Pemuda Batak Bersatu
Pemuda Batak Bersatu atau di singkat dengan PBB (dibentuk pada 8 Oktober 2019Batak berbentuk Kemanusiaan yang terbentuk dari berbagai lintas profesi.[6]
) adalah sebuah organisasi masyarakatSingkatan | PBB[1] |
---|---|
Penerus | Pemuda Batak Bersatu |
Tanggal pendirian | 8 Oktober 2019[2] |
Pendiri | Lambok F. Sihombing, S.Pd[3] |
Didirikan di | Bekasi, Jawa Barat[4] |
Status | Dilindungi Negara[5] |
Tipe | Organisasi Kemanusiaan |
Tujuan | Kemanusiaan Politik, sosial, dan kebudayaan |
Kantor pusat | Grand Galaxy City RSK 3 No 12, RT.001/RW.002, Jaka Setia, Bekasi Selatan, Bekasi City, West Java 17147 |
Lokasi | |
Wilayah layanan | Seluruh Indonesia dan beberapa negara luar negeri |
Ketua Umum | Lambok F. Sihombing, S.Pd |
Sekretaris Jenderal | Arnold Simamora |
Wakil Ketua |
(wakil Ketua I) (Wakil Ketua II)
(Wakil Ketua III)
(Wakil Ketua IV)
|
Situs web | www |
Sejarah
Sejarah berdirinya organisasi Pemuda Batak Bersatu (PBB) salah satu kumpulan kecil orang Batak di Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, diawali prinsip hidup Satahi Sapartinaonan. Maka organisasi kemasyarakatan Pemuda Batak Bersatu pun terbentuk pada tahun 2017 lalu.[7]
Seiring berkembangnya zaman, Organisasi Pemuda Batak Bersatu (PBB) melakukan berbagai kegiatan bakti sosial yang berhubungan dengan orang Batak. Organisasi ini memberikan bantuan kepada bakti sosial kepada pekerja harian lepas (PHL) dari berbagai perusahaan.
Satahi Sapartinaonan, begitu berkembang pesat, seiring berjalannya waktu. Nama Satahi Sapartinaonan (Satu Jiwa Satu Rasa)[8] mereka ubah menjadi Paguyuban Pemuda Batak Bersatu yang bakal mereka kembangkan sampai ke lingkup Jabodetabek.[9]
Setelah berganti nama pada tahun 2019, Paguyuban Pemuda Batak Bersatu, kegiatan untuk pertamakalinya langsung viral yaitu menolak dengan menolak wacana Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) yang mau menjadikan Danau Toba menjadi Wisata Syariah. Para pengurus dan anggota langsung turun gunung ke Medan dan menemui Gubernur Sumatra Utara (Gubsu) Eddy Rahmayadi, menyampaikan pernyataan wacana tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi, menjelaskan bahwa dirinya beserta Pemerintah Provinsi Sumatra Utara (Pemprovsu) tidak pernah mengeluarkan wacana tersebut. Itu hanya akal-akalan media saja. Sekali lagi, Paguyuban Pemuda Batak Bersatu (PPBB) serta anak-anak perantau asal Sumut menolak menolak wacana Danau Toba menjadi Wisata Syariah.
Dengan modal semangat dan kepercayaan diri tadi, pengurus Paguyuban Pemuda Batak Bersatu merekomendasikan melebarkan sayap ke lingkup nasional dengan terlebih dahulu mengubah nama Paguyuban Pemuda Batak Bersatu menjadi Pemuda Batak Bersatu (PBB). Pada Oktober 2019, organisasi yang memiliki legalitas dan sah berubah nama menjadi Pemuda Batak Bersatu.
Referensi
- ^ KOMPASIANA. "Singkatan Pemuda Batak Bersatu". kompasiana.com. Diakses tanggal 2021-06-05.
- ^ UBAHLAKU. "Berdirinya organisasi Pemuda Batak Bersatu". ubahlaku.id. Diakses tanggal 2021-07-13.
- ^ MEDIAREALITAS. "Ketua Umum Organisasi Masyarakat Pemuda Batak Bersatu biodata". mediarealitas.com. Diakses tanggal 2021-06-05.
- ^ Templat:Https://pemudabatakbersatu.or.id/sejarah-berdirinya-pemuda-batak-bersatu/
- ^ AGAARANEWS. "BADAN Hukum Pemuda Batak Bersatu". agaaranews.com. Diakses tanggal 2021-06-05.
- ^ "Menakar Solidaritas Pemuda Batak Bersatu di Tengah Masyarakat". monitorriau (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-07-13.
- ^ Kompasiana.com (2020-06-05). "Pemuda Batak Bersatu, Mempererat Orang Batak Tanpa Sekat Agama". KOMPASIANA. Diakses tanggal 2021-07-13.
- ^ redaksi (2021-04-20). "Organisasi Pemuda Batak Bersatu (PBB) Sumut : "Satu Rasa Satu Jiwa"". Bratapos.com. Diakses tanggal 2021-07-13.
- ^ inforajawali. "Terungkap Mendengar "Yel Yel " Pemuda Batak Bersatu, Ibunda Satgas Hendriko Silitonga yang Rumahnya Ludes Terbakar, Semakin Semangat | Info Rajawali". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-09. Diakses tanggal 2021-06-09.