Ong Hok Ham

sejarawan dan akademisi Indonesia
Revisi sejak 24 Agustus 2022 18.35 oleh RushingBot (bicara | kontrib) (top: hapus templat bendera per MOS:BENDERA, replaced: {{flag|Indonesia}} → Indonesia, removed: {{flagicon|Belanda}}, {{flagicon|Indonesia}})

Onghokham atau Ong Hok Ham (1 Mei 1933 – 30 Agustus 2007), adalah seorang sejarawan dan cendekiawan Indonesia. Ia sering menulis pada kolom sejarah di majalah Tempo. Kumpulan tulisannya di majalah ini selama tahun 1976-2001 diterbitkan pada tahun 2002 dengan judul Wahyu yang Hilang, Negeri yang Guncang.

Ong Hok Ham
Lahir(1933-05-01)1 Mei 1933
Surabaya, Jawa Timur, Hindia Belanda
Meninggal31 Agustus 2007(2007-08-31) (umur 74)
Jakarta, Indonesia
Sebab meninggalStroke
KebangsaanIndonesia
Nama lainOnghokham
AlmamaterUniversitas Indonesia  · Universitas Yale
Dikenal atasSejarawan Publik di Indonesia yang kali pertama mempelopori penulisan persoalan sejarah di Media
Karier ilmiah
BidangSejarah
InstitusiUniversitas Indonesia
DisertasiThe Residency of Madiun ; Priyayi and Peasant in the Nineteenth Century (1975)

Sebagai sejarawan, Ong Hok Ham menulis banyak artikel mengenai kaum peranakan Tionghoa-Indonesia. Lima belas dari puluhan artikelnya yang pernah diterbitkan Star Weekly kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku berjudul Riwayat Tionghoa Peranakan di Jawa.

Ong Hok Ham juga merupakan mantan dosen di Universitas Indonesia. Disertasinya selesai ditulis pada 1975 dengan judul The Residency of Madiun; Priyayi and Peasant in the Nineteenth Century dan gelar Doktor diraihnya dari Universitas Yale, Amerika Serikat. Buah pemikiran Ong diabadikan dalam wujud pusat pelajaran sejarah Ong Hok Ham Institute di Jakarta Timur.[1] Ia pensiun dari Universitas Indonesia pada tahun 1989.

Ong Hok Ham meninggal dunia pada tanggal 30 Agustus 2007 karena stroke.[1] Sebelumnya ia juga pernah terkena serangan stroke pada tahun 2001. Namun hal ini tidak mengganggu semangatnya untuk menulis, meskipun hanya dengan tangan kanannya.[2]

Ia juga dikenal sebagai penggemar makanan enak, peminum minuman beralkohol, koki/tukang masak, kolumnis, intelektual publik, penggila pesta, peduli pada komunitas homoseksual, dst.[3]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b Samartha, Donvito (2007). "Obituari: Ong Hok Ham Wafat". Liputan6. SCTV. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 September 2007. Diakses tanggal 31 Agustus. 
  2. ^ Reeve, David, ed. (2007). Onze Ong: Onghokham dalam Kenangan. Komunitas Bambu. hlm. 19. ISBN 978-979-3731-18-6. 
  3. ^ SP Wardhana, Veven, "Onze Ong, Bukan Onzin Ong", Koran KOMPAS, Minggu, 13 Januari 2008, hal. 11.