Kabupaten Situbondo

kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia


Situbondo (bahasa Jawa: ꦏꦧꦸꦥꦠꦼꦤ꧀ꦱꦶꦠꦸꦧꦺꦴꦤ꧀ꦢꦺꦴ, translit. Kabupaten Situbondo) (Madura: Situbândâ) adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur, Indonesia dengan pusat pemerintahan dan ibu kota kabupaten terletak di Kecamatan Situbondo.[3][4]

Kabupaten Situbondo
Panarukan
Transkripsi bahasa daerah
 • Pegon Maduraسيتوباْنداْ
 • Hanacarakaꦱꦶꦠꦸꦧꦺꦴꦤ꧀ꦢꦺꦴ
 • Alfabet bahasa MaduraSitubândâ
Pantai Pasir Putih Situbondo
Lambang resmi Kabupaten Situbondo
Julukan: 
  • Surga Burung
  • Afrikanse van Java
  • Bumi Sholawat Nariyah
  • Surga di Ujung Timur Jawa
Peta
Peta
Kabupaten Situbondo di Jawa
Kabupaten Situbondo
Kabupaten Situbondo
Peta
Kabupaten Situbondo di Indonesia
Kabupaten Situbondo
Kabupaten Situbondo
Kabupaten Situbondo (Indonesia)
Koordinat: 7°43′00″S 114°03′00″E / 7.71667°S 114.05°E / -7.71667; 114.05
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
Dasar hukumPeraturan Pemerintah RI Nomor. 28 / 1972
Hari jadi15 Agustus 1818 (1818-08-15)
Ibu kotaSitubondo
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 17
  • Kelurahan: 4
Pemerintahan
 • BupatiKarna Suswandi
 • Wakil BupatiKhoirani
 • Ketua DPRDEdy Wahyudi
Luas
 • Total1.693 km2 (654 sq mi)
Populasi
 (2019)
 • Total689.893
 • Kepadatan406/km2 (1,050/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam (98.65%)
Kristen (0.84%)
Katholik (0.41%)
Buddha (0.05%)
Hindu (0.03%)
Lainnya (0.02%)[1]
 • BahasaBahasa Indonesia
Madura
Jawa
 • IPMKenaikan 67,78 (0,677)
sedang (2021)[2]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
Kode BPS
3512 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 338
Pelat kendaraanP xxxx E*/F*/G*/H*/I*/J*
Kode Kemendagri35.12 Edit nilai pada Wikidata
APBDRp1.749.683.318.801,95
DAURp831.861.637.000,00
Semboyan daerahSitubondo Gaga (Luar biasa)
Situs websitubondokab.go.id

Kabupaten ini terletak di daerah pesisir utara pulau Jawa, di kawasan Tapal Kuda dan dikelilingi oleh perkebunan tebu, tembakau, hutan lindung Baluran dan lokasi usaha tambak udang dan perikanan. Dengan letaknya yang strategis, di tengah jalur transportasi darat Jawa-Bali, kegiatan perekonomian di kabupaten ini termasuk yang paling aktif di Jawa Timur, karena para sopir angkutan barang selalu singgah dan beristirahat di tempat-tempat yang ada di wilayah ini, terutama di wilayah wisata seperti Taman Nasional Baluran dan Pantai Pasir Putih. Situbondo mempunyai pelabuhan penumpang dan niaga bernama Pelabuhan Panarukan yang terkenal sebagai ujung timur dari Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan di pulau Jawa yang dibangun oleh Daendels pada era kolonial Belanda. Mayoritas Penduduk di wilayah ini merupakan Suku Madura, dan selebihnya merupakan pendatang dari berbagai wilayah di Jawa Timur dan provinsi lain di Indonesia dan biasanya para pendatang tersebut bekerja sebagai pegawai pemerintah dan/atau wirausaha.

