Praswad Nugraha
Mochamad Praswad Nugraha, S.H., LL.M. adalah Aktivis, Pejuang Anti Korupsi, dan Pakar Investigasi yang lahir di Tanjung Karang, Bandar Lampung pada 8 September 1982. Dia adalah Ketua IM57+ Institute[1] periode 2021-2024. IM57+ Institute adalah organisasi gerakan anti korupsi yang dideklarasikan di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia pada 30 September 2021 beranggotakan ke 57 mantan pegawai KPK yang disingkirkan menggunakan mekanisme Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang dinyatakan melanggar Hak Asasi Manusia oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, dan telah terbukti Maladministrasi oleh Ombudsman Republik Indonesia[2]. Sebelumnya Praswad menjabat sebagai Penyidik Senior pada Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI) dimana dia bergabung sebagai pegawai sejak 2007 hingga 2021. Praswad juga tercatat sebagai ahli di bidang Penyelidikan dan Penyidikan dengan pengalaman lebih dari 15 tahun di KPK membongkar kasus-kasus Mega Korupsi baik didalam maupun di luar negeri. Selama menjadi Penyidik KPK, Praswad banyak menangani kasus-kasus besar. Salah satunya kasus korupsi Bantuan Sosial (bansos) sembako COVID-19 di Jabodetabek pada 2020 bersama Penyidik Andre Dedy Nainggolan yang juga disingkirkan melalui mekanisme TWK. Kasus tersebut menyeret Menteri Sosial Republik Indonesia Juliari Batubara.[3][4]
Praswad Nugraha S.H., LL.M. | |
---|---|
Berkas:Abung Praswad.jpg | |
Ketua IM57+ Institute | |
Masa jabatan 2021–2024 | |
Penyidik Senior di Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia | |
Masa jabatan 2018–2021 | |
Penyidik di Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia | |
Masa jabatan 2014–2018 | |
Penyelidik di Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia | |
Masa jabatan 2007–2014 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 8 September 1982 Tanjung Karang, Bandar Lampung |
Kebangsaan | Indonesia |
Orang tua |
|
Almamater | Universitas Padjajaran (2002), Queensland University of Technology (2011) |
Dikenal karena | Aktivis dan Pejuang Anti Korupsi |
Sunting kotak info • L • B |
Daftar isi |
---|
Masa Muda dan Keluarga
Praswad lahir di kota Bandar Lampung, anak kedua dari 4 bersaudara. Intania Purnama S.T., M.M. adalah kakak perempuan Praswad yang bekerja sebagai ASN di Pemerintah Provinsi Lampung. Adiknya, Mochamad Meltha Mubarak S.H., M.H., S.I.K. memilih profesi sebagai Anggota POLRI. Sedangkan adik Praswad yang paling bungsu, Indira Diah Lestari menjalani profesi wiraswasta di kota Bandar Lampung. Sebelum akhirnya memutuskan kuliah di Universitas Padjadjaran, Praswad lebih banyak menghabiskan masa muda di kota kelahirannya di Bandar Lampung. Sejak SMA, Praswad punya hobi mendaki gunung. Hampir semua gunung di Lampung pernah dia jelajahi. Seperti Gunung Pesagi, Gunung Seminung, Gunung Tanggamus, Gunung Rajabasa, dan Gunung Betung.[5] Hobi tersebut sejalan dengan kegiatan organisasi kesiswaan pencinta alam yang diikutinya di SMAN 3 Bandar Lampung, yakni Swapala Lampung (Siswa Pencinta Alam).[6] Selain Swapala, Praswad juga aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sejak di SMA yaitu pencak silat Merpati Putih, sampai meraih sabuk Kombinasi I. Pada saat menempuh pendidikan di Universitas Padjadjaran, selain fokus dalam mengejar prestasi di bidang akademis, Praswad juga telah kenyang memakan asam garam berkecimpung di dunia aktivis dan gerakan mahasiswa dengan menjadi Ketua Umum Lembaga Pengkajian dan Pengabdian Masyarakat Demokratis (LPPMD) Universitas Padjadjaran masa jabatan 2004-2005. Berbagai aksi dan demonstrasi di alami oleh Praswad sejak zaman mahasiswa saat menjadi Ketua LPPMD Unpad.
