Ibrahim bin al-Asytar

Revisi sejak 14 September 2022 01.41 oleh A154 (bicara | kontrib) (Penilaian)

Ibrahim bin Malik al-Asytar bin al-Harits an-Nakha'i (bahasa Arab: إبراهيم بن مالك الأشتر بن الحارث النخعي, wafat Oktober 691) adalah seorang panglima semasa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib (656–661), dan pada masa Perang Saudara Islam II di bawah faksi Al-Mukhtar ats-Tsaqafi yang mendirikan negara tandingan pro-keturunan Ali. Ia memimpin pasukan Al-Mukhtar melawan pasukan Umayyah dalam kemenangan penting di Pertempuran Khazir (686). Ia sendiri membunuh panglima Umayyah Ubaidullah bin Ziyad. Setelah Al-Mukhtar terbunuh pada 687, ia berpindah ke kubu kekhalifahan Abdullah bin az-Zubair.

Keluarga dan kehidupan awal

Ibrahim adalah putra Malik al-Asytar bin al-Harits an-Nakha'i, seorang panglima tentara Rasyidin dan partisan khalifah Ali bin Abi Thalib.[1] Keluarga mereka berasal dari Bani Nakha', dan karenanya gelar mereka adalah an-Nakha'i.[2] Bani Nakha' adalah cabang dari suku Bani Madzhij yang lebih besar.[2] Ibrahim memiliki saudara laki-laki dari ibu yang sama tetapi ayah yang berbeda yang bernama Abdurrahman bin Abdullah an-Nakha'i, yang juga seorang pejuang.[2] Seperti ayahnya, Ibrahim juga dikatakan telah berperang bersama Ali melawan Bani Umayyah di Pertempuran Shiffin pada 657.[1]

Karier

Penilaian

Sejarawan Hugh N. Kennedy menggambarkan Ibnu al-Asytar sebagai "panglima dari Kufah yang paling berbakat selama periode Marwaniyah" (684–750).[3]

Referensi

  1. ^ a b The Encyclopaedia of Islam, 1971 hlm. 987.
  2. ^ a b c Al-Tabari, ed. Hawting, hlm. 197.
  3. ^ Kennedy 2001, hlm. 23.

Daftar pustaka