Etimologi

Terdapat 2 pendapat yang mengatakan tentang asal nama Situbondo:

  • Dari nama seorang pangeran asal Madura yang bernama Aryo Gajah Situbondo, yang makamnya ditemukan di wilayah kota.[4]
  • Berasal dari kata siti bondo, yang berarti tanah yang mengikat, untuk menegaskan bahwa daerah ini menarik setiap pendatang yang tiba untuk menetap di Situbondo.[4]

Sejarah

 
Pantai Pasir Putih pada tahun 1920-an.
 
Kediaman bupati Situbondo pada tahuh 1927–1929.

Konon, Situbondo pada zaman dahulu merupakan suatu situ atau danau besar. Pada zaman kejayaan kerajaan-kerajaan Jawa, Situbondo merupakan bagian dari konflik-konflik perebutan wilayah dan kekuasaan kerajaan Majapahit dengan kerajaan Blambangan, dan di daerah inilah diyakini perang Paregreg sebagai bagian dari kehancuran Majapahit terjadi.

Penduduk Situbondo berasal dari beragam suku, mayoritas berasal dari suku Madura. Pada tahun 1950 sampai 1970-an, kehidupan perekonomian kebanyakan ditunjang oleh industri gula dengan adanya 6 perkebunan dan pabrik gula di sekelilingnya, yaitu di Asembagus, Panji, Olean, Wringin Anom, Demas, dan Prajekan. Dengan surutnya industri gula pada tahun 1980 dan 1990-an, kegiatan perekonomian bergeser ke arah usaha perikanan. Usaha pembibitan dan pembesaran udang menjadi tumpuan masyarakat.

Mangga manalagi, gadung, dan arumanis dari Situbondo sangat terkenal dan banyak dicari oleh penggemar buah. Sampai saat ini potensi ekonomi dari perkebunan mangga tersebut masih ditangani secara industri rumah tangga, belum dalam skala industri perkebunan.

Beberapa potensi kekayaan alam lainnya masih "menganggur". Ditengarai kandungan minyak bumi di Kabupaten Situbondo (sekitar Olean) cukup melimpah. Masyarakat Situbondo menunggu investor untuk datang dan mengeksplorasi kekayaan alam yang sampai sekarang "masih tersembunyi".

Masyarakat Jawa Timur banyak mengenal Situbondo dari pantai Pasir Putih, suatu tempat rekreasi pantai yang berjarak kurang lebih 23 km di sebelah barat Situbondo. Pasir Putih terkenal dengan pantainya yang landai dan berpasir putih. pada tahun 1960 hingga 1970-an masih banyak habitat laut yang bisa ditemukan dipantai ini. Kuda laut dan batu karang cantik berwarna warni banyak dijual di akuarium penjual ikan hias setempat, tetapi kini makhluk tersebut tidak dapat ditemui lagi.

Perubahan nama

Pada mulanya nama Kabupaten Situbondo adalah Kabupaten Panarukan dengan ibu kota Situbondo, sehingga pada masa pemerintahan Belanda oleh Gubernur Jendral Daendels (± th 1808–1811) yang membangun jalan dengan kerja paksa sepanjang pantai utara pulau Jawa dikenal dengan sebutan "Jalan Anyer – Panarukan" atau lebih dikenal dengan "Jalan Daendels", kemudian seiring waktu berjalan barulah pada masa Pemerintahan Bupati Achmad Tahir (± th 1972) diubah menjadi Kabupaten Situbondo dengan ibu kota Situbondo berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor. 28 / 1972 tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Tempat Kedudukan Pemerintah Daerah.

