Filoteos
Filoteos atau Philotheos (bahasa Yunani: Φιλόθεος, "Teman Tuhan"), adalah sebuah kata yang diturunkan dari bahasa Yunani kuno philos atau filos yang berarti 'cinta' dan theos yang berarti 'Tuhan'. Secara literal artinya adalah cinta Tuhan yang dimana bisa diartikan sebagai "teman Tuhan". Perlu diingat dari kata gabungan secara tepat direferensikan pada 'tuhan-tuhan' secara jamak dalam politeisme.
Filosofi Berpusat Pada Tuhan
Kata 'filoteos' atau 'philotheos' telah ada sudah lama, contohnya pada daftar nama-nama dibawah judul "Orang" dan "lainnya" sama seperti yang digunakan pada bahasa Yunani asli pada Perjanjian Baru pada Injil 2 Timotius 3, 4. Sejak tahun 2001, filoteos telah digunakan sebagai gelar dari sebuah Jurnal yang menerangkan diri sendirinya 'The Internation Journal for Philosophy and Theology' ('Jurnal Internasional untuk Filosofi dan Teologi') - lihat pranala dibawah judul 'selainnya'. Jurnal tersebut mendiskusikan tentang filosofi dan teologi, dengan fokus pada dialog antara dua orang. Lihat Philotheos (jurnal)
Pada bulan Maret 2021, kata 'Philotheos' digunakan untuk sesuatu hal yang awalnya digunakan sebuah nama untuk sistem berpikir tertentu. Sistem berpikir tersebut ditegaskan oleh Graham R. Catlin pada laman https://philotheos.org merespon kepada pernyataan René_Descartes Cogito ergo sum, [Aku berpikir maka aku ada], disini Catlin menegaskan dengan Deus ergo sumus [Tuhan ada maka kita ada]. Disini Catlin menggunakan kata 'philotheos' atau 'filotheos' untuk mendeskripsikan Zat Maha Tinggi berkonsepsi berpusat pada filosofi yang kontras terhadap konsep antroposentris [berpusat pada manusia] yang berasumsi sejak meratanya Pencerahan Materialisme
Catlin secara spesifik menegaskan bahwa filososfi yang berpusat pada Tuhan, dia merujuk pada philotheos atau filoteos yang berdasarkan pada konsep fundamental bahwa Tuhan itu ada - dan menunjukkan bahwa Tuhan ada adalah sebagai fundamental dan penentuan karakteristik dari Tuhan: merujuk pada penegasan yang dituliskan pada Kitab Keluaran di Injil, pasal 3, ayat 14 dimana nama Tuhan dituliskan sebagai "AKU" atau "AKU ADALAH AKU". Definisi ini dibenarkan dalam agama Abrahamiyah atau samawi. Karena sesuai dengan definisi ini bahwa sifat dan aktivitas dari Tuhan yang didasarkan dari: Kemahahadiran, kemahakuasaan, dan kemahatahuan - Maha Ada, Maha Kuasa, dan Maha Tahu. Hal-hal inilah yang atribut esensial terhadap konsep ketuhanan yang dimiliki oleh Tuhan yang dimana diperlukan dan dianggap paling mewakili dan tentunya dari "AKU".
Dari pemberian premis yang mudah dan fundamental tentang Tuhan, Catlin memanggil kerangka berpikir dan terminologi [paradigma] dimana yang diperlukan untuk ada philotheism atau [filoteisme] - sebuah sistem yang diturunkan dari konsep dasar filoteos atau philotheos.