Visi Media Asia

perusahaan asal Indonesia
Revisi sejak 14 Agustus 2022 11.53 oleh Ardfeb (bicara | kontrib) (Sejarah: penambahan info)

PT Visi Media Asia Tbk (berbisnis dengan nama VIVA) adalah sebuah perusahaan penyiaran yang berkantor pusat di Jakarta. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2021, perusahaan ini memiliki 83 stasiun transmisi yang tersebar di seluruh Indonesia.[3][4] Perusahaan ini adalah bagian dari Bakrie Group.

PT Visi Media Asia Tbk
VIVA
Sebelumnya
PT Semesta Kolina (2004 - 2006)
Perusahaan publik
Kode emitenIDX: VIVA
IndustriPenyiaran
Didirikan8 November 2004; 20 tahun lalu (2004-11-08)
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Wilayah operasi
Indonesia
Tokoh kunci
Anindya Novyan Bakrie[1]
(Direktur Utama)
Ilham Akbar Habibie[2]
(Komisaris Utama)
ProdukStasiun televisi dan portal berita
Merek
PendapatanRp 1,831 triliun (2020)[3]
Rp -889,7 milyar (2020)[3]
Total asetRp 8,584 triliun (2020)[3]
Total ekuitasRp 214,4 milyar (2020)[3]
PemilikPT Bakrie Global Ventura (53,69%)
Karyawan
2.630 (2020)[3]
Anak usahaLihat daftar
Situs webwww.vivagroup.co.id

Sejarah

Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tanggal 25 Oktober 1999 saat PT Lativi Mediakarya mendapat Izin Penyelenggaraan Penyiaran dari pemerintah. PT Lativi Mediakarya lalu menggunakan merek "Lativi" untuk menyiarkan program hiburan umum yang ditujukan untuk segmen pemirsa C, D, dan E. Pada tahun 2003, StarTV mengakuisisi 20% saham ANTV. ANTV lalu mengubah target pemirsanya menjadi lebih luas, yakni pemirsa laki-laki, perempuan, dan anak-anak. Pada tahun 2004, perusahaan ini didirikan oleh Raden Deny Yulianto dan Andi Pravidia Saliman dengan nama PT Semesta Kolina. Pada tahun 2005, ANTV kembali mengubah target pemirsanya, yakni terutama ditujukan untuk anak-anak dan perempuan. Pada tanggal 21 Juli 2006, kedua orang tersebut mengalihkan 99% saham perusahaan ini ke PT Capital Managers Asia (CMA) yang terafiliasi dengan Bakrie Group. Nama perusahaan ini kemudian diubah menjadi seperti sekarang. Pada tahun 2007, bersama PT Redal Semesta, perusahaan ini mengambil alih seluruh saham PT Lativi Mediakarya yang sebelumnya dimiliki oleh Abdul Latief. Antara tahun 2007 hingga 2008, saham perusahaan ini sempat dipegang oleh dua pihak lain, yakni 10% saham dipegang oleh PT Recapital Advisors yang dimiliki oleh Sandiaga Uno dan Rosan Roeslani,[5] sementara 1,3% saham lain dipegang oleh Erick Thohir. Kedua pihak tersebut kemudian kembali menjual saham yang mereka pegang ke CMA pada pertengahan tahun 2008.[6] Pada tanggal 14 Februari 2008, PT Lativi Mediakarya mengubah mereknya menjadi tvOne dan beralih menjadi stasiun televisi khusus berita dan olahraga yang terutama ditujukan untuk pemirsa segmen A, B, dan C1 berusia 15 tahun ke atas. Pada tahun 2008 juga, perusahaan ini mengambil alih PT Intermedia Capital yang setahun kemudian menjadi pemilik 99% saham antv. Pada akhir tahun 2008, perusahaan ini meluncurkan situs berita vivanews.com. Pada tahun 2009, StarTV melepaskan seluruh saham ANTV yang mereka pegang ke PT Intermedia Capital, dan melalui anak usahanya, yakni Fast Plus Ltd, StarTV resmi menguasai 7,5% saham perusahaan ini. ANTV kemudian juga meluncurkan logo baru dan diposisikan sebagai stasiun televisi yang fokus menyiarkan hiburan keluarga dan gaya hidup. Pada tahun 2010, perusahaan ini resmi menguasai 99% saham PT Lativi Mediakarya.[7][8] Pada tanggal 21 November 2011, perusahaan ini resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. IPO dilakukan dengan harga penawaran Rp 280/saham, dan perusahaan inipun melepas 14,2% sahamnya ke publik.[9][10] Pada tahun 2012, ANTV mendapat lisensi sebagai Lembaga Penyiaran Swasta Penyelenggara Multipleksing untuk Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur, sementara tvOne juga mendapat lisensi sebagai Lembaga Penyiaran Swasta Penyelenggara Multiplexing untuk Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada bulan Oktober 2013, ANTV bertransformasi menjadi stasiun televisi yang fokus menyiarkan program keluarga, anak-anak, dan hiburan. Pada tanggal 11 April 2014, PT Intermedia Capital resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan ini lalu mengakuisisi hak siar eksklusif atas Piala Dunia 2014 pada media FTA, televisi berlangganan, radio, perangkat seluler, dan IPTV. Pada tahun 2014 juga, perusahaan ini berupaya masuk ke industri televisi berlangganan dengan meluncurkan viva+ (awalnya direncanakan dengan nama B-TV),[11] serta berupaya membangun stasiun televisi khusus olahraga dengan nama SportOne.[12][13] Pada tahun 2019, tvOne mendapat hak siar eksklusif atas ajang balap motor OnePrix. Perusahaan ini kemudian juga meluncurkan merek VIVA Networks untuk mewadahi sejumlah aset digitalnya.[4][3]