Kediaman Bupati Situbondo pada masa lalu belumlah berada di lingkungan Pendopo Kabupaten, tetapi masih menempati rumah pribadinya. Pada masa Pemerintahan Bupati Raden Aryo Poestoko Pranowo (± th 1900–1924), dia memperbaiki Pendopo Kabupaten sekaligus membangun Kediaman Bupati dan Paviliun Ajudan Bupati hingga sekarang ini, kemudian pada masa Pemerintahan Bupati Drs. H. Moh. Diaaman, Pemerintah Kabupaten Situbondo memperbaiki kembali Pendopo Kabupaten (± th 2002).[4]

Perekonomian

Pertumbuhan perekonomian merupakan suatu proses perubahan kondisi perekonomian yang berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik dari sebelumnya selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi mempunyai arti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi oleh masyarakat bertambah dan pada akhirnya menimbulkan kemakmuran masyarakat makin meningkat, sehingga dapat dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi dari keberhasilan pembangunan ekonomi.

Situbondo memiliki potensi perekonomian yang baik terutama di bidang perikanan, pertanian, dan perkebunan. Kabupaten Situbondo memiliki potensi kelautan dan perikanan yang besar meliputi pembenihan, budidaya air payau, budidaya laut, dan air tawar, penangkapan ikan dan pengolahan hasil perikanan. Potensi daerah di bidang perikanan ditunjukkan dengan berdirinya hilirisasi produk udang di bawah naungan PT. Panca Mitra Multiperdana, Tbk (IDX: PMMP) yang mengekspor udang hasil nelayan Situbondo ke Amerika Serikat, Jepang, Eropa dan berbagai negara lain di dunia.

Geografi

Kabupaten Situbondo mempunyai luas 1.638,50 km² atau 163.850 Ha serta mempunyai bentuk memanjang dari barat ke timur kurang lebih 150 km di pantai utara wilayah Tapal Kuda, Jawa Timur. Secara astronomis, wilayah Kabupaten Situbondo terletak di posisi antara 7°35'–7°44' Lintang Selatan dan 113°30'–114°42' Bujur Timur.[5]

Batas wilayah

Batas-batas wilayah Kabupaten Situbondo adalah sebagai berikut:

Utara Selat Madura
Timur Selat Bali
Selatan Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi
Barat Kabupaten Probolinggo

Topografi

Kabupaten Situbondo berada pada ketinggian 0 – 1.250 m di atas permukaan laut. Wilayah dengan rata-rata ketinggian ada pada wilayah selatan barat seperti Kecamatan Jatibanteng dan Sumbermalang. Sementara itu, di wilayah utara terdapat Kecamatan Bungatan yang wilayah tertingginya pada ketinggian 1250 mdpl. Keadaan tanah di wilayah kabupaten ini menurut teksturnya, pada umumnya tergolong sedang 96,26 %, tergolong halus 2,75 %, dan tergolong kasar 0,99 %. Drainase tanah tergolong tidak tergenang 99,42 %, kadang-kadang tergenang 0,05 % dan selalu tergenang 0,53 %. Jenis tanah daerah ini berjenis antara lain alluvial, Regosol, Gleysol, Renzine, Grumosol, Mediteran, Latosol, dan Andosol. Ditinjau dari pola penggunaan tanahnya, diketahui penggunaan tanah terbesar adalah untuk hutan yaitu seluas 73.407,5 Ha (44,80%), berikutnya adalah untuk sawah yaitu seluas 30.365,95 Ha (18,53%), diikuti dengan pertanian tanah kering seluas 27.962,13 Ha (17,07).

Secara umum Kabupaten Situbondo merupakan dataran rendah, dengan ketinggian 0-1.250 m di atas permukaan laut, dengan kemiringan antara 0º-45º, dan memiliki tanah kering yang tererosi seluas 42.804 Ha (26,12%). Sebagian luas tanah di Kabupaten Situbondo mempunyai drainase yang baik yaitu seluas 1.629,03 Km² (99,42%) tidak pernah tergenang, sedang sisanya seluas 0,78 km² (0,05%) kadang-kadang tergenang dan seluas 8,69 km² (0,53%) selalu tergenang.