Gelar Adat
Mochamad Praswad Nugraha memiliki gelar adat masyarakat Pepadun, yakni Tuan Penyimbang Rajo. Dalam adat suku Pepadun Lampung, gelar Penyimbang diberikan secara turun temurun kepada keluarga yang memiliki gelar suntan selaku gelar tertinggi pada adat Pepadun.[7]
Riwayat Pendidikan
Mochamad Praswad Nugraha menempuh pendidikan menengah atas di SMA Negeri 3 Bandar Lampung pada 1997-2000. Setelah lulus, dia melanjutkan kuliah di Jurusan Ilmu Manajemen, Fakultas Ekonomi (FE), Universitas Lampung pada 2000-2002, namun belum sempat mendapatkan gelar sarjana di Universitas Lampung, Praswad memutuskan untuk melanjutkan studi pendidikan strata satu (S1) pada Fakultas Hukum (FH) di Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung pada 2002-2006, dan mendapat gelar sarjana hukum (SH). Selanjutnya, tahun 2011-2012 Praswad menempuh pendidikan S2 di Queensland University of Technology, Brisbane, Australia. Pendidikan itu dia peroleh dari program Awardee of Australia Award Scholarship (AUSAID). Lewat beasiswa tersebut, dia berhasil menyabet gelar Master of Law (LL.M).
Sebelum menjadi penyidik KPK, Praswad juga pernah mengenyam pendidikan calon penyelidik yang digelar oleh KPK di Sekolah Intelejen Strategis dibawah Badan Intelijen Strategis (BAIS TNI) pada 2007. Pendidikan tersebut kemudian mengantarnya sebagai penyelidik dan penyidik KPK selama 2007-2018 dan menjadi penyidik senior di KPK pada 2018-2021.
Riwayat Pekerjaan
Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (2007 - 2021)
Praswad tergabung dalam angkatan Indonesia Memanggil 2 (IM-2) Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia pada program CPF yang beranggotakan 52 orang calon Penyelidik KPK yang kemudian di tempa dan dilatih pada Sekolah Intelijen Strategis, Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI di Cilendek, Bogor. Setelah lulus pendidikan sebagai calon Penyelidik KPK, Praswad kemudian diangkat sebagai Penyelidik pada Direktorat Penyelidikan Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia selama periode tahun 2007 - 2014. Setelah 7 tahun sebagai Penyelidik, kemudian Praswad diangkat sebagai Penyidik pada Direktorat Penyidikan KPK sejak tahun 2014. Selanjutnya Praswad tergabung dalam Satuan Tugas 19, Direktorat Penyidikan KPK bersama-sama dengan Andre Dedy Nainggolan dan Lakso Anindito yang akhirnya turut disingkirkan oleh KPK di tahun 2021 melalui mekanisme Tes Wawasan Kebangsaan. Selama berkarir di Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia, Praswad telah membongkar ratusan kasus korupsi yang antara lain melibatkan banyak Menteri, Gubernur, Bupati, termasuk petinggi POLRI, baik di dalam maupun di luar negeri.
Kasus-Kasus Korupsi yang Pernah Ditangani Selama di KPK
- Menangkap Menteri Sosial Juliari P. Batubara yang diduga menerima suap terkait kasus korupsi bantuan sosial Covid-19 yang diduga merugikan keuangan negara lebih dari Rp 6,4 triliun (2020).[8]
- Tergabung dalam tim penangkapan Asisten Tindak Pidana Umum Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta Agus Winoto yang diduga menerima suap dari oknum Penasihat Hukum (2019)[9].
- Menangani kasus suap Bupati Tulungagung Syahri Mulyo dan Ketua DPRD Tulungagung Supriyono dan berhasil mengembalikan uang negara lebih dari Rp 70 miliar (2019)[10].
- Menahan Taufik Kurniawan, Wakil Ketua DPR RI atas keterlibatannya dalam kasus dugaan suap pada tahun 2016. Taufik ditengarai meminta biaya 5% dari sekitar Rp 100 miliar dana alokasi khusus (DAK) Kebumen (2018)[11].
