Proyek Semicolon adalah suatu gerakan yang membantu penderitanya dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami. Project Semicolon menjadi motor penggerak untuk menyebar luaskan gerakan ini di tengah masyarakat yang dinamis melalui dunia maya. Insiator Project Semicolon pertama kali dicetuskan oleh Amy Bleuel pada April 2013 yang depresi setelah kematian orang tuanya yang bunuh diri.[1]

Project Semicolon
Tanggal pendirian2013
PendiriAmy Bleuel
Tipe501(c)(3)
FokusAchieving lower suicide rates in the U.S. and around the world
Lokasi
AsalFounded in 2013, ten years after the death of Amy Bleuel's father by suicide.
Wilayah layanan
Worldwide
MetodeMental health wellness advocacy
Situs webprojectsemicolon.com
Tato semicolon.

Asal-usul

Seperti dibahas di bagian atas, semicolon juga menjadi lambang gerakan kesehatan mental bernama Semicolon Project. Mengutip penjelasan yang ada situs New Jersey, Semicolon Project adalah gerakan yang didedikasikan untuk menghadirkan harapan bagi mereka yang sedang berjuang dengan masalah kesehatan mental, seperti keinginan bunuh diri, melukai diri sendiri, hingga kecanduan.

Gerakan semicolon dilakukan dengan menggambar tato simbol titik koma di suatu tempat yang terlihat di tubuh. Pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan belakang telinga menjadi beberapa tempat yang kerap dipilih untuk penempatan tato tersebut. Gerakan semicolon memiliki moto khusus sebagai berikut:

Sebuah titik koma digunakan ketika seorang penulis bisa saja memilih untuk mengakhiri kalimat mereka, tetapi mereka memilih untuk tidak mengakhirinya. Penulisnya itu adalah kalian sendiri dan kalimat tersebut adalah hidup kalian”. Alasan organisasi bersangkutan memilih simbol “titik koma” karena simbol itu digunakan ketika penulis seperti memilih untuk mengakhiri sebuah kalimat, tetapi ternyata tidak jadi. Ibaratnya, penulisnya adalah dirimu sendiri dan kalimatnya adalah hidupmu. Begitu pula maksud tato “titik koma” ini. Dia menjadi sebuah representasi fisik dari kekuatan seseorang dalam perjuangan batinnya. Walaupun organisasi ini berbasis agama Kristen, Project Semicolon tidak mengeksklusifkan kepada agama tertentu saja. Pendirinya, Amy Bleuel, mengizinkan penganut agama lain mengikuti gerakan ini. Amy sendiri membidani gerakan tato ini sebagai penghormatan kepada ayahnya yang meninggal akibat bunuh diri ketika dia masih berusia 18 tahun. Kejadian ini benar-benar menyakitkan bagi Amy dan keluarganya. Tak pelak hal itu membuatnya ingin memberikan dukungan dan bimbingan kepada orang lain yang berurusan dengan masalah yang sama.

Dalam sebuah posting blog, Bleuel mengatakan bahwa kematian ayahnya “lebih menyakitkannya dalam hidupnya dibanding apa pun yang pernah dialami”. Mengingat perjuangannya sendiri, ayahnya, dan rasa sakit yang luar biasa sebagai anggota keluarga yang mengambil hidupnya sendiri, Amy mulai memberikan dukungan dan bimbingan kepada orang lain berurusan dengan masalah yang sama.

Awalnya, penyematan tato ini diletakkan di pergelangan tangan, tetapi saat ini penyematannya bisa di bagian tubuh mana saja karena simbol tersebut sudah menjadi tanda untuk mewakili perjuangan penyakit mental. Sayangnya, Ammy Bleuel meninggal pada 2017 karena bunuh diri. Oleh karena itu, proyeknya mengenai semicolon sejak tahun 2013 masih tetap dikenang dan dilakukan hingga saat ini.

Dari sinilah project ini berevolusi dari hanya goresan spidol di tangan kemudian permanen menjadi tatto. Jadi, jelas bahwa kaitan semicolon dan mental health itu memang erat karena semicolon yang merupakan simbol dari mental health yang mengalami gangguan.

Melalui website resminya Project Semicolon menyatakan bahwa tanda yang diukir berbentuk tato ini mengingatkan mereka agar bisa mengendalikan dirinya masing-masing untuk terus mempertimbangkan hidup mereka ketika keinginan untuk menyakiti atau bunuh diri timbul di pikiran mereka.

Project Semicolon mengumpulkan dana untuk membantu memerangi stigma dan memberikan harapan dan cinta kepada mereka yang membutuhkan. Dusk Till Dawn Ink, sebuah toko tato di Calgary, bahkan menyumbangkan sebagian dari hasil tato titik koma ke Asosiasi Kesehatan Mental Kanada.

Sekarang, setelah sembilan tahun gerakan Project Semicolon resmi dimulai, tato “titik koma” sudah menyebar ke berbagai tempat. Sebut saja seperti seorang gadis bernama Heather Parrie yang merasa tertolong dengan gerakan ini. Dia menulis di blognya bahwa dia juga sedang berjuang untuk melawan depresi dan kecemasan. Dua hal tersebut membuatnya harus meninggalkan pekerjaan yang dicintainya karena sangat menghambat pekerjaannya.

