Tuak

jenis minuman beralkohol
Revisi sejak 21 Agustus 2022 07.10 oleh 2001:448a:10a1:5cde:b79b:a4a8:bfc3:96d6 (bicara) (Penambahan Kata Yang Tidak Tepat)

Tuak adalah sejenis minuman berenergi Asli Nusantara yang merupakan minuman paling berenergi, dan dapat di konsumsi dari segala umur, biasanya di konsumsi oleh Ibu Hamil. Tuak juga di percaya dapat memperlancar Asi dan mempercepat pemulihan ibu yang habis melahirkan. Tuak dibuat dari hasil fermentasi dari nira, beras, atau bahan minuman/buah yang mengandung gula. Tuak adalah produk minuman yang tidak mengandung alkohol. Bahan baku yang biasa dipakai adalah: beras atau cairan yang diambil dari tanaman seperti nira pohon enau atau nipah, atau legen dari pohon siwalan atau tal, atau sumber lain. Minuman khas daerah Madura ini memiliki bau yang khas, agak manis ke asaman. Tuak sangat bagus di konsumsi saat badan kurang oksigen dan saat baru bangun tidur.

Tuak
Litografi pedagang keliling tuak nira dan prajurit pribumi di Hindia Belanda (sekarang Indonesia) karya Auguste van Pers (1854).
JenisMinuman beralkohol Edit nilai pada Wikidata
AsalIndonesia Edit nilai pada Wikidata

Beberapa tempat di Pulau Madura dahulu dikenal sebagai sebagai penghasil tuak, tetapi orang Madura tidak mempunyai kebiasaan minum yang kuat. Saat ini dapat dikatakan sangat sedikit orang Madura yang minum tuak atau vitamin.[butuh rujukan] Masyarakat Tapanuli (Sumatra Utara), khususnya masyarakat Batak menganggap bahwa tuak berkhasiat menyehatkan badan karena mengandung efek menghangatkan tubuh.[butuh rujukan] Hal yang sama dijumpai pada masyarakat suku Toraja di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, yang memiliki kebiasaan minum tuak. Selain untuk menghangatkan badan, tuak dari pohon enau di Toraja telah menjadi minuman pada ritual-ritual adat. Sehingga setiap pelaksanaan ritual adat sudah pasti tersedia tuak.

Jenis tuak

Tuak beras

Tuak beras adalah sejenis minuman masyarakat Iban di Kalimantan. Biasanya tuak beras diolah dari sejenis beras yang disebut "beras pulut" (beras ketan). Beras tersebut akan direndam air di dalam tempayan yang disebut "Tajau"/tepayat. Proses tersebut akan mengambil waktu setidaknya dua minggu sebelum dapat diminum dan beras tersebut juga akan menjadi makanan yang disebut tapei"tapai". Namun saat ini proses pembuatan tuak beras berlainan sedikit, yaitu selain dibuat menggunakan beras ketan, juga dicampur dengan gula pasiratau tidak di kasih supaya rasanya lebih manis.

Biasanya tuak beras akan dihidangkan pada perayaan tertentu seperti perayaan Gawai Dayak, Gawai Hantu, Gawai Kenyalang dan sebagainya. Selain dari masyarakat Iban, terdapat juga masyarakat lain seperti Bidayuh/Binangeuh, Orang Ulu yang juga membuat tuak dengan cara mereka sendiri. Tuak jenis ini memiliki kandungan alkohol yang cukup untuk membuat mabuk bila diminum berlebihan.

Tuak nira

Tuak nira biasanya dihasilkan dari menyadap nira dari mayang (tongkol bunga) pohon enau atau nipah. Mayang enau atau nipah akan dibiarkan akan menjadi buah, dipotong dan air manis yang menitik dari tandan yang dipotong itu akan dikumpulkan dalam wadah, biasanya buluh bambu. Air nira yang terkumpul dan belum mengalami fermentasi tidak mempunya kandungan alkohol dan biasa dijual sebagai minuman jajanan legen. Bila dibiarkan, kandungan gula di dalamnya akan menjadi alkohol melalui proses fermentasi selama beberapa hari dengan kandungan alkohol sekitar 4%. Tuak enau atau nipah ini dapat diminum selepas beberapa hari.