- Mengungkap kasus suap korporasi Sinar Mas Agro (SMART) yang melibatkan Wakil Direktur Utama SMART Edy Saputra Suradja dan beberapa anggota DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng) terkait perizinan perkebunan sawit dan pengolahan limbah (2018)[12].
- Menyelesaikan kasus korporasi pertama di KPK dengan menggunakan Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dengan tersangka PT Tradha (2018)[13].
- Menangkap Ketua DPR RI Setya Novanto yang terlibat kasus korupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP). Ini salah satu kasus terbesar yang pernah ditangani KPK dan mengakibatkan kerugian negara hampir Rp 2,3 triliun (2017)[14].
- Menyelesaikan kasus suap yang melibatkan Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta dan PT Brantas Abipraya (2016)[15].
- Menyelesaikan kasus korupsi yang melibatkan Menteri Agama Suryadharma Ali terkait ibadah haji (2015)[16].
- Menyelesaikan kasus suap yang melibatkan Jero Wacik, Menteri Sumber Daya Alam (Jakarta, 2014)[17].
- Memecahkan beberapa skandal suap yang melibatkan penyidik Departemen Pajak (2013)[18].
- Menyelesaikan kasus korupsi pengadaan tanah (40 ha) di Kawasan Perdagan gan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang, Aceh yang merugikan negara Rp 120 miliar (2013)[19].
- Menyelesaikan kasus korupsi pembangunan jalan antara Tanjung Api Api dan Palembang (Sumatera Selatan) yang merugikan negara sekitar Rp 60 miliar (2009-2010)[20].
Pelatihan dan Sertifikasi yang Dimiliki
Praswad kerap mengikuti pelatihan dan mendapatkan beberapa sertifikasi, diantaranya:
- Summer Academy IACA (Akademi Anti Korupsi Internasional, 2021)
- Pelatihan sebagai Pelatih Investigasi Keuangan Kasus Korupsi (UNODC, Jakarta, 2020)
- Ahli Auditor Negara Bersertifikat (2010-sekarang)
- Ahli Pengadaan Negara Bersertifikat (2008-sekarang)
- Pelatihan Fraud Examiner (ACFE Indonesian chapter, Jakarta 2014)
- Pelatihan Tingkat Ahli Wawancara Investigasi (KPK, Jakarta, 2014)
- Pelatihan Penerapan Hukum Pembuktian (KPK, Jakarta, 2014)
- Pelatihan Ahli Menembak dan Senjata Api (Pasukan Keamanan Kepresidenan, Jakarta, 2007)
- Pelatihan Defense Driving Skill (Sirkuit Internasional Sentul, Jakarta, 2009)
- Penanganan Informan (Sekolah Intelijen Strategis BAIS TNI, Bogor, 2007)
- Teknik Surveillance (Sekolah Intelijen Strategis BAIS TNI, Bogor, 2007)
- Teknik Penyamaran (Sekolah Intelijen Strategis BAIS TNI, Bogor, 2007)
- Deteksi Pencucian Uang (Sekolah Intelijen Strategis BAIS TNI Bogor, 2007)
- Penelusuran Aset (Sekolah Intelijen Strategis BAIS TNI, Bogor, 2007)
- Tata Cara Penangkapan (Sekolah Intelijen Strategis BAIS TNI, Bogor, 2007)
- Komputer Forensik (Sekolah Intelijen Strategis BAIS TNI, Bogor, 2007)
- Teknik Penyelidikan dan Penyidikan (Sekolah Intelijen Strategis BAIS TNI, Bogor, 2007)
- Teknik Penuntutan (Sekolah Intelijen Strategis BAIS TNI, Bogor, 2007)
- Penggeledahan, Penyitaan, & Pengelolaan Barang Bukti (Sekolah Intelijen Strategis BAIS TNI, Bogor, 2007)
- E-Procurement (Sekolah Intelijen Strategis BAIS TNI, Bogor, 2007)
Sekilas tentang TWK
Pada 2021, KPK menggelar Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) sebagai syarat alih status pegawai menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Praswad masuk dalam daftar 57 pegawai yang diberhentikan dengan hormat per 30 September 2021 karena dinyatakan tidak lolos TWK[21].