Anak usaha

Sesuai laporan keuangannya, berikut ini anak usaha dari PT Visi Media Asia Tbk:[14]

  • PT Intermedia Capital Tbk (MDIA)
    • PT Cakrawala Andalas Televisi (antv)
      • PT Cakrawala Andalas Televisi Palembang dan Bangka Belitung
      • PT Cakrawala Andalas Televisi Makassar dan Palu
      • PT Cakrawala Andalas Televisi Yogyakarta dan Ambon
      • PT Cakrawala Andalas Televisi Bandung dan Bengkulu
      • PT Cakrawala Andalas Televisi Pekanbaru dan Papua
      • PT Cakrawala Andalas Televisi Banjarmasin dan Padang
      • PT Cakrawala Andalas Televisi Bali dan Mataram
      • PT Cakrawala Andalas Televisi Medan dan Batam
      • PT Cakrawala Andalas Televisi Lampung dan Kendari
      • PT Cakrawala Andalas Televisi Semarang dan Palangkaraya
      • PT Cakrawala Andalas Televisi Manado dan Gorontalo
      • PT Cakrawala Andalas Televisi Surabaya dan Samarinda
  • PT Lativi Media Karya (tvOne)
    • PT Lativi Media Karya Semarang-Padang
    • PT Lativi Media Karya Medan dan Pekanbaru
    • PT Lativi Media Karya Manado dan Samarinda
    • PT Lativi Media Karya Yogyakarta dan Lampung
    • PT Lativi Media Karya Makassar dan Ambon
    • PT Lativi Media Karya Banjarmasin dan Bengkulu
    • PT Lativi Media Karya Palembang dan Palangkaraya
    • PT Lativi Media Karya Kendari dan Pontianak
    • PT Lativi Media Karya Bandung
    • PT Lativi Media Karya Lombok dan Palu
    • PT Lativi Media Karya Bali dan Kepulauan Riau
    • PT Lativi Media Karya Surabaya dan Jambi
  • PT Viva Media Baru (VIVA Networks)
    • PT Sarana Mitra Usaha
  • PT Asia Global Media
  • PT Redal Semesta

Lainnya (tidak tercatat sebagai anak perusahaan)

  • PT Viva Televisi Olahraga Indonesia (sportOne)[15][16]
    • PT Viva Televisi Olahraga Indonesia Satu
    • PT Viva Televisi Olahraga Indonesia Dua
    • PT Viva Televisi Olahraga Indonesia Tiga
    • PT Viva Televisi Olahraga Indonesia Empat
    • PT Viva Televisi Olahraga Indonesia Lima
    • PT Viva Televisi Olahraga Indonesia Enam
    • PT Viva Televisi Olahraga Indonesia Tujuh
    • PT Viva Televisi Olahraga Indonesia Delapan
    • PT Viva Televisi Olahraga Indonesia Aceh
  • PT Merah Putih Berkibar (One Pride)
  • PT Oneprix Motorsport Manajemen (Oneprix)
  • Yayasan Satu Untuk Negeri tvOne (Satu Untuk Negeri)

Mantan perusahaan

  • PT Bedigital Konektivitas Asia, dilepas pada Desember 2020.[14]
  • PT Bakrie Viva Sport (BV Sport)
  • PT Digital Media Asia (viva+)[17]
    • VIVAll
  • PT Visi Perjalanan Inkubator (Gonla.com)

Referensi

  1. ^ "Dewan Direksi". PT Visi Media Asia Tbk. Diakses tanggal 14 Agustus 2022. 
  2. ^ "Dewan Komisaris". PT Visi Media Asia Tbk. Diakses tanggal 14 Agustus 2022. 
  3. ^ a b c d e f g "Laporan Tahunan 2020" (PDF). PT Visi Media Asia Tbk. Diakses tanggal 14 Agustus 2022. 
  4. ^ a b "Sekilas Perusahaan". PT Visi Media Asia Tbk. Diakses tanggal 14 Agustus 2022. 
  5. ^ Jejak Sandiaga di Recapital Sekuritas Sebelum Dihukum OJK
  6. ^ Prospektuds VIVA 2011
  7. ^ Lapkeu VIVA 2011
  8. ^ Lativi Menjadi TVOne
  9. ^ IPO TvOne Cs Kelebihan Permintaan 5,12 Kali
  10. ^ Kisaran Harga Saham IPO VIVA Rp260-285
  11. ^ TV Berbayar Milik Bakrie Segera Mengudara
  12. ^ Akhir Tahun, Sport One VIVA Tayang
  13. ^ Lapkeu tahunan VIVA 2014
  14. ^ a b Laporan Keuangan PT VIVA 2021 Q2
  15. ^ VIVA Bangun TV Olahraga Rp290 Miliar - Diakses pada tanggal 28 Juli 2012
  16. ^ Akhir Tahun, Sport One VIVA Tayang - Diakses pada tanggal 28 Juli 2012
  17. ^ 2013, VIVA Mau Terjun ke Bisnis TV Berbayar

Pranala luar