Uang kertas rupiah

Uang kertas rupiah indonesia(IDR)
Revisi sejak 12 September 2022 04.38 oleh M Ahsan Fahmi (bicara | kontrib) (Memperbaiki kesalah data pranala luar pada tabel)

Uang kertas pertama kali digunakan di kepulauan Indonesia oleh Perusahaan Hindia Timur Belanda, surat kredit dari rijksdaalder berasal antara tahun 1783 dan tahun 1811. Kertas kredit Gulden Hindia Belanda diikuti pada tahun 1815, dan dari tahun 1827 menjadi uang kertas gulden dari De Javasche Bank. Denominasi yang lebih rendah (di bawah 5 gulden) yang dikeluarkan oleh pemerintah pada 1919-1920 dan 1939-1940, karena kekurangan logam untuk perang, tetapi sebaliknya sehari-hari transaksi dilakukan dengan menggunakan koin.

Mata uang rupiah yang dikeluarkan Bank Indonesia tahun emisi 2022.
Koleksi rupiah pecahan 50.000 rupiah asli.

Uang kertas gulden dikeluarkan oleh 'Pemerintah Jepang' selama pendudukan dari tahun 1942, menjadi 'roepiah' pada tahun 1943.

Uang kertas yang sebenarnya rupiah baru diterbitkan pada tahun 1946, selama perang kemerdekaan dengan Belanda, setelah deklarasi kemerdekaan sepihak oleh Indonesia pada akhir Perang Dunia II pada tanggal 17 Agustus 1945. Uang ini dikenal sebagai 'Oeang Republik Indonesia'

Oeang Republik Indonesia (ORI)

Oeang Republik Indonesia (ORI) adalah mata uang pertama yang dimiliki Republik Indonesia setelah merdeka. Pemerintah memandang perlu untuk mengeluarkan uang sendiri yang tidak hanya berfungsi sebagai alat pembayaran yang sah tapi juga sebagai lambang utama negara merdeka.

Meski masa peredaran ORI cukup singkat, namun ORI telah diterima di seluruh wilayah Republik Indonesia dan ikut menggelorakan semangat perlawanan terhadap penjajah. Pada Mei 1946, saat suasana di Jakarta genting, maka Pemerintah RI memutuskan untuk melanjutkan pencetakan ORI di daerah pedalaman, seperti di Yogyakarta, Surakarta, dan Malang.

Namun peredaran ORI tersebut sangat terbatas dan tidak mencakup seluruh wilayah Republik Indonesia. Di Sumatra yang beredar adalah mata uang Jepang. Pada tanggal 8 April 1947, Gubernur Provinsi Sumatra mengeluarkan uang kertas URIPS-Uang Republik Indonesia Provinsi Sumatra.

Seri ORI I (1945-1947)

Pada tanggal 17 Oktober 1945, tepat dua bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, diluncurkanlah "Oeang Republik Indonesia" (ORI) untuk pertama kalinya. Namun, belum sepenuhnya diedarkan. Baru pada tanggal 10 Oktober 1946, ORI mulai diedarkan untuk pertama kalinya di Pulau Jawa.

Bagian Depan Bagian Belakang Pecahan Ukuran Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Tangan Tanggal Pengeluaran Tanggal Peredaran Tanggal Penarikan Kembali
Berkas:1 Sen 1945.jpg   1 Sen 97 × 45 mm Hijau Keris Tulisan legal, Batik A. A. Maramis 17 Oktober 1945 10 Oktober 1946 1 Mei 1950
    5 Sen 100 × 50 mm Coklat Batik
    10 Sen 105 × 55 mm
    Rp 1/2 120 × 60 mm Hijau
    Rp1 138 × 65 mm Ir. Soekarno Gunung Berapi
    Rp5 148 × 71 mm Abu-Abu Tulisan legal, Batik
    Rp10 160 × 77 mm Biru
    Rp100 174 × 86 mm

Seri ORI II (1947-1948)

ORI seri kedua diluncurkan di Yogyakarta pada tanggal 1 Januari 1947, ketika ibu kota dan pusat pemerintahan Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.

Gambar Utama Pecahan Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Tangan Tanggal Pengeluaran dan Peredaran Tanggal Penarikan Kembali
  Rp5 Hijau Ir. Soekarno Tulisan legal, Batik Sjafruddin Prawiranegara 1 Januari 1947 1 Mei 1950
  Rp10
  Rp25 Coklat Kerbau
  Rp100 Biru Tulisan legal, Batik

Seri ORI III (1947-1950)

Seri ini merupakan kelanjutan dari Seri ORI kedua, dan merupakan seri yang cukup jarang ditemukan, sebab jumlah peredarannya terbatas.

