Fourcolours Films
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
PT Forka Sejahtera Nusantara, beroperasi sebagai Fourcolours Films, adalah sebuah rumah produksi di Tangerang Selatan, Banten, Indonesia. Rumah produksi ini pada awalnya adalah sebuah komunitas diskusi film yang dibuat oleh mahasiswa sekumpulan mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta yaitu Eddie Cahyono, Ifa Isfansyah, Narina Saraswati, dan Tomy Taslim pada tahun 2000. Pada tahun 2001 Fourcolours mulai aktif membuat film-film pendek dan beberapa diantaranya berhasil memenangkan penghargaan di festival-festival film.
Fourcolours Films | |
Industri | Rumah produksi |
Didirikan | 2001 |
Kantor pusat | , |
Pemilik | Ifa Isfansyah Kamila Andini Eddie Cahyono |
Situs web | fourcoloursfilms |
Film pendek pertama yang berjudul "Di antara Masa Lalu dan Masa Sekarang" yang dibuat pada tahun 2001 berhasil memenangkan Film Terbaik dan Film Favorit pilah penonton di Festival Film-Video Independen Indonesia 2001 dan aktor terbaik dalam Festival Film Independen Indonesia 2001. Setelah itu pada tahun 2002 membuat film dengan judul "Air Mata Surga" dan "Mayar". Film “Air Mata Surga” menjadi film pembuka di Festival Film-Video Independen Indonesia 2002, sedangkan “Mayar” berhasil memenangkan SET award untuk penata kamera dan penata artistik terbaik di festival yang sama. Film ke-empat adalah "Bedjo Van Derlaak" yang dibuat pada tahun 2003. Film itu berhasil menjadi best picture pada student film competition di Bali International Film Festival 2003.
Mulai tahun 2003, Fourcolours mengembangkan usahanya dan mulai membuat produk-produk video yang bersifat komersial, seperti Iklan televisi, video profile dan video klip. Beberapa produk itu bahkan berhasil memenangkan penghargaan di beberapa festival, Iklan komersial untuk kopi blandongan berhasil meraih iklan terbaik di Pinasthika Ad Festival dan Citra Pariwara 2005.
Tahun 2006 kembali membuat beberapa film pendek, yaitu Untuk Perempuan (2006), Nyanyian dari Surga (2006), Harap tenang, ada ujian! (2006) dan Setengah Sendok Teh (2007). Bahkan "Film Harap tenang, ada ujian!" berhasil menjadi film pendek terbaik di Jogja-NETPAC Asian Film Festival, Festival Film Pendek Konfiden dan Festival Film Indonesia 2006. Beberapa film-film pendek tersebut juga berhasil diputar di beberapa festival film di dunia, seperti Festival Film Internasional di Tamperre, Roterdam, Hamburg, Singapura, Australia, Clemant-Ferrand, Tokyo.
Latar Belakang
Berawal dari sekumpulan mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI), Eddie Cahyono, Ifa Isfansyah, Narina Saraswati, dan Tomy Taslim, yang membentuk sebuah komunitas sebagai tempat berdiskusi tentang film.
Pada awalnya Fourcolours adalah judul naskah sebuah film, namun karena masih banyak keterbatasan pada saat itu, film tersebut tidak pernah jadi diproduksi. Film Fourcolours sendiri pada awalnya direncanakan untuk dijadikan empat buah cerita dalam format film pendek yang saling menyambung. Karena filmnya tidak jadi dibuat, maka Fourcolours diabadikan menjadi nama rumah produksi dengan harapan Fourcolours Films bisa berhasil memproduksi film.
Fourcolours Films terbentuk pada tahun 2000. Pada tahun 2001, Eddie membuat film pendek pertamanya untuk Fourcolours dengan judul Di Antara Masa Lalu dan Masa Sekarang. Film tersebut berhasil memenangkan film terbaik dan film favorit di Festival Film-Video Independen Indonesia yang pada saat itu merupakan satu-satunya festival film pendek di Indonesia.
Semenjak berhasil menyabet penghargaan tersebut, Fourcolours Films menjadi lebih bersemangat untuk kembali menelurkan karya-karya bagusnya seperti Air Mata Surga dan Mayar pada tahun 2002. Sampai pada akhirnya Garin Nugroho melihat bakat-bakat yang dimiliki oleh Fourcolours Films. Apalagi dengan adanya Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) yang digagas oleh Garin sejak 2006 menjadikan para filmmaker Yogyakarta saling bekerja sama termasuk Fourcolours Films.[1]
Produksi
Film[2]
Tahun | Judul | Sutradara |
---|---|---|
2001 | Di Antara Masa Lalu dan Masa Sekarang (film pendek) | Eddie Cahyono |
2002 | Mayar (film pendek) | Ifa Isfansyah |
2003 | Bedjo Van Derlaak (film pendek) | Eddie Cahyono |
Air Mata Surga (film pendek) | Ifa Isfansyah & Eddie Cahyono | |
2006 | Harap Tenang, Ada Ujian! (film pendek) | Ifa Isfansyah |
2007 | Setengah Sendok Teh (film pendek) | |
Jalan Sepanjang Kenangan (film pendek) | Eddie Cahyono | |
2012 | Rumah dan Musim Hujan (Hoax) | Ifa Isfansyah |
2014 | Masked Monkey - The Evolution of Darwin's Theory | Ismail Fahmi Lubis |
Siti | Eddie Cahyono | |
2016 | Turah | Wicaksono Wisnu Legowo |
2017 | Sekala Niskala | Kamila Andini |
2018 | Kucumbu Tubuh Indahku | Garin Nugroho |
Petualangan Menangkap Petir | Kuntz Agus | |
Sekar (film pendek) | Kamila Andini | |
2019 | Mountain Song | Yusuf Radjamuda |
Abracadabra | Faozan Rizal | |
2021 | Losmen Bu Broto | Ifa Isfansyah & Eddie Cahyono |
Yuni | Kamila Andini | |
2022 | Before, Now, And Then (Nana) |
Seri Web
Tahun | Judul | Sutradara |
---|---|---|
2021 | Hitam | Sidharta Tata |
Pranala luar
- ^ Times, I. D. N.; Ahimsa, Rijalu. "Fourcolours Films, Rumah Produksi Jogja Hasilkan Karya Penuh Makna". IDN Times. Diakses tanggal 2021-03-20.
- ^ "Filmografi untuk fourcolours films". filmindonesia.or.id. Diakses tanggal 2021-03-20.