Berikut daftar 57 pegawai KPK yang dipecat pada 30 September 2021[22]:
- Sujanarko (Direktur PJKAKI - masuk masa pensiun)
- Ambarita Damanik (Kasatgas penyidik)
- Arien Winiasih (mantan Plh Korsespim)
- Chandra Sulistio Reksoprodjo (Kepala Biro SDM)
- Hotman Tambunan (Kasatgas Pendidikan dan Pelatihan)
- Giri Suprapdiono (Direktur Sosialisasi dan Kampenye Antikorupsi)
- Harun Al Rasyid (Kasatgas Penyelidik)
- Iguh Sipurba (Kasatgas Penyelidik)
- Herry Muryanto (Deputi Bidang Kordinasi Supervisi)
- Arba'a Achmadin Yudho Sulistyo (Kabag Umum)
- Faisal (Litbang)
- Herbert Nababan (penyidik)
- Afief Yulian Miftach (Kasatgas Penyidik)
- Budi Agung Nugroho (Kasatgas Penyidik)
- Novel Baswedan(Kasatgas Penyidik)
- Novariza (Fungsional PJKAKI)
- Sugeng Basuki (Korsup)
- Agtaria Adriana (Penyelidik)
- Aulia Postiera (Penyelidik)
- M. Praswad Nugraha (Penyidik)
- March Falentino (Penyidik)
- Marina Febriana (Penyelidik)
- Yudi Purnomo (Ketua Wadah Pegawai - Penyidik)
- Yulia Anastasia Fu'ada (Fungsional PP LHKPN)
- Andre Dedy Nainggolan (Kasatgas Penyidik)
- Airien Marttanti Koesniar (Kabag Umum)
- Juliandi Tigor Simanjuntak (Fungsional Biro Hukum)
- Nurul Huda Suparman (Plt Kepala Bidang Pengelolaan Kinerja Dan Risiko)
- Rasamala Aritonang (Kabag Hukum)
- Farid Andhika (Dumas)
- Andi Abdul Rachman Rachim (Fungsional Gratifikasi)
- Nanang Priyono (Kabag SDM)
- Qurotul Aini Mahmudah (Dit Deteksi dan Analisis Korupsi)
- Rizka Anungnata (Kasatgas Penyidik)
- Candra Septina (Litbang/Monitor)
- Waldy Gagantika (Kasatgas Dit Deteksi)
- Heryanto (Pramusaji, Biro Umum)
- Wahyu Ahmat Dwi Haryanto (Pramusaji, Biro Umum)
- Dina Marliana (Admin Dumas)
- Muamar Chairil Khadafi (Admin Dumas)
- Ronald Paul Sinyal (Penyidik)
- Arfin Puspomelistyo (Pengamanan Biro Umum)
- Panji Prianggoro (Dit. Deteksi dan Analisis Korupsi)
- Damas Widyatmoko (Dit. Manajemen Informasi)
- Rahmat Reza Masri (Dit. Manajemen informasi)
- Anissa Rahmadhany (Fungsional Jejaring Pendidikan)
- Benydictus Siumlala Martin Sumarno (Fungsional Peran Serta Masyarakat)
- Adi Prasetyo (Dit PP LHKPN)
- Ita Khoiriyah (Biro Humas)
- Tri Artining Putri (Fungsional Humas)
- Christie Afriani (Fungsional PJKAKI)
- Nita Adi Pangestuti (Dumas)
- Rieswin Rachwell (Penyelidik)
- Samuel Fajar Hotmangara Tua Siahaan (Fungsional Biro SDM)
- Wisnu Raditya Ferdian (Dit Manajemen Informasi)
- Erfina Sari (Biro Humas)
- Darko Pengamanan (Biro Umum)
Selain 57 pegawai itu, ada pula seorang pegawai KPK yang juga ikut dipecat setelah menyusul TWK pada 20 September 2021, yakni Lakso Anindito yang baru saja pulang dari menyelesaikan program LL.M di Lund University, Swedia, sehingga total pegawai yang dipecat sebanyak 58 orang.[23]
Referensi
- ^ "IM57+ Institute Kini Punya Kantor, Mantan Penyidik KPK Jadi Ketua". kumparan. Diakses tanggal 2022-08-02.
