Pulau Berhala
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Pulau Berhala adalah sebuah pulau di Sumatra Utara, Indonesia yang tepatnya berada di Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai. Pulau ini merupakan pulau terluar Indonesia di Selat Malaka. Luasnya adalah 2,5 km². Berhala memiliki topografi bergunung dengan hutan lebat dan pantai yang putih bersih. Pada awal dan akhir tahun, pantai Pulau Berhala menjadi tempat persinggahan penyu untuk bertelur. Pulau yang kaya akan hutan akar bahar ini menyimpan berbagai jenis terumbu karang (Intertidal Coral Reef dan Karang Tengah) dalam radius 200 m dari bibir pantai yang tidak kurang dari 22 spesies dan jenis ikan karang dapat terlihat dari 11 spesies, bila Anda menyelam ke sana.
Nama Pulau Berhala diambil dari nama seorang bangsawan Turki yang diperkirakan menginjakkan kaki pertama kali di pulau ini. Namanya, Ahkmad Barus II yang kemudian lebih dikenal dengan nama Datuk Paduko Berhalo. Di papan plang sejarah Datuk Paduko Berhalo yang ada di Pulau Berhala dituliskan, Ahkmad Barus putra seorang raja Turki. Ia diduga hendak menyiarkan Islam sambil berdagang, namun terdampar di Pulau Berhala. Ia pun akhirnya mempersunting Putri Selaras Pinang Masak. Keduanya pun memimpin kerajaan Melayu II hingga turun-temurun. Keturunan dari kedua dikenal oleh masyakat Jambi dengan gelar Orang Kayo Pingal, Orang Kayo Kadataran, Orang Kayo Hitam, dan Orang Kayo Gemuk. Keturunan yang cukup terkenal adalah Orang Kayo Hitam dengan keris Siginjei-nya yang menjadi raja Jambi pada generasi itu. Sejarah ini tercatat dalam buku Sejarah Nasional Indonesia III terbitan Balai Pustaka.
Saat ini sudah terdapat fasilitas berupa resort, pemancingan, wahana untuk permainan laut, maupun hotel untuk para wisatawan yang berkunjung ke sana. [2][3]
Pulau Berhala lainnya
Selain Pulau Berhala di Sumatra Utara, ada lagi empat pulau dengan nama yang sama. Satu di Indonesia, sedangkan tiga lainnya di Malaysia. Pulau kedua yang berada di Indonesia terletak di Selat Berhala, di Kepulauan Riau. Di sekelilingnya, terdapat tiga pulau kecil dengan luas sekitar 0,25 hingga 0,5 hektare. Pulau ini diperebutkan Provinsi Jambi dan Kepulauan Riau. Walau akhirnya, dimenangkan oleh Kepulauan Riau sebagai pemilik Pulau Berhala di Selat Berhala.
Tiga pulau lainnya milik Malaysia masing-masing terletak di dekat Sandakan, sebelah utara Kalimantan, di dekat Johor, dan di Perak (bernama Batuan Berhala).
Galeri
Referensi
- ^ dediarman (2016-08-22). "Potensi Arkeologis dan Sejarah di Pulau Berhala - Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepulauan Riau". Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepulauan Riau (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-25. Diakses tanggal 2017-10-24.
- ^ "Pulau Berhala, Pesona Indah Pulau yang Dihuni Oleh Tentara Indonesia". Tempat.me. Diakses tanggal 2022-05-29.
- ^ Redaksi (2019-05-20). "Berkunjung ke Pulau Berhala, Titik Terluar Indonesia". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-05-29.
Pranala luar
- (Indonesia) "Pulau Berhala: Bisa Jadi Ekowisata" Diarsipkan 2013-09-20 di Wayback Machine., KOMPAS, 24 Desember 2005 (Sumatra Utara)
- (Indonesia) "Pesona dan Keindahan Pulau Berhala", KOMPAS, 19 April 2003 (Jambi/Riau)
- (Inggris) "Berhala: Another Sipadan and Ligitan if we're still ignorant" Diarsipkan 2007-09-29 di Wayback Machine., The Jakarta Post, 18 Oktober 2005
- Pulau Berhala