Bagian Depan Bagian Belakang Pecahan Ukuran Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Tangan Tanggal Pengeluaran Tanggal Peredaran Tanggal Penarikan Kembali
    Rp1/2 104 x 55 mm Coklat Harga dan Otoritas Tulisan legal, Harga A. A. Maramis 26 Juli 1947 26 Juli 1947 1 Mei 1950
    Rp2 1/2 124 x 65 mm Ungu tua Harga dan otoritas Teks legal, harga A. A. Maramis 26 Juli 1947 26 Juli 1947 1 Mei 1950
    Rp25 170 x 83 mm Hijau Soekarno dan pemandangan Banteng mengamuk A. A. Maramis 26 Juli 1947 26 Juli 1947 1 Mei 1950
    Rp50 143 x 83 mm Coklat Soekarno dan penyadap karet Teks legal, ornamen A. A. Maramis 26 Juli 1947 26 Juli 1947 1 Mei 1950
    Rp100 172 x 85 mm Coklat/Merah Soekarno dan Keris Teks legal, harga A. A. Maramis 26 Juli 1947 26 Juli 1947 1 Mei 1950
    Rp100 150 x 84 mm Coklat Soekarno dan perkebunan tembakau Teks legal, harga A. A. Maramis 26 Juli 1947 26 Juli 1947 1 Mei 1950
    Rp250 154 x 94 mm Coklat Soekarno dan petani Teks legal, harga A. A. Maramis 26 Juli 1947 26 Juli 1947 1 Mei 1950

Seri ORI IV (1948)

Seri ini merupakan kelanjutan dari Seri ORI ketiga, dan merupakan seri yang sangat sulit ditemukan, sebab jumlah peredarannya terbatas. Pada seri ini pula, hampir semua nominalnya bersifat ganjil atau jarang ditemukan dalam nominal biasa yang diketahui masyarakat. Uang ini ditandatangani di Yogyakarta oleh Mohammad Hatta pada 23 Agustus 1948

Bagian Depan Bagian Belakang Pecahan Ukuran Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Tangan Tanggal Pengeluaran Tanggal Peredaran Tanggal Penarikan Kembali
    Rp40 138 x 40 mm Hijau Soekarno dengan penenun Tulisan legal, Harga Mohammad Hatta 23 Agustus 1948 23 Agustus 1948 tidak diketahui
    Rp75 150 x 88 mm Cokelat Soekarno dengan pandai besi Teks legal, harga Mohammad Hatta 23 Agustus 1948 23 Agustus 1948 tidak diketahui
    Rp100 148 x 80 mm Coklat dan Merah Soekarno dan perkebunan tembakau Teks legal, harga Mohammad Hatta 23 Agustus 1948 23 Agustus 1948 tidak diketahui
    Rp400 158 x 105 mm Hijau Soekarno dan Pohon Tebu Teks legal, ornamen Mohammad Hatta 23 Agustus 1948 23 Agustus 1948 tidak diketahui
  tidak diketahui Rp600 164 x 105 mm Kuning Soekarno dan lambang RI tidak diketahui Mohammad Hatta tidak diedarkan tidak diedarkan tidak diketahui

Seri ORI Baru (1949)

Seri ORI Baru merupakan seri yang juga dikeluarkan di Yogyakarta tetapi ditandatangani oleh Lukman Hakim. Seri ini sulit ditemukan, dan jumlah edarnya sangat terbatas

Bagian Depan Bagian Belakang Pecahan Ukuran Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Tangan Tanggal Pengeluaran Tanggal Peredaran Tanggal Penarikan Kembali
 
 
 
 
Rp10 Sen 102 x 61 mm Biru-Coklat
Merah-Hijau
Harga dan otoritas Teks undang-udang Loekman Hakim 17 Agustus 1949 17 Agustus 1949 tidak diketahui
 
 
 
 
Rp1/2 101 x 83 mm Merah-Hijau
Biru muda-Ungu
Harga dan teratai Pohon beringin Loekman Hakim 17 Agustus 1949 17 Agustus 1949 tidak diketahui
 
 
 
 
Rp1 110 x 68 mm Ungu
Hijau (Proof)
Otoritas dan Harga Harga dan ornamen Loekman Hakim 17 Agustus 1949 17 Agustus 1949 tidak diketahui
 
