Ronaldo Nazário

mantan pemain sepakbola profesional asal Brasil
Revisi sejak 22 September 2022 13.04 oleh 114.125.27.34 (bicara) (Perbaikan nama)

Ronaldo Luís Nazário de Lima (locally: [ʁoˈnawðu ˈlwiʒ nɐˈzaɾju dʒ ˈɫĩmɐ]; lahir 18 September 1976), umumnya dipanggil Ronaldo saja, adalah seorang mantan pemain dan legenda sepak bola Brasil. Oleh banyak pengamat dan pecinta sepak bola ia dianggap sebagai salah satu pemain sepak bola terbaik sepanjang masa.[1] Ia bermain sebagai penyerang dan terakhir kali bermain bagi klub Corinthians.

Ronaldo Luís Nazário de Lima
Ronaldo pada 2013
Informasi pribadi
Nama lengkap Ronaldo Luis Nazario de Lima
Tanggal lahir 18 September 1976 (umur 48)
Tempat lahir Rio de Janeiro, Brasil
Tinggi 183 sentim (6 ft 0 in)
Posisi bermain Striker
Karier junior
1986–1989 Tennis Club Valqueire
1989–1990 Social Ramos Club
1990–1993 São Cristóvão
Karier senior*
Tahun Tim Tampil (Gol)
1993–1994 Cruzeiro 34 (34)
1994–1996 PSV 46 (42)
1996–1997 Barcelona 37 (34)
1997–2002 Inter Milan 68 (49)
2002–2007 Real Madrid 127 (83)
2007–2008 AC Milan 20 (9)
2009–2011 Corinthians 52 (29)
Total 384 (280)
Tim nasional
1993 Brazil U-17 7 (5)
1996 Brasil U-23 8 (6)
1994–2011 Brasil 98 (62)
Prestasi
* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik

Setelah menderita serangkaian cedera serius sepanjang kariernya, Ronaldo pensiun pada 14 Februari 2011, dengan menyatakan rasa sakit dari cederanya dan hipotiroidisme sebagai alasannya untuk pensiun.[2]

Kelahiran

Seperti kebanyakan pemain sepak bola Brasil, Ronaldo berasal dari keluarga yang kurang mampu. Ia besar di Bento Ribeiro dan bermain sepak bola di jalanan kumuh di sekitar rumahnya. Ia bahkan tidak mampu membeli sepatu sepak bola agar bisa berlatih di klub pujaannya Flamengo. Namun bakatnya segera tercium oleh legenda Brasil, Jairzinho yang membawanya untuk bergabung dengan Cruzeiro.

Karier klub

1993: Cruzeiro

Awal karier Ronaldo dimulai ketika ia bergabung dengan Cruzeiro pada tahun 1993. Pada musim pertama dan satu-satunya di Cruzeiro, ia mengemas 12 gol dari 14 penampilan dan memenangkan Copa do Brasil untuk pertama kalinya. Setahun setelah debut profesionalnya ia dipanggil masuk skuat timnas sepak bola Brasil untuk Piala Dunia 1994 meskipun ia akhirnya tidak mendapatkan kesempatan bermain.

1994–1996: PSV Eindhoven

Piet de Visser yang merupakan pemandu bakat PSV Eindhoven menyarankan klub itu untuk menarik Ronaldo bergabung. Maka transfer sebesar $6 juta pun dilayangken kepada Cruzeiro yang tak kuasa menahan bintangnya untuk hengkang. Maka bergabunglah Ronaldo dengan klub Belanda tersebut. Pada musim pertamanya Ronaldo keluar sebagai pencetak gol terbanyak Liga Belanda dengan 30 gol. Pada musim keduanya Ronaldo berkutat dengan cedera lutut kanan (cedera yang selalu menggerogoti kariernya), namun ia berhasil mencetak 12 gol dalam 13 penampilannya dalam pertandingan Liga. Ronaldo juga berhasil meraih trofi Piala Belanda bersama PSV pada tahun 1996 dan dia menikah dengan Rihanna dan mereka mepunyai anak 2.