Ditinjau dari potensi dan kondisi wilayahnya, Kabupaten Situbondo dapat dibagi menjadi 3 wilayah, yaitu: wilayah utara yang merupakan pantai dan laut yang sangat potensial untuk pengembangan komoditi perikanan, baik budi daya maupun penangkapan ikan; wilayah tengah yang bertopografi datar dan mempunyai potensi untuk pertanian;dan wilayah selatan yang bertopografi miring yang mempunyai potensi untuk tanaman perkebunan dan kehutanan.[6][7]

Iklim

Kabupaten Situbondo beriklim tropis basah dan kering (Aw) yang mempunyai dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau di wilayah Kabupaten Situbondo biasanya berlangsung pada periode MeiNovember dengan puncaknya yakni periode JuliSeptember. Musim penghujan di wilayah Situbondo normalnya berlangsung pada periode bulan-bulan basah, yakni DesemberMaret dan pada saat musim penghujan, rata-rata curah hujan biasanya di atas 150 mm Air per bulan. Curah hujan tahunan di wilayah Kabupaten Situbondo berada angka 900–1300 mm per tahun dengan jumlah hari hujan kurang dari 120 hari hujan per tahun. Rata-rata suhu udara di wilayah Kabupaten Situbondo bervariasi yakni antara 21 °C–33 °C. Tingkat kelembapan nisbi wilayah ini adalah ±78%.

Data iklim Situbondo, Jawa Timur, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 31.1
(88)
31.2
(88.2)
31.3
(88.3)
31.7
(89.1)
31.6
(88.9)
31.5
(88.7)
31
(88)
31.9
(89.4)
33.1
(91.6)
33.6
(92.5)
33.2
(91.8)
32.1
(89.8)
31.94
(89.53)
Rata-rata harian °C (°F) 26
(79)
26
(79)
26.1
(79)
26.4
(79.5)
26.3
(79.3)
25.9
(78.6)
25.4
(77.7)
25.8
(78.4)
26.6
(79.9)
27.2
(81)
27.2
(81)
26.5
(79.7)
26.28
(79.34)
Rata-rata terendah °C (°F) 20.9
(69.6)
21
(70)
21
(70)
21.2
(70.2)
20.9
(69.6)
20.2
(68.4)
19.3
(66.7)
19.7
(67.5)
20.8
(69.4)
21.2
(70.2)
21.8
(71.2)
21.1
(70)
20.76
(69.4)
Presipitasi mm (inci) 301
(11.85)
293
(11.54)
203
(7.99)
120
(4.72)
49
(1.93)
27
(1.06)
15
(0.59)
3
(0.12)
5
(0.2)
20
(0.79)
77
(3.03)
219
(8.62)
1.332
(52,44)
Rata-rata hari hujan 13 13 10 6 3 2 1 0 0 1 4 10 63
% kelembapan 82 82 80 78 75 72 69 66 67 70 74 79 74.5
Rata-rata sinar matahari bulanan 162 170 195 233 286 281 298 302 300 294 261 186 2.968
Sumber #1: Climate-Data.org [8]
Sumber #2: BMKG[9] & Weatherbase [10]

Pemerintahan

Daftar Bupati

Berikut adalah Daftar Nama Bupati Situbondo dari masa ke masa.

No. Potret Bupati Awal Menjabat Akhir Menjabat Wakil Bupati Keterangan
Selama Periode Hindia Belanda dan Penjajahan Jepang
1
R.T.A. Soerdjadi Poetro
-
Tidak ada
2
R. Koesoemo Dipoetro
-
3
R.A. Poestoko Pronomo
-
4
R.A. Soedibjo Koesomo
-
Selama Periode Republik Indonesia (1945-sekarang)
5
R.P. Ach. Saleh Koesoemo Winoto
1947
1953
Tidak ada
6
R. Soebijakto Mangkoedihardjo
1953
1956
7
R. Soepangkat Prataningrat
1956
1963
8
Soodjanarso Adiwardojo
1963
1968
9
K. Achmad Tahir Hadisoeparto
1968
1973
Pada masa pemerintahannya, nama kabupaten diubah menjadi Situbondo[11][12]
10
Abdullah Dachnan, BA
1973
1978
11
H. Tassrip
1978
1984
12
H. Margono Samsidi
1984
1989
*
H. Arief Mulyadi, SH
1989
1989
13
H. Sudarjanto
1989
1994
1994
1999
14
 