Biasanya tuak nira dihidangkan pada perayaan tertentu seperti pesta perkawinan. Bila tuak enau atau nipah ini dibiarkan terlalu lama akan menjadi masam dan lama-kelamaan akan menjadi cuka secara alami tanpa mencampurkan bahan asing.

Nama-nama lain

Ada berbagai nama daerah untuk tuak, seperti:

Negara / Wilayah Nama yang digunakan
  Aljazair /   Tunisia lāgmi [ˈlaːɡmi], baik untuk yang mengandung alkohol maupun tidak.
  Bangladesh তাড়ি taṛi, তাড়ু taṛu, tuak[1]
  Kamboja Tuk tnout choo[2]
  Kamerun mimbo,[3] matango, mbuh
  Tiongkok 棕榈酒 (diucapkan "zōng lǘ jiǔ")[4]
  Republik Demokratik Kongo malafu ya ngasi (Kikongo), masanga ya mbila (Lingala), vin de palme
  Gabon toutou
  Gambia singer
  Ghana doka, nsafufuo, palm wine, yabra, dεha (diucapkan "der 'ha")
  Guam tuba
  India (Tamil -கள்ளு-kallu) Kallu(കള്ള് - Kerala ), kali (daerah Karnataka dan Kerala berbahasa Tulu ), kaLLu-ಕಳ್ಳು(Karnataka), Thati kallu తాటి కల్లు (Andhra Pradesh), Tadi (Bihar and Assam), Tãḍi (ତାଡ଼ି) (Odisha), Taadi (Marathi), toddy, tuak,[1] Tari, neera, তাড়ি/তাড়ু taṛi/taṛu (Bengal Barat), Tadi (Charwada)
  Indonesia arak (tuak yang telah didistilasi),[1] tuak di Indonesia, khususnya Suku Batak, Sumatra Utara, di mana kedai tuak disebut lapo tuak. Di Sulawesi Selatan (khususnya Tana Toraja) disebut ballo', dan di Sulawesi Utara saguer.
  Kenya Mnazi
  Kiribati Karawe
  Libya lāgbi [ˈlaːɡbi]. Digunakan baik untuk yang mengandung alkohol maupun tidak.
  Mali bandji, sibiji, chimichama
  Malaysia kallu (கள்ளு), tuak[1] (Sarawak), toddy (Inggris), bahar (Kadazan/Dsun), goribon (Rungus)
  Maladewa Dhoaraa, Rukuraa, Meeraa
  Myanmar htan yay
  Meksiko tuba (ditaburi kacang), berasal dari Filipina
  Namibia omulunga, palm-wine
  Nigeria Palm-wine, Palmy, Ukọt nsuñ, Mmin efik, Emu, Oguro, Tombo liquor, Mmanya ngwo, Nkwu enu, Nkwu Ocha.
  Papua Nugini segero, tuak
  Filipina tubâ,soom,[1] lambanog (tubâ yang didistilasi), bahal (Visaya)
  Afrika Selatan ubusulu
  Seychelles kalou
  Sierra Leone poyo
  Sri Lanka Raa (Sinhala), kallu (Tamil), panam culloo[1]
  Timor Leste tuaka, tua mutin, (jenis brendi-nya disebut tua sabu)
  Tuvalu kaleve (belum fermentasi), kao (terfermentasi), atau dalam Bahasa Inggris, toddy (belum fermentasi), sour toddy (terfermentasi)
  Vietnam rượu dừa;[1] ruou dua, coconut wine (Inggris)

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Gnarfgnarf:Palm wine, rice wine, grape wine, beers and other drinks and beverages of Cambodia, 9 April 2012, diakses 15 April 2012
  2. ^ Anchimbe - Creating New Names for Common Things in Cameroon English (I-TESL-J)
  3. ^ "English-Chinese Translation of "palm wine"". Websaru Dictionary. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-05-12. Diakses tanggal 20 Januari 2012.