Hitam
 
Cokelat
Rp10 127 x 79 mm Hitam
Coklat
Soekarno, daun pisang, dna padi Corak sayap Loekman Hakim 17 Agustus 1949 17 Agustus 1949 tidak diketahui
    Rp100 152 x 95 mm Biru Soekarno Teks undang-undang, Harga Loekman Hakim 17 Agustus 1949 17 Agustus 1949 tidak diketahui
Bagian Depan Bagian Belakang Pecahan Ukuran Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Tangan Tanggal Pengeluaran Tanggal Peredaran Tanggal Penarikan Kembali
    Rp5 136 x 44 mm Merah Soekarno, tulisan legal Undang-undang dan pemandangan alam Syafruddin Prawiranegara 1 Januari 1950 1 Januari 1950 17 Agustus 1950
    Rp10 136 x 64 mm Hitam Soekarno, tulisan legal Undang-undang dan pemandangan alam Syafruddin Prawiranegara 1 Januari 1950 1 Januari 1950 17 Agustus 1950

Seri pemandangan alam I (1951)

ORI seri ketiga diluncurkan pada tahun 1951 sebagai nasionalisasi dari De Javasche Bank. Ditandatangani oleh Sjafruddin Prawiranegara (1951) dan Soemitro Djojohadikoesoemo (1953)

Gambar Utama Pecahan Ukuran Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Tangan Tahun Pengeluaran dan Peredaran
  Rp1 127 × 66 mm Biru Pantai dan Sawah Pegunungan Sjafruddin Prawiranegara 1951
  Rp2½ Merah dan Hijau Pantai dan Pohon Kelapa Garuda Pancasila

Seri pemandangan alam II (1953)

Bagian Depan Bagian Belakang Pecahan Ukuran Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Tangan Tahun Pengeluaran dan Peredaran
    Rp1 127 × 66 mm Biru Pantai dan Sawah Pegunungan Soemitro Djojohadikoesoemo 1953
    Rp2½ Merah dan Hijau Pantai dan Pohon Kelapa Garuda Pancasila

Seri Suku Bangsa I dan II (1954-1956, sebagai uang negara)

Meskipun Bank Indonesia telah terbentuk pada tahun 1952, namun peredaran ORI masih terus berlanjut. Ditandatangani oleh Ong Eng Die (1954) dan Jusuf Wibisono (1956).

Bagian Depan Bagian Belakang Pecahan Ukuran Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Tangan Tahun Pengeluaran dan Peredaran
    Rp1 130 × 60 mm Biru Wanita Garuda Pancasila Ong Eng Die 1954
    Rp2½ Merah dan Hijau Pria
Bagian Depan Bagian Belakang Pecahan Ukuran Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Tangan Tahun Pengeluaran dan Peredaran
    Rp1 130 × 60 mm Biru Wanita Garuda Pancasila Jusuf Wibisono 1956
    Rp2½ Merah dan Hijau Pria

Uang kertas Bank Indonesia

Seri Kebudayaan (1952)

Uang kertas pertama Bank Indonesia dikeluarkan pada tahun 1952 dengan pecahan Rp5, Rp10, Rp25, Rp50, Rp100, Rp500, dan Rp1.000 dengan tanda tangan Sjafruddin Prawiranegara dan Indra Kasuma.

Bagian Depan Bagian Belakang Pecahan Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Tangan Tahun Pengeluaran Tahun Penarikan Kembali
    Rp5 Biru R.A. Kartini Batik Sjafruddin Prawiranegara dan Indra Kasuma 1952 1962
    Rp10 Coklat Patung Batik Sjafruddin Prawiranegara dan Indra Kasuma 1952 1962
    Rp25 Biru Pohon Batik Sjafruddin Prawiranegara dan Indra Kasuma 1952 1962
    Rp50 Hijau Pohon dan burung Batik Sjafruddin Prawiranegara dan Indra Kasuma 1952 1962
    Rp100 Coklat Pangeran Diponegoro Batik Sjafruddin Prawiranegara dan Indra Kasuma 1952 1962
    Rp500 Hijau, Coklat Relief Batik Sjafruddin Prawiranegara dan Indra Kasuma 1952 1962
    Rp1.000 Hijau, Coklat Patung Batik Sjafruddin Prawiranegara dan Indra Kasuma 1952 1962

Seri hewan (1957)

Uang kertas kedua Bank Indonesia dengan seri hewan diluncurkan pada tahun 1957 dengan tanda tangan Sjafruddin Prawiranegara dan Sabaroedin, dengan pecahan baru, Rp5.000. Kecuali pada pecahan Rp2.500, tanda tangan gubernur oleh Loekman Hakim.


