Orang Kayo Hitam
pemimpin di Jambi
Sayyid Ahmad Kamil atau lebih dikenal dengan nama Orang Kayo Hitam adalah raja Melayu Jambi keempat yang memerintah pada tahun 1500-1515, menggantikan kakaknya, Orang Kayo Kedataran.[2][3][4]
Sayyid Ahmad Kamil | |||||
---|---|---|---|---|---|
Orang Kayo Hitam | |||||
Raja Melayu Jambi ke 4 | |||||
Berkuasa | Tanah Pilih (1500 - 1515) | ||||
Pendahulu | Orang Kayo Kedataran (Sayyid Abdul Rahman) | ||||
Penerus | Pangeran Hilang Diair (Panembahan Rantau Kapas) | ||||
Kelahiran | Tanah Pilih (sekarang Kota Jambi) | ||||
Kematian | Zabag (sekarang daerah Muara Sabak) | ||||
Pemakaman | Situs Makam Orang Kayo Hitam, di Desa Simpang, Berbak, Tanjung Jabung Timur[1] | ||||
Pasangan | Putri Mayang Mangurai | ||||
| |||||
Ayah | Datuk Paduko Berhalo (Ahmad Barus II) | ||||
Ibu | Putri Selaras Pinang Masak | ||||
Agama | Islam |
Asal-Usul
Orang Kayo Hitam adalah putra pendiri dan raja pertama kerajaan Melayu Jambi, Datuk Paduko Berhalo yang memiliki nama asli Ahmad Barus II berasal dari Turki. Sedangkan ibunya bernama Putri Selaras Pinang Masak, ibunya berasal dari kerajaan Pagaruyung di Pulau Sumatra.
Masa Pemerintahan
Dalam memerintah kerajaan, Orang Kayo Hitam dikenal sakti dan pemberani dikalangan rakyat Jambi. Selain itu dikenal juga sebagai tokoh yang menyebarkan agama islam dan meletakkan nilai-nilai keislaman dalam memerintah kerajaan.
Referensi
- ^ Makam Orang Kayo Hitam Di kemdikbud.go.id 13 Januari 2015. Diakses 15 Maret 2022.
- ^ Orang Kayo Hitam, Penguasa Jambi yang Tak Bisa Ditaklukkan Raja Jawa Pada sindonews.com 29 Juni 2015. Diakses 15 Maret 2022.
- ^ Kisah Orang Kayo Hitam dan Keris Siginjai yang Melegenda, Hingga Terbunuhnya Pembuat Keris Sakti Pada tribunnews.com 2 Januari 2019. Diakses 15 Maret 2022.
- ^ Situs Budaya, Situs Budaya (-). "Situs Budaya". Situs Orang Kayo Hitam. Diakses tanggal 08 Februari 2020. [pranala nonaktif permanen]
Pranala luar
- Sejarah Kota Jambi di jambikota.go.id diakses 15 Maret 2022
Didahului oleh: Orang Kayo Kedataran |
Raja Melayu Jambi 1500—1515 |
Diteruskan oleh: Pangeran Hilang Diair |