Drs. H.M. Diaaman
2000
2005
15  
Ismunarso
2005
2010
Suroso
16  
H. Dadang Wigiarto, S.H.
6 September 2010
6 September 2015
Rachmad, S.H., M.Hum.
*  
Zainal Muhtadien
28 September 2015
17 Februari 2016
tidak ada
Penjabat (Pj.)
(16)  
H. Dadang Wigiarto, S.H.
17 Februari 2016
26 November 2020
Ir. H. Yoyok Mulyadi, M.Si.
*   Drs. H. Syaifullah, M.M. 26 November 2020 6 Desember 2020 - Pelaksana Harian (Plh.) [13]
*   Ir. H. Yoyok Mulyadi, M.Si. 6 Desember 2020 17 Februari 2021 - Pelaksana Tugas (Plt.) [14]
*   Drs. H. Syaifullah, M.M. 17 Februari 2021 26 Februari 2021 - Pelaksana Harian (Plh.) [15]
17  
Drs. H. Karna Suswandi, M.M.
26 Februari 2021
Petahana
Hj. Khoirani, S.Pd., M.M.


Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Situbondo dalam tiga periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019[16] 2019–2024[17] 2024–2029[18]
PKB 11   13   13
Gerindra 3   6   6
PDI-P 6   4   5
Golkar 6   5   5
NasDem (baru) 2   0   2
PKS 1   2   1
Hanura 2   1   1
Demokrat 5   5   3
PPP 9   9   9
Jumlah Anggota 45   45   45
Jumlah Partai 9   8   9

Pembagian administratif

Kabupaten Situbondo terdiri dari 17 kecamatan, 4 kelurahan, dan 132 desa (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 681.280 jiwa dengan luas wilayah 1.669,87 km² dan sebaran penduduk 408 jiwa/km².[19][20]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Situbondo, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Status Daftar
Desa/Kelurahan
35.12.11 Arjasa 8 Desa
35.12.13 Asembagus 10 Desa
35.12.16 Banyuglugur 7 Desa
35.12.14 Banyuputih 5 Desa
35.12.02 Besuki 10 Desa
35.12.17 Bungatan 7 Desa
35.12.12 Jangkar 8 Desa
35.12.01 Jatibanteng 8 Desa
35.12.10 Kapongan 10 Desa
35.12.05 Kendit 7 Desa
35.12.09 Mangaran 6 Desa
35.12.04 Mlandingan 7 Desa
35.12.06 Panarukan 8 Desa
35.12.08 Panji 2 10 Desa
Kelurahan
35.12.07 Situbondo 2 4 Desa
Kelurahan
35.12.03 Suboh 8 Desa
35.12.15 Sumber Malang 9 Desa
TOTAL 4 132

Transportasi

Kabupaten Situbondo merupakan daerah dengan arus utama berasal dari Jalur Pantura Pulau Jawa dari SurabayaBanyuwangi dan jalur Tengah Malang-Banyuwangi. Banyak sekali moda transportasi yang menggunakan jalur ini untuk menyalurkan logistik dari Jawa ke Bali dan Nusa Tenggara. Biasanya, moda transportasi tersebut bertujuan untuk menggunakan Pelabuhan Jangkar dan juga Pelabuhan Ketapang guna mengirimkan barang dan arus pekerja dari Jawa ke Pulau Bali.