Bagian Depan Bagian Belakang Pecahan Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Air Tanda Tangan Tahun Pengeluaran Tahun Penarikan Kembali
    Rp5 Hijau Orang utan Candi Prambanan Pangeran Diponegoro Sjafruddin Prawiranegara dan Sabaroedin 1957 1965
    Rp10 Coklat Rusa Jawa Perahu Kora kora Pangeran Diponegoro Sjafruddin Prawiranegara dan Sabaroedin 1957 1965
    Rp25 Coklat Badak Jawa Rumah Adat Tapanuli Pangeran Diponegoro Sjafruddin Prawiranegara dan Sabaroedin 1957 1965
    Rp50 Merah Buaya Masjid Raya Medan Pangeran Diponegoro Sjafruddin Prawiranegara dan Sabaroedin 1957 1965
    Rp100 Hijau Tupai Istana Bogor Pangeran Diponegoro Sjafruddin Prawiranegara dan Sabaroedin 1957 1965
    Rp500 Coklat Harimau Sumatra Sawah Pangeran Diponegoro Sjafruddin Prawiranegara dan Sabaroedin 1957 1965
    Rp1.000 Coklat Gajah Nelayan Pangeran Diponegoro Sjafruddin Prawiranegara dan Sabaroedin 1957 1965
    Rp2.500 Hijau Komodo Sungai Martapura Pangeran Diponegoro Loekman Hakim dan Sabaroedin 1957 1965
    Rp5.000 Merah Banteng Kapal pesiar Pangeran Diponegoro Sjafruddin Prawiranegara dan Sabaroedin 1957 1965

Seri pekerja (1958)

Seri ini merupakan seri keempat uang kertas Bank Indonesia dan dicetak oleh Pertjetakan Kebajoran. Sebenarnya, uang kertas seri ini pertama kali diluncurkan pada tahun 1958 (pecahan Rp5-Rp5.000).

Bagian Depan Bagian Belakang Pecahan Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Air Tanda Tangan Tahun Pengeluaran Tahun Penarikan Kembali
    Rp5 Coklat Pembuat batik Rumah Adat Jawa Tengah Kepala Banteng Loekman Hakim dan Sabaroedin 1958 1966
    Rp10 Coklat Pembuat patung Rumah Adat Bali Kepala Banteng Loekman Hakim dan Sabaroedin 1958 1966
    Rp25 Hijau Pengrajin ulos Rumah Adat Sumatra Utara Kepala Banteng Loekman Hakim dan Sabaroedin 1958 1966
    Rp50 Coklat Pemintal benang Rumah Adat Timor Kepala Banteng Loekman Hakim dan Sabaroedin 1958 1966
    Rp100 Coklat Penebangan pohon Rumah Adat Kalimantan Kepala Banteng Loekman Hakim dan Sabaroedin 1958 1966
    Rp500 Coklat Pembelahan buah kelapa Rumah Adat Minahasa Kepala Banteng Loekman Hakim dan Sabaroedin 1958 1966
    Rp1.000 Violet Pengrajin perak Rumah Adat Sumatra Barat Kepala Banteng Loekman Hakim dan Sabaroedin 1958 1966
    Rp1.000 Merah Pengrajin perak Rumah Adat Sumatra Barat Garuda Pancasila Loekman Hakim dan Sabaroedin 1958 1966
    Rp5.000 Hijau Petani Sawah Kepala Banteng Loekman Hakim dan Sabaroedin 1958 1966
    Rp5.000 Merah Petani Sawah Garuda Pancasila Loekman Hakim dan Sabaroedin 1958 1966

Seri bunga dan unggas (1959)

Seri ini merupakan seri ketiga uang kertas Bank Indonesia dan dicetak oleh Thomas De La Rue (TDLR) Co. Ltd., Inggris. Uang kertas seri ini sangat diminati oleh kolektor karena gambarnya yang menarik.