Semicolon Sebagai Self Healing

Beberapa waktu yang lalu netizen sempat menyoroti tatto titik koma di salah satu bagian tubuh artis ibukota, yakni Ariel Tattum yang sempat membuat postitangan di instagram pribadinya. “Hello. How’s everyone doing?” (Hello, kalian sedang apa?),” tulis Ariel di keterangan foto yang diunggah pada Jumat (27/3/2020). Melansir Tribun Solo berjudul “Ariel Tatum Punya Tato Semicolon ‘Titik Koma’ di Pergelangan Tangan, Ini Makna Penting di Baliknya”.

Melalui tato tersebut, mereka menyatakan solidaritas dan mengingatkan diri sendiri akan perubahan positif yang telah dilakukan selama hidup. Salah satu yang ambil bagian dalam gerakan ini adalah Alex Bieger, seorang mantan pecandu narkoba. Menjelaskan keputusannya untuk menorehkan tato titik koma tersebut, Bieger berkata, “Ini adalah kali pertama mencoba mengakhiri hidupnya”.

Perlu kiranya remaja kita mendapat pemahaman yang baik tentang apa yang mereka alami agar mereka dapat membantu dirinya sendiri ketika menghadapi kekacauan yang dialami dengan baik dan tidak melukai dirinya sendiri.

Dalam pandangan agama tindakan melukai diri sendiri adalah tindakan yang haram. Mayoritas ulama berpendapat bahwa hukum melukai diri sendiri adalah haram. Hal ini dikarenakan perbuatan melukai diri termasuk aniaya, yang bisa mendatangkan mudharat tanpa ada manfaatnya.  Orang yang menyakiti diri sendiri dengan motif di atas hingga menyebabkan self injury (cedera), akan berpikir “daripada dia menyusahkan orang lain, lebih baik dia melampiaskannya kepada dirinya saja”.

Dalam perkembangannya, banyak di antara remaja kita terjebak dalam permasalahan pribadinya baik dengan orang tua, teman sebaya atau dengan lingkungan d isekitarnya. Fenomena remaja bermasalah setidaknya harus mendapat perhatian dari kita bersama, sehingga kejadian yang pernah dialami Amy Bleuel tidak terjadi kepada mereka.

Permasalahan-permasalah mereka kerap berkembang menjadi bola api di kalangan teman-teman sebayanya. Perlu kita ketahui bahwa masa remaja adalah masa transisi, yakni masa yang membutuhkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya, terlebih dari keluarganya. Masa yang dikenal dengan masa yang tidak realistis seringkali menjebak dan sulit untuk kembali bangkit karena minimnya penanganan dan bantuan yang dibutuhkan.

Peran penting orang tua dalam membantu mereka merupakan kunci dalam penyelesaian masalah yang dialami. Namun demikian, kadang banyak di antara orang tua kurang memperhatikan perkembangan psikologis anak-anaknya ketika menghadapi masalah.

Pada akhirnya, mereka mudah sekali terpapar kondisi depresi, percobaan bunuh diri, kecanduan dan menyakiti dirinya sendiri. Komunikasi yang baik dan intensif setidaknya bisa menjadi terapi bagi mereka dalam mengatasi tekanan yang dihadapi agar tidak berkembang menjadi lebih buruk dan sulit untuk dikendalikan lagi.

Bisa juga dengan metode self healing untuk membantu mereka yang tertekan dengan kondisi psikologisnya. Self Healing dapat diartikan sebagai proses penyembuhan luka diri dari luka batin atau mental yang diakibatkan oleh berbagai hal. Luka batin itu sendiri bisa muncul dalam bentuk perasaan sedih mendalam, merasa gagal, dan cemas yang mengarah kepada kondisi depresi.

Dikutip dari laman Psychology Today, self healing merupakan upaya yang dilakukan oleh diri sendiri untuk menyembuhkan diri sendiri, bahkan sebuah penelitian menyebut jika setiap orang sebenarnya mampu menyembuhkan diri sendiri dengan presentase keberhasilan mencapai 18-75 persen.

Tujuan dari self healing tentu agar bisa memahami diri sendiri, menerima ketidaksempurnaan, serta membentuk pikiran positif tentang apa yang terjadi dalam hidup. Sebab, keyakinan dari diri sendirilah yang mendorong mereka pada kesembuhan.

Bentuk sederhana untuk meredakan masalah, mudah dipraktekkan dan tidak membutuhkan biaya banyak hanya usaha untuk meluangkan waktu untuk sekedar memanjakan diri sendiri dengan kegiatan yang menyenangkan. Satu upaya kecil untuk menyelematkan generasi mendatang agar bisa lebih sehat mentalnya adalah tanggungjawab kita bersama.

Kelak mereka adalah generasi penerus yang harus siap mentalnya dalam menghadapi segala perubahan dan tekanan. Pondasi keluarga dalam membina kesehatan mental mutlak dilakukan. Jika tidak, ada ancaman serius terhadap pertumbuhan dan perkembangan mereka, terutama perkembangan psikologisnya.[2][3]

Rujukan

  1. ^ "You Are #NotAlone". The Huffington Post. Diakses tanggal 7 Agustus 2022. 
  2. ^ "Arti Semicolon, Tanda Baca Sekaligus Simbol Gerakan Kesehatan Mental". Kumparan. Diakses tanggal 7 Agustus 2022. 
  3. ^ "Mengenal Simbol Titik Koma dalam Project Semicolon". Rumah Sakit Umum Daerah Brebes. Diakses tanggal 7 Agustus 2022. 

Pranala luar