1996–1997: Barcelona

Sir Bobby Robson yang merupakan manajer FC Barcelona saat itu memproyeksikan Alan Shearer sebagi target utama, sayangnya Blackburn Rovers tidak mengijinkan Shearer untuk pindah (walaupun akhirnya Newcastle United yang mendapatkannya). Maka target pun beralih kepada Ronaldo untuk memakai seragam no. 9 di Barça. PSV Eindhoven setuju untuk melepas Ronaldo dengan nilai transfer 12 juta poundsterling. Penampilan Il Fenômeno mencapai puncaknya di Barça dimana ia secara spektakuler mencetak 47 gol dalam 49 penampilan untuk semua ajang kompetisi bersama Barça. Pergerakan Ronaldo yang gesit dan kuat bahkan pernah memporak porandakan pertahanan klub Celta Vigo yang menjadi lawan Barça di liga, dimana ia mencetak sebuah gol solo run melewati hampir semua pemain Celta Vigo. Penampilan impresifnya pun diganjar dengan meraih gelar Pemain Terbaik Dunia versi FIFA 1996. Ia menjadi pemain termuda yang pernah meraihnya dalam usia 20 tahun. Bersama Barça Ronaldo meraih trofi Winner Cup, Piala Spanyol dan Piala Super Spanyol. Ronaldo juga menjadi pencetak gol terbanyak di Liga dengan 34 gol dari 37 penampilan. Akan tetapi dibalik kesuksesan Ronaldo, Barça justru menunda-nunda perpanjangan kontrak sang penyerang sehingga Ronaldo menjadi tidak bahagia, dan akhirnya mulai menyuarakan keinginan untuk pindah. Pada akhir musimnya bersama Barça klub-klub besar mulai mendekati Ronaldo, salah satunya adalah Inter Milan.

1997–2002: Inter Milan

Keadaan Ronaldo yang mulai tidak bahagia di klubnya dimanfaatkan oleh Inter Milan yang membeli kontrak Ronaldo sebesar 19 juta poundsterling. Ronaldo menjadi pemain termahal dunia pada saat itu. Pada musim pertamnya di Inter Il Fenômeno mengantarkan klub barunya meraih gelar UEFA Cup yang mana ia mencetak hat-trick pada final melawan Lazio. Pada tahun ini Ronaldo pun kembali meraih gelar Pemain Terbaik Dunia versi FIFA untuk kedua kalinya secara berturut turut. Pada musim pertamanya ia mencetak total 34 gol dalam 47 penampilan dalam semua ajang kompetisi. Ronaldo pun menjadi tumpuan Brasil untuk meraih gelar Piala Dunia 1998 di Prancis. Namun setelah cedera misterius di final melawan tuan rumah Prancis, penempilan Ronaldo menurun tajam. Hal ini berpengaruh pada performa Ronaldo di klub dimana ia hanya bisa tampil 19 kali dalam pertandingan liga. Walaupun begitu ia masih bisa mencetak 14 gol bagi Inter, dan menjadi runner-up Pemain Terbaik Dunia versi FIFA dibawah Zinedine Zidane yang mengalahkannya dalam partai final Piala Dunia 1998. Pada musim ketiganya Ronaldo kembali mengalami cedera parah ketika melawan Lecce dalam laga Serie A, dokter tim pun menyarankan Ronaldo untuk di operasi sehingga praktis musim itu pun berakhir secara tragis untuk Ronaldo. Ia hanya tampil dalam 7 pertandingan Serie A dan mencetak 3 gol. Pada tanggal 12 April 2000 Ronaldo melakukan pertandingan pertamanya setelah cedera tetapi hanya mampu bertahan selama 7 menit dalam pertandinga Coppa Italia melawan Lazio. Lututnya kembali mengalami cedera sehingga ia pun absen sepanjang musim keempatnya bersama Inter. Setelah 2 operasi dan rehabilitasi yang memakan waktu 20 bulan. Ronaldo pun tampil kembali membela Inter dan mencetak 7 gol dalam 16 pertandingan dalam semua ajang kompetisi. Ia kemudian terpanggil dalam skuat Brasil untuk Piala Dunia 2002 di Jepang dan Korea, dimana ia secara luar biasa mengantar Brasil meraih gelar Piala Dunia yang kelima. Para fans Inter pun bersuka cita karena mereka mengharapkan Il Fenômeno akan kembali ke performa seperti dulu dan mengantarkan Inter meraih gelar Juara Serie A yang mereka idam-idamkan. Namun suatu proposal dari klub Real Madrid sebesar € 39 juta membuyarkan impian itu, Ronaldo memilih pindah ke Real Madrid yang sedang membangun timnya dengan mengumpulkan pemain-pemain terbaik dunia untuk bermain bagi El Real. Semasa di Inter total Ronaldo mencetak 59 gol dalam 99 penampilan.