Bagian Depan Bagian Belakang Pecahan Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Air Tanda Tangan Tahun Pengeluaran Tahun Penarikan Kembali
    Rp5 Biru Bunga Wijayakusuma Burung-madu pengantin Garuda Pancasila Loekman Hakim dan Sabaroedin 1959 1967
    Rp10 Merah Hoya Kakatua Garuda Pancasila Loekman Hakim dan Sabaroedin 1959 1967
    Rp25 Hijau Seroja Kuntul besar Garuda Pancasila Loekman Hakim dan Sabaroedin 1959 1967
    Rp50 Coklat Bunga matahari Elang-laut dada-putih Garuda Pancasila Loekman Hakim dan Sabaroedin 1959 1967
    Rp100 Coklat Patma raksasa Rangkong badak Garuda Pancasila Loekman Hakim dan Sabaroedin 1959 1967
    Rp500 Biru Bougenville Ayam-hutan hijau Garuda Pancasila Loekman Hakim dan Sabaroedin 1959 1967
    Rp1.000 Coklat Melati Burung Cenderawasih Garuda Pancasila Loekman Hakim dan Sabaroedin 1959 1967
    Rp2.500 Oranye Bunga Kuau Raja Garuda Pancasila Loekman Hakim dan Sabaroedin 1959 1967
  tidak diketahui Rp5.000 Coklat Bunga pada bagian tengah di antara dua Gapura Bali (tidak diketahui) Garuda Pancasila Loekman Hakim dan Sabaroedin 1959 1967

Seri Pekerja II (1963-1964)

Beberapa pecahan uang kertas seri pekerja, dimulai dari Rp10 hingga Rp10.000 mengalami perombakan. Tetapi, gambar pada bagian depan dan belakangnya masih sama seperti pada tahun 1958.

Bagian Depan Bagian Belakang Pecahan Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Air Tanda Tangan Tahun Pengeluaran Tahun Penarikan Kembali
    Rp10 Abu-abu Pembuat patung Rumah Adat Bali Garuda Pancasila Soemarno dan Hertatijanto 1963 1966
    Rp25 Abu-abu Pengrajin ulos Rumah Adat Sumatra Utara Garuda Pancasila Jusuf Muda Dalam dan Hertatijanto 1964 1966
    Rp50 Coklat Pemintal benang Rumah Adat Timor Garuda Pancasila Jusuf Muda Dalam dan Hertatijanto 1964 1966
 
 
 
 
Rp100 Coklat (versi pertama)
Biru (versi kedua)
Penebangan pohon Rumah Adat Kalimantan Garuda Pancasila Jusuf Muda Dalam dan Hertatijanto 1964 1966
 
 
 
 
Rp10.000 Hijau Nelayan Sungai Barito Kepala Banteng
Garuda Pancasila
Jusuf Muda Dalam dan Hertatijanto 1964 1966
    Rp10.000 Merah Nelayan Sungai Barito Garuda Pancasila Jusuf Muda Dalam dan Hertatijanto 1964 1966

Seri "Sukarno" sebagai "Rupiah Baru" (1965-1967)

Pada tahun 1965-an penarikan uang lama dilakukan dengan tujuan untuk mengeluarkan uang kertas baru, hal ini sesuai dengan Keputusan Presiden pada tanggal 13 Desember 1965. Pada tahun ini presiden memberikan wewenang kepada Bank Indonesia untuk mencetak uang untuk pertama kalinya. Uang yang dicetak oleh Bank Indonesia adalah uang dengan pecahan 5, 10, 25, 50, 100, 500, dan 1000 rupiah. Sedangkan, untuk pecahan 1 dan 2,5 rupiah dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia.

Uang pecahan 1 dan 2,5 rupiah yang dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia adalah:

Bagian Depan Bagian Belakang Pecahan Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Air Tanda Tangan Tahun Pengeluaran Tahun Penarikan Kembali
    Rp1 Merah Soekarno Penari Perempuan Bali Garuda Pancasila Soemarno 1965 1968
    Rp2,5 Biru

Uang pecahan 5, 10, 25, 50, 100, 500, dan 1000 rupiah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia adalah:

Bagian Depan Bagian Belakang Pecahan Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Air Tanda Tangan Tahun Pengeluaran Tahun Penarikan Kembali
    Rp5 Ungu Soekarno Penari Adat Bali Soekarno Soetikno Slamet dan Indra Kasoema 1965 1971
    Rp10 Cokelat Keabuan
    Rp25 Hijau Soekarno (Thomas De La Rue); Kerbau (Pertjetakan Kebajoran)
    Rp50 Biru Tua
    Rp100 Merah Marun Penari Adat Batak Soekarno
    Rp500 Abu-abu Penari Adat Jawa Soekarno (Thomas De La Rue); Kerbau dan Garuda (1968)(Pertjetakan Kebajoran) 1967
    Rp1000 Hijau Tosca Penari Adat Bali Soekarno (Thomas De La Rue); Kerbau (Pertjetakan Kebajoran)