Mereduksi “Urban Heat Island Effect”

“Green Roof” dapat mengendalikan dan menciptakan iklim mikro bertindak sebagai pendingin dan kelembaban udara sekitar selain itu dapat juga berperan sebagai penangkap partikel polusi perkotaan dan CO2 yang terdapat pada udara dan debu.

  • Menetralisasi Polusi Suara

Dengan pengaturan disain lansekap melalui komposisi tanaman pada area atap dapat meminimaliskan polusi suara sampai 8 db.

  • Menciptakan Habitat bagi kehidupan Alam Liar

Dengan pemilihan dan konsep disain lansekap taman yang tepat menimbulkan efek positif dengan memperbesar / menambah luas ruang habitat bagi kehidupan alam liar seperti burung-burung diperkotaan maupun fauna lainnya.

  1. Keuntungan EKONOMI
  • Penambahan Ruang Aktif

Dengan kreasi para arsitek lansekap mendisain area atap menjadi “taman gantung atau Roof Garden” maka cara ini akan menambah ruang untuk aktivitas interaksi.Hal ini sangat membantu pada daerah perkotaan dimana cadangan tanah tidak tersedia.

  • Meminimaliskan Biaya pemeliharaan dan renovasi

Teknologi “Green Roof” merupakan lapisa “water proofing” hidup berfungsi untuk memproteksi bangunan dari Energi UV ray,temperature suhu energi matahari yang ekstrem,hasil study elah membuktikan bahwa dengan adanya lapisan “green roof” ini dapat menambah umur lapisan tradisional “water proofing” berumur lebih dari 40 Tahun.

  • Mereduksi Air Buangan

Dengan adanya lapisan “green Roof” dapat memperkecil volume kandungan air akibat curah hujan sebanyak 50-90% dan menjadi lapisan filter bagi partikel-partikel polusi yang terkandung didalamnya.akibatnya Volume air tidak menjadi beban bagi aliran pembuangan.

  • Pendidikan Bagi generasi penerus

Merupakan suatu “Living Monument” bagi pendidikan tentang arti lingkungan hidup bagi generasi penerus

  • Menambah Nilai Estetika

Nilai estika yang terjadi dengan adanya “roof garden” akan menambah nilai dan harga jual bangunan serta kemudahan pemasaran bagi gedung bagi penyewa.


Tipe “Green Roof”

Berdasarkan dari kedalamanan media pertumbuhan dan tinggi rendahnya intensitas pemeliharaan ‘green roof’ dapat dikategorikan dalam 3 tipe :

  1. Intensive Green Roof
  2. Semi intensive Green Roof
  3. Extensive Green Roof

Kontruksi dari “Green Roof” Lapisan 1 Water Proof Membrane Lapisan untuk menutupi keseluruhan permukaan atap

Lapisan 2 EASY USE Lapisan sebagai tempat/ruang bergeraknya aliran air yang berasal dari air penyiraman dan air hujan menuju kepembuangan akhir

Lapisan 3 Geosinthetic QDrain Lapisan untuk memisahkan lapisan ‘drain mat’ dan media pertumbuhan

Lapisan 4 Growing medium Lapisan tempat pertumbuhan tanaman komposisi tanah dicampur sand,salts,clay,organic matter dan lava rock

Lapisan 5 Tanaman Banyak tanaman dapat dipergunakan tergantung dari konsep disain lansekap taman

Hal yang perlu menjadi pertimbangan lain dalam penggunaan “green Roof” adalah Arah matahari,arah angin kondisi temperature serta kemiringan dari atap bangunan.


Lihat pula



-->