Alat transportasi lain yang biasa digunakan oleh penduduk Situbondo antara lain dengan menggunakan moda transportasi MPU dari Situbondo Kota menuju Kecamatan Besuki, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember. Ada pula moda penumpang bis umum seperti PO. AKAS, dan PO. Ladju yang melayani trayek/rute perjalanan dari Kota Situbondo menuju Surabaya dan/atau menuju Banyuwangi dengan transit di Kota Probolinggo. Situbondo memiliki dua terminal bis utama untuk melayani penumpang bis antarkota, yakni:

  1. Terminal Situbondo di Kecamatan Panji yang melayani perjalanan bis antarkota antarpropinsi
  2. Terminal Besuki di Kecamatan Besuki yang melayani penumpang bis antarkota yang ingin berpindah tujuan ke Kabupaten Bondowoso

Kabupaten Situbondo dulunya juga merupakan salah satu daerah yang dilewati oleh jalur kereta api yg non-aktif dari Stasiun Kalisat ke Stasiun Panarukan. Pemerintah berencana mengaktifkan kembali jalur KA tersebut dikarenakan dianggap salah satu alternatif transportasi untukm menuju Kota Surabaya atau kota-kota lain di Jawa. Yang nonaktif stasiun stasiun yg utuh yg nonaktif Dari tahun 2004. Berikut adalah Stasiun-Stasiun yg non-aktif adalah:

* Stasiun Situbondo

Pariwisata

Motto Pariwisata Situbondo adalah "East Side of Paradise". Banyak potensi wisata yang terdapat di Kabupaten Situbondo, yaitu:

Wisata Alam

Wisata Alam Taman Nasional Baluran

  • Gunung Baluran
  • Savana Bekol
  • Pantai Bama
  • Pantai Bilik
  • Forever Green Forest
  • Gua Jepang
  • Waduk Bajulmati

Wisata Alam Bahari

  • Pantai Pasir Putih
  • Pantai Berigheen
  • Pantai Pathek
  • Pantai Banongan
  • Pantai Bama
  • Pantai Lempuyang
  • Pantai Tangsi
  • Pantai Tampora
  • Pantai Keperan
  • Pantai Bilik
  • Pantai Pasir Putih
  • Kampung Kerapu Klatakan
  • Bendungan Curah Cottok
  • Pemandian Taman
  • Air Terjun Telempong
  • Arung Jeram Samir Indah
  • Cikasur Savana Sumbermalang
  • Plaza Rengganis Sumbermalang
  • Pelabuhan Panarukan
  • Pelabuhan Kalbut
  • Pelabuhan Jangkar
  • Pelabuhan Besuki

Wisata alam pegunungan

  • Puncak Rengganis
  • Desa Baderan
  • Gunung Pattok
  • Padang Savana Sekasor (merujuk pada penamaan daerah ini oleh penduduk Sumbermalang), Lereng Argopuro.

Lainnya

Wisata Sejarah

  1. PG Demaas ( Besuki )
  2. PG Wringin Anom ( Panarukan )
  3. PG Olean ( Situbondo )
  4. PG Pandjie ( Panji )
  5. PG Asembagoes ( Asembagus )
  6. Gua Jepang
  7. DAM Sluice
  8. Stasiun Kereta Api
  9. Rumah Resident Besuki
  10. Rumah Dalem Tengah
  11. Rumah Bupati Besuki
  12. Situs Selobanteng
  13. Situs Batu Lantai
  14. situs prasejarah Sumbermalang

