Keyakinan

keadaan psikologi seseorang yang memegang dalil atau premis benar
Revisi sejak 11 September 2022 13.29 oleh Omahweyy (bicara | kontrib)

Keyakinan adalah energi yang terkumpul karena terbukanya perasaan, ada keinginan, ada ketidakinginan, ingatan menjadi terasa lebih kuat (tidak harus dirasakan), ada dorongan memilih rasa, kemudian energi menuju ke kata (kata yang ada di dalam diri dan kata yang terucap), sikap tegas, ataupun melakukan suatu hal.

Contoh penggunaan energi keyakinan.

1. Seorang pengguna ponsel belum pernah melihat pencipta ponsel, bisa tetap yakin ponsel memiliki manfaat dalam kehidupan. Setelah sebelumnya dirinya belum tahu ponsel kemudian menjadi tahu ponsel, hingga menggunakan ponsel di dalam kehidupan sehari hari.

2. Seorang pemabuk miras yakin dirinya harus memilih rasa benci, berkata membenci orang lain, tapi agar dirinya terlihat sebagai korban, karena ingin diberi uang ataupun miras.

3. Seorang pelaku tawuran yakin dirinya harus memilih rasa dendam kemudian melakukan tawuran, karena ada keinginan ingin tawuran dan ada ketidakinginan tidak ingin suatu hal.

4. Seorang pemabuk cinta yakin apa yang dirasakannya adalah rasa cinta, kemudian dirinya menginginkan hubungan cinta.

5. Seseorang yang menggunakan akal pikiran yang sehat :

a. Menyalurkan energi keyakinan untuk belajar, latihan, tugas, ataupun bekerja. Misal, latihan berkata, latihan mencintai, latihan komunikasi, latihan bertanggungjawab terhadap tugas ataupun pekerjaan, dan sebagainya.

b. Berhenti sejenak bisa dilakukan dengan cara istirahat, makan, hiburan, bermain, ataupun religi, misal, umat islam melakukan sholat (kata, diam, gerak) di rumah ataupun di mesjid, umat kristen di gereja, umat budha di wihara, umat hindu di pura, umat konghucu di kelenteng, dan sebagainya.

c. Intinya adalah tentang mengatur energi keinginan tertentu, ketidakinginan tetentu, dan sebagainya.

Pranala luar