2002–2006: Real Madrid

 
Ronaldo berseragam Real Madrid

Masuknya Ronaldo menjadi bagian skuat Los Galacticos Real Madrid, membuat El Real meraih keuntungan denga laku kerasnya kostum bernomor 11 bertuliskan Ronaldo. Hal yang memang diharapkan oleh manajemen Real Madrid. Pada musim pertamanya Ronaldo baru dapat tampil pertama kalinya membela El Real pada bulan Oktober 2002 karena cedera. Pada pertandingan debutnya Il Fenomeno mencetak 2 gol untuk kemenangan Real Madrid. Selama musim pertamanya ia mencetak 23 gol dalam 31 pertandingan, dan meraih gelar Liga pertamanya bersama klub dimana ia gagal meraihnya saat bersama Barcelona. Selain itu ia juga meraih gelar Piala Interkontinental dan Piala Super Spanyol. Pada musim keduanya Ronaldo,yang telah mengganti seragam no. 11 dengan no. 9, berhasil membawa Real Madrid melaju ke perempat final dalam kompetisi Liga Champion dimana Ronaldo mencetak hat-trick ketika melawan Manchester United di stadion Old Trafford. Namun pada akhir musim ia kembali menderita cedera sehingga El Real gagal mempertahankan juara Liga Spanyol dan tersingkir pada babak semifinal Liga Champions. Akan tetapi Il Fenômeno mampu meraih gelar top scorer dengan 24 golnya di ajang liga. Penampilan Ronaldo semakin menurun dikarenakan oleh kelebihan berat badan ditambah kedatangan beberapa pemain yang berposisi sama dengannya, Michael Owen, Antonio Cassano dan Ruud van Nistelrooy. Hubungannya dengan pelatih Real Madrid saat itu Fabio Capello pun memburuk. Bersama Real Madrid Ronaldo mencetak 177 gol dalam semua ajang kompetisi.

2007–2008: AC Milan

Perseteruannya dengan manajer Fabio Capello makin menjadi-jadi, ditambah dengan memburuknya hubungan Ronaldo dengan kapten Real Madrid, Raul membuat Ronaldo makin terpinggirkan dalam skuat El Real. Pada bulan Januari 2007 Ronaldo hadir untuk menonton pertandingan antara AC Milan melawan AS Roma. Gosip yang beredar Ronaldo akan pindah ke AC Milan merebak luas. Hal yang makin memperuncing permusuhan antar AC Milan dan Inter Milan mengingat Ronaldo pernah membela Inter Milan. Pada 26 Januari 2007 Ronaldo pun resmi menjadi bagian skuat I rossonerri dengan nilai transfer €7.5 juta. Ia memilih seragam bernomor 99. Ia memulai debutnya sebagai pemain pengganti pada laga melawan Livorno dimana AC Milan menang 2-1. Il Fenômeno mencetak gol pertamanya untuk AC Milan saat melawan Siena. Ia mencetak 2 gol dan memberi 1 assist unutk kemenangan AC Milan 4-3. Pada musim pertamnya Ronaldo tampil 14 kali dengan mencetak 7 gol. Musim keduanya meski dihiasi berbagai cedera, Ronaldo berhasil mencetak 9 gol dalam 20 penampilannya. Pada tanggal 13 Februari 2008, Il Fenômeno kembali menderita cedera parah di lutut kirinya ketika ia melompat untuk menyambut umpan silang saat Milan seri 1-1 melawan Livorno. Cederanya lutut kirinya membuat Ronaldo mengalami cedera lutut yang parah pada kedua kakinya. Hal ini yang membuat AC Milan tidak memperpanjang kontrak Ronaldo ketika musim berakhir. Ronaldo dilepas dengan status bebas trsnsfer.