Wisata Religi

Pondok Pesantren Besar

  1. PP Salafiyah Syafi'iyah (KHR. Azaim Ibrahimy, S.Sy)
  2. PP Walisongo (KHR. Muhammad Kholil As'ad)
  3. PP Sumber Bunga (KH. Syainuri Sufyan)
  4. PP Ad Dhiyaul Musthafawiy, Olean (Habib Haidarah Al Hinduan)
  5. PP Nurul Huda, Peleyan (Habib Musthofa Al Djufri)
  6. PP Nurul Huda, Paowan (KH. Mursyid Romli)
  7. PP Nurul Iman (Seletreng Kapongan) (KH. Faruq Amir)
  8. PP Nurul Islam (Seletreng Kapongan) (KH. Ubbad Yamin)
  9. PP Syech Maulana Ishaq (Pecaron) Pengasuh Kyai Ainur Rofiq
  10. PP Darul Mubtadi'in (Bletok) Kyai Mas Basid
  11. PP Sabilal Muhtadin (Bungatan) (KH. Mas Faqih Aly)
  12. PP Nurul Wafa (Demung)

Makam dan Petilasan

  1. Makam Pengasuh PP. Salafiyah Syafi'iyah (Sukorejo)
  2. Pasarean Syech Maulana Ishaq (Pecaron)
  3. Pasarean Agung Saifudin
  4. Makam Raden Tjondrokusumo
  5. Petilasan Syekh Maulana Ishaq
  6. Makam Ke Pate Alos (Besuki)
  7. Situs Makam Tegal Mas

Wisata Religi

  1. Klenteng Poo Tong Biaw Besuki
  2. Gereja

Wisata Seni dan Budaya

  1. Kesenian Ojhung
  2. Pojhien

Referensi

  1. ^ ""Kabupaten Situbondo Dalam Angka 2018"". 
  2. ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diakses tanggal 6 Maret 2022. 
  3. ^ (Indonesia) "Profil Kabupaten Situbondo, di situs resmi web Depdagri". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-09-11. Diakses tanggal 28-9-12. 
  4. ^ a b c d (Indonesia) Sejarah Kabupaten Situbondo di "Situs resmi kabupaten Situbondo". Diakses tanggal 28-9-12. 
  5. ^ "Gambaran Umum Kabupaten Situbondo" (PDF). 
  6. ^ "Profil Kabupaten Situbondo" (PDF). 
  7. ^ "Kabupaten Situbondo" (PDF). 
  8. ^ "Situbondo, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 6 September 2020. 
  9. ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 76-78 & 141-143. Diakses tanggal 6 September 2024. 
  10. ^ "Situbondo, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 6 September 2020. 
  11. ^ "Asal Usul Nama Kabupaten Situbondo". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2015-05-06. 
  12. ^ Kisah Kota Santri Situbondo[pranala nonaktif permanen]
  13. ^ Dasuqi, Ghazali (2020-11-27). "Gubernur Tunjuk Sekda Saifullah Jadi Plh Bupati Situbondo". Detik. Diakses tanggal 2022-05-24. 
  14. ^ Hartono, Izi (2020-12-07). "Menjadi Plt Bupati Situbondo Saat Maju Menjadi Cabup, Yoyok : Saya Tak Akan Manfaatkan Jabatan". Surya.co.id. Diakses tanggal 2022-05-24. 
  15. ^ Hartono, Izi (2021-02-17). "Hanya Delapan Hari Menjadi Bupati Situbondo, Syaifullah Dikejar Target KUA-PPAS". Surya.co.id. Diakses tanggal 2022-05-24. 
  16. ^ KPU Kabupaten Situbondo. PROFIL ANGGOTA DPRD KABUPATEN SITUBONDO HASIL PEMILU ANGGOTA DPR, DPD, DPRD KABUPATEN / KOTA TAHUN 2014. Situbondo. 
  17. ^ ANTARA News Agency. "KPU Situbondo tetapkan calon anggota DPRD terpilih". ANTARA News Jawa Timur. Diakses tanggal 2023-07-04. 
  18. ^ Dinar, Diana (2024-05-02). "KPU Situbondo Tetapkan Hasil Perolehan Kursi DPRD". rri.co.id. Diakses tanggal 2024-06-17. 
  19. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  20. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 

Pranala luar