- ^ Wijayati, Murni. "M. Praswad Nugraha Jadi Ketua Institute IM 57 karena Kegagalan KPK - Editor News". editornews.pikiran-rakyat.com. Diakses tanggal 2022-07-29.
- ^ Media, Kompas Cyber (2021-08-23). "Awal Mula Kasus Korupsi Bansos Covid-19 yang Menjerat Juliari hingga Divonis 12 Tahun Penjara Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2022-08-02.
- ^ Times, I. D. N.; Aryodamar. "[WANSUS] Praswad Nugraha, Eks Penyidik Bansos yang Dipecat karena TWK". IDN Times. Diakses tanggal 2022-07-29.
- ^ JawaPos.com (2022-05-27). "M. Praswad Nugraha: Kolam, Masa Muda, dan Refresh". JawaPos.com. Diakses tanggal 2022-07-31.
- ^ "Dicap Anti Pancasila, Penyidik KPK Putra Lampung: Tembak Mati Saja". suara.com. 2021-05-29. Diakses tanggal 2022-07-31.
- ^ "Masyarakat Adat Lampung Pepadun". Indonesia Kaya. Diakses tanggal 2022-07-31.
- ^ "Penyidik KPK Praswad usai Disanksi Etik: Risiko Bongkar Kasus Bansos Rp 6,4 T". kumparan. Diakses tanggal 2022-07-29.
- ^ Liputan6.com (2020-06-23). "KPK Jebloskan Eks Aspidum Kejati DKI Agus Winoto ke Lapas Cibinong". liputan6.com. Diakses tanggal 2022-08-02.
- ^ Liputan6.com (2020-06-23). "KPK Jebloskan Eks Aspidum Kejati DKI Agus Winoto ke Lapas Cibinong". liputan6.com. Diakses tanggal 2022-08-02.
- ^ Media, Kompas Cyber (2019-03-14). "KPK Limpahkan Kasus Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan ke Pengadilan Tipikor Semarang". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2022-08-02.
- ^ "KPK Eksekusi 3 Pejabat Sinar Mas ke Lapas Tangerang". kumparan. Diakses tanggal 2022-08-02.
- ^ "Jerat PT Tradha dengan TPPU, KPK Maksimalkan Pemulihan Aset". kumparan. Diakses tanggal 2022-08-02.
- ^ Agustina, Widiarsi (2017-11-10). "Kronologi KPK Tetapkan Setya Novanto Jadi Tersangka E-KTP Lagi". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-08-02.
- ^ Irawan, Dhani. "KPK Periksa 3 Tersangka Kasus Suap PT Brantas Abipraya ke Kejati DKI". detiknews. Diakses tanggal 2022-08-02.
- ^ Media, Kompas Cyber (2015-04-10). "KPK Resmi Menahan Suryadharma Ali Terkait Kasus Haji". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2022-08-02.
- ^ "Menteri ESDM Jero Wacik resmi tersangka". BBC News Indonesia. 2014-09-03. Diakses tanggal 2022-08-02.
- ^ Media, Kompas Cyber (2013-04-09). "KPK Tangkap Tangan Oknum Pegawai Pajak". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2022-08-02.
- ^ Media, Kompas Cyber (2013-08-20). "KPK Tetapkan Dua Tersangka Pembangunan Dermaga Sabang". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2022-08-02.
- ^ Media, Kompas Cyber (2009-08-12). "Kasus Tanjung Api-api, Nurhadi dan Chandra Diperiksa KPK". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2022-08-02.
- ^ "Pelanggaran HAM atas Proses Asesmen TWK di KPK". Komisi Nasional Hak Asasi Manusia - KOMNAS HAM. 2021-08-16. Diakses tanggal 2022-08-03.
- ^ Liputan6.com (2021-09-17). "Daftar 57 Pegawai KPK yang Dipecat pada 30 September 2021 Mendatang". liputan6.com. Diakses tanggal 2022-07-31.
- ^ "SOSOK Lakso Anindito, Pegawai KPK yang Dipecat Paling Akhir, Lulusan S2 Hukum Lund University Swedia". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2022-07-31.