2009–2011: Corinthians

Dalam upaya menyembuhkan cedera lutut kanannya, Ronaldo akhirnya berkesempatan untuk bergabung dengan klub idolanya semasa kecil, Flamengo. Akan tetapi Ronaldo pada detik-detik akhir memilih bergabung dengan rival Flamengo, Corinthians pada 9 Desember 2009 yang memancing amarah fans Flamengo. Pertandingan debut Ronaldo adalah pada tanggal 4 Maret 2009 melawan Itumbria pada ajang Copa do Brasil. 4 hari kemudian ia mencetak gol pertamanya untuk Corinthians ketika melawan Palmeiras pada ajang Liga Paulista. Il Fenômeno membawa Corinthians memenangkan Liga Paulista dengan mencetak 10 gol dalam 14 pertandingan. Pada Februari 2010 ia menandatangani perpanjangan kontrak bersama Corinthians sampai akhir 2011 dan berencana untuk pensiun sebagai pemain sepak bola, tetapi fisik berkata lain, Ronaldo tidak sanggup menahan cedera yang terus menggerogotinya serta kegemukan dan pada akhirnya kata pensiun terucap pada tanggal 14 Februari 2011.

Karier internasional

Piala Dunia 1994

Penampilan Ronaldo bersama Cruzeiro membawanya untuk bergabung dengan skuat Brasil untuk menghadapi ajang Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat. Debut internasional pertamanya bersama Seleção adalah melawan Argentina di Recife. Ronaldo tidak tampil sekalipun dalam ajang Piala Dunia 1994 yang mana dimenangkan oleh Brasil lewat kontribusi duet penyerang Romario dan Bebeto. Adapun penampilan pertama Ronaldo dalam ajang resmi bersama Seleção adalah pada Olimpiade 1996 di Atlanta. Saat itu ia bermain dengan nama Ronaldinho di punggungnya dikarenakan ada rekan setimnya yang juga bernama Ronaldo Guiaro dan berusia 2 tahun lebih tua dari Ronaldo. Brasil meraih medali perunggu di Atalanta 1996.

Piala Dunia 1998

Karier Ronaldo yang terus meroket bersama FC Barcelona dan Inter Milan membuatnya difavoritkan untuk meraih gelar Piala Dunia nya yang pertama sebagai pemain utama. Ditambah dengan gelar Pemain Terbaik Dunia versi FIFA dalam 2 tahun berturut-turut membuat prediksi bahwa Seleção akan meraih gelar kelimanya di Prancis makin melambung. Selama turnamen, Ronaldo menunjukkan permainan impresif dengan mencetak 4 gol dan 3 assist. Berpasangan dengan Bebeto di lini depan, Ronaldo membawa Brasil ke final Piala Dunia melawan tuan rumah Prancis di stadion Saint Denis. Namun 72 menit sebelum kick-off nama Ronaldo ditarik dari daftar starter melawan Prancis dengan alasan menderita epilepsi, hal yang mana masih menjadi misteri sampai saat ini. Ronaldo tetap tampil dalam final itu dan tidak bisa berbuat banyak dalam pertandingan sehingga Prancis memenangkan trofi Piala Dunia untuk pertama kalinya dengan keunggulan 3-0.

Piala Dunia 2002

Setelah sembuh dari cedera selama hampir 2 tahun, Seleção kembali memanggil Ronaldo, menyusul penampilannya yang makin membaik bersama Inter Milan. Pelatih Brasil, Luiz Felipe Scolari menjadikan Ronaldo bagian dari trio penyerang Seleção bersama dengan Rivaldo dan Ronaldinho. Penampilan impresif trio yang dijuluki 3 R berhasil membawa Brasil sekali lagi tampil di final dalam 3 Piala Dunia terakhir. Kali ini melawan Jerman yang mengandalkan penjaga gawang Oliver Kahn. Seleção kali ini meraih hasil maksimal dengan mengalahkan Jerman 2-0, kedua gol diborong oleh Il Fenômeno yang juga memastikan dirinya meraih penghargaan sebagai pencetak gol terbanyak dengan 8 gol. Ia juga menyamai rekor legenda Brasil, Pelé yang telah mencetak 12 gol selama tampil dalam ajang Piala Dunia.

Piala Dunia 2006

Ronaldo mengawali Piala Dunia FIFA 2006 dengan diselimuti kontroversi mengenai berat badannya yang tampak melebihi berat ideal. Ia dikritik karena kondisinya dianggap kurang fit serta penampilannya yang buruk. Meskipun begitu, pada pertandingan ketiga di babak pertama melawan Jepang, ia mencetak 2 gol yang membawanya sejajar dengan Gerd Müller sebagai pencetak gol terbanyak di Piala Dunia sepanjang sejarah dengan 14 gol. Satu gol yang dicetaknya saat melawan Ghana pada 27 Juni menjadikannya pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Piala Dunia dengan 15 gol. Seleção sendiri gagal mempertahankan gelar juara Piala Dunia, kalah 1-0 oleh Prancis dalam babak perempat final. Ini adalah penampilan terakhir Ronaldo bersama tim nasioanl Brasil dalam ajang resmi. Ia telah mencetak 62 gol dan tampil sebanyak 92 kali dengan seragam Seleção.

Gaya bermain

Pada awal kariernya, Ronaldo adalah tipe penyerang murni dengan kemampuan sprint cepat yang menusuk pertahanan lawan sambil mendribel bola dan piawai dalam menyelesaikan umpan-umpan terobosan. Kedua kaki Ronaldo merupakan senjata utamanya untuk mencetak gol demi gol, sementara kepalanya jarang digunakan untuk mencetak gol walaupun fisiknya cukup tinggi (183 cm). Ronaldo juga mempunyai keunggulan fisik yang memungkinkan ia berduel dengan bek lawan dan mampu menahan bola ketika menunggu bantuan rekan-rekan setimnya. Gaya ini terlihat jelas saat ia bermain untuk FC Barcelona dan pada musim pertamanya berkostum Inter Milan. Ketika ia bermain untuk Real Madrid ia sedikit mengubah gaya bermain dengan banyak mencari ruang kosong di antara bek dan melepaskan tendangan jarak jauh ke arah gawang. Hal ini lebih dikarenakan fisik Ronaldo yang sudah tidak memungkinkannya untuk tetap bermain dengan gaya naturalnya seperti ketika mengawali karier. Kelebihan berat badan dan cedera yang terus menimpanya merupakan alasan bagi Ronaldo untuk mengubah gaya bermainnya. Il Fenômeno juga merupakan pemain yang handal dalam menghadapi situasi bola mati, tercatat ia pernah menjadi penendang penalti, tendangan bebas sampai tendangan penjuru. Ia juga pernah menyandang ban kapten ketika bermain membela Inter Milan dan dalam beberapa pertandingan bersama Seleção. namun ronaldo juga dikenal karena gaya hidip yang tidak sehat dan juga kurang profesional dalam latihan.

Prestasi

Cruzeiro

  • Campeonato Mineiro (1): 1994
  • Copa do Brasil (1): 1993

PSV Eindhoven

  • KNVB Cup (1): 1996
  • Johan Cruijff-schaal (1): 1996

Barcelona

Inter Milan

  • UEFA Cup (1): 1998

Real Madrid

Corinthians

  • Campeonato Paulista (1): 2009
  • Copa do Brasil (1): 2009

Brazil

  • FIFA World Cup (2): 1994, 2002
  • Copa América (2): 1997, 1999
  • FIFA Confederations Cup (1): 1997

Penghargaan Individu

  • Supercopa Libertadores Top Scorer (1): 1993–94
  • Supercopa Libertadores Team of The Year (1): 1993-04
  • Campeonato Mineiro Top Scorer (1): 1993–94
  • Campeonato Mineiro Team of The Year (1): 1994
  • Eredivisie Top Scorer (1): 1994–95
  • World Soccer Magazine World Player of The Year (3): 1996, 1997, 2002
  • FIFA World Player of the Year (3): 1996, 1997, 2002.[6]
  • Trofeo EFE La Liga Ibero-American Player of the Year (2): 1996–97, 2002–03
  • Pichichi Trophy (2) 1996–1997, 2003-2004
  • European Golden Boot (1): 1996–97
  • Don Balón Award La Liga Foreign Player of the Year (1): 1996–97
  • Copa América Final Most Valuable Player (1): 1997
  • Copa América Most Valuable Player (1): 1997
  • FIFA Confederations Cup Bronze Shoe (1): 1997
  • FIFA Confederations Cup All-Star Team (1): 1997
  • Cup Winners Cup Final Most Valuable Player (1): 1997
  • Cup Winners Cup Top Goal Scorer (1): 1996–1997
  • Copa América All-Star Team (2): 1997, 1999
  • IFFHS World's Top Goal Scorer of the Year (1): 1997
  • Bravo Award (2): 1997, 1998
  • Onze d'Or (2): 1997, 2002
  • Ballon d'Or (2): 1997, 2002
  • European Sports Media ESM Team of the Year (2) 1996–97, 1997–98
  • Serie A Footballer of the Year (1): 1997–98
  • Serie A Foreign Footballer of the Year (1): 1997–98
  • UEFA Cup Final Most Valuable Player (1): 1998
  • UEFA Club Footballer of the Year (1): 1997–98
  • UEFA Club Best Forward (1): 1997–98
  • FIFA World Cup Golden Ball (1): 1998[124]
  • FIFA World Cup All-Star Team (2): 1998, 2002
  • FIFA World Player of the Year (Silver award) (1): 1998
  • Copa América Top Scorer (1): 1999
  • FIFA World Cup Golden Shoe (1): 2002[125]
  • FIFA World Cup Silver Ball (1): 2002
  • FIFA World Cup Final Most Valuable Player (1): 2002
  • Intercontinental Cup Man of the Match (1): 2002
  • UEFA Team of the Year (1): 2002
  • Laureus World Sports Awards Comeback of the Year (1): 2002
  • Strogaldo De Legendary Award (1): 2002
  • BBC Sports Personality of the Year Overseas Personality (1): 2002
  • FIFA World Player of the Year (Bronze award) (1): 2003
  • FIFA 100 (2004)
  • FIFA World Cup Bronze Shoe (1): 2006
  • Brazil national football team Hall of Fame: 2006
  • Golden Foot award (1): 2006
  • Serie A Player of the Decade: 1997–2007
  • France Football (magazine): Starting eleven of all time (2007)
  • Real Madrid Team of the century
  • Campeonato Paulista Best Player (1): 2009
  • Honor of Brazilian Football Confederation: 2010
  • Real Madrid Hall of fame: 2011

Referensi

  1. ^ "Top 100 Greatest Ever Footballers". Soccerlens. 
  2. ^ "Emocionado, Ronaldo atribui adeus às dores e ao hipotireoidismo" (dalam bahasa Portugis). Globo.com. 14 February 2